Makasih ya bang! Gue ga bakal celakain adek lo kok.
To: kakak ipar
Sent
Aku melangkahkan kaki menyusuri koridor yang mulai lengang, suara derap sepatuku pun juga terdengar karena saking sepinya. Aku terus berjalan dan mencoba mencari seseorang. Ketika sampai di koridor kelas XI aku melihat sosoknya yang membelakangiku, dia lagi ngobrol dengan seorang cowok. Senyum mengembang diwajahku dan langsung saja menghampirinya. Aku menutup matanya dengan tanganku dengan posisiku berada dibelakangnya.
"Ehhh siapa nih yang jahil, lepasin woy!" teriaknya sambil memukul-mukul tanganku. Aku mendekatkan mulutku ke telinganya.
"Nggak kangen sama aku hmmmm?" bisikku. Dia melepaskan tanganku dan berbalik. Wajahnya tampak sangat terkejut saat melihatku. Wajah terkejutnya sangat lucu, bulu matanya yang lentik naik turun menatapku tidak percaya. Dengan gemas aku menarik kedua pipinya.
"Jadi kamu ga kengen ya sama aku?" tanyaku sekali lagi sambil menarik-narik pipinya yang mirip bakpo. Dia menyerngit kesakitan dan menepuk tanganku dengan keras.
"Sakit Landoooo!" suaranya terdengar cempreng, aku pun melepas tarikannku. Dia mengelus pipinya dengan tampang cemberut. Aku terkekeh dan mengelus rambutnya pelan.
"Maaf sakit ya" sesalku dan beralih mengelus pipinya. Pipinya yang tadi berwarna merah sekarang tambah merah. Dia menyentak tanganku.
"Kok kamu ada disini? Bukannya kamu pulangnya besok ya?" tanyanya dan berusaha untuk bersikap biasa saja. Walaupun sikap gugupnya sangat kelihatan. Oh ya, fyi aku selama 2 minggu berada dirumah ommaku, rencananya aku mau pulang besok tapi karena terlalu kangen, jadinya aku mengambil penerbangan hari ini tanpa mengabarinya.
"Kamu nggak suka aku disini?"
"Bukan gitu, cuma aku kaget aja kamu tiba-tiba ada disini"
"Surprise, aku pulang. Maaf aku ga ngabarin kamu"
"Ga papa kok" dia mengembangkan senyuman yang selama 2 minggu ini aku rindukan. Aku membalas senyumannya dan menarik tangannya.
"Yok aku anterin pulang"ajakku.
"Ehhh tunggu bentar" ucapnya dan berbalik. Oh ya aku baru sadar kalau ada orang lain.
"Makasih formulirnya Rey, bakal gue isi kok. Kalo gitu gue duluan ya"
"Oh ya tentu. See ya" ujar laki-laki itu sambil mengangkat tangannya. Dia pun menoleh ke arahku dan tersenyum, aku membalas dengan anggukan kecil dan segera berbalik menggandeng tangan mungil Deisya.
"Siapa orang tadi?" tanyaku saat kami menuruni tangga.
"Orang mana?" dia malah bertanya balik dengan wajah super polos.
"Ya ampun, apa dosa aku bisa dapet cewek kayak gini sih?" tanyaku kepada rumput yang bergoyang. Eh ga deng.
"ihhh kamu nyebelin"
"Ya langsung ngambek, tambah jelek wajah kamu tau ga?"
"Aku mogok ngomong" rajuknya dengan wajah yang cemberut.
"Emang kamu mobil apa? Pake acara mogok segala"
"Ihhh tau ahh" wajahnya tambah cemberut. Aku tertawa melihat tingkahnya saat ini.
"Aku bercanda doang Syasya. Udahan ngambeknya, sekarang aku serius. Siapa cowok tadi?" berhenti tepat didepannya yang lagi menyerngit bingung.
"Maksud kamu Reynan?" dia menelengkan kepala.
"Oh jadi namanya Reynan. Ngomongin apa kalian tadi?"
"Itu, kamu mau tau aja atau mau tau banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLASYA (Completed)✔
Teen FictionProses Revisi Deisya, cewek biasa yang memiliki hubungan dengan salah satu cowok populer di sekolahnya. Hubungan yang sudah memasuki tahun ketiga. Arlando, seorang kapten basket menyatakan perasaannya saat pertengahan kelas IX. Hubungan Deisya dan A...