5. FLU DAN JERAWAT

2.8K 113 4
                                    

Maaf hari ini aku ga bisa jemput kamu. Kamu pergi sama Bang Zico aja ya. Sampai jumpa di sekolah.

From: Lando

Deisya memandang ponselnya dengan raut wajah kecewa. Dia berharap Arlando akan menjeputnya pagi ini, tapi kenyataan berkata lain. Terpaksa dia harus bersama Bos Besar berangkat sekolah. Memasukkan ponsel kedalam tas, dia berjalan gontai keluar dari kamar menuju lantai 1. Disana sepeti biasa Ayah selalu memakan sarapan sambil membaca koran pagi, Bunda sibuk didapur menyiapkan sarapan dan Zico juga fokus memakan roti sambil membolak balik bukunya. Deisya menarik kursi tepat disamping Zico dan duduk dengan tenang disana. Dia melirik Zico yang ada disampingnya, terlihat dia sedang fokus membaca materi yang ada dibuku itu.

"Tumben lo baca buku pelajaran bang? Biasanyakan lo lebih milih bales chat cewek dari pada baca buku" celetuk Deisya.

"Sekarangkan abang udah kelas XII, of course harus rajin belajar kan?" Zico tetap fokus ke arah bukunya.

"Gayaan rajin belajar, tadi malam ngapain aja? Abang pikir aku ga tau kalau abang main game online sampai larut?" bisik Deisya, kepala Zico terangkat dan menatap horornya.

"Sssttt, tuh mulut ga ember sekali aja bisa?"

"Aku akan tutup mulut kalo abang batalin perjanjian kemaren dan abang harus beliin kouta internetku" tawar Deisya dengan senyum licik.

"Ini ga ad... "

"Setuju atau aku bilang sama Bunda" ancamnya.

"Oke deh, deal!" pasrah Zico dan kembali membaca bukunya.

"Loh Syasya, kamu kok belum sarapan juga? Ayo cepat sarapan nanti telat lagi. Dan ini bekal kamu, dimakan ya!" suara Bunda membuat Deisya terkejut.

"Iya, ini Syasya mau sarapan juga kok Bun, makasih bekalnya ya Bun" jawab Deisya dan segera menjangkau roti tawar yang berada dihadapannya. Bunda melenggang pergi kedapur melanjutkan kegiatannya yang lain. Deisya mengoleskan selai strawberry dengan cepat setelah itu dimakan dalam sekali tungapan. Mulutnya gembung dipenuhi oleh roti.

"Kamu ngapain makan kayak gini, ntar keselek mampus" perkataan Zico membuat Ayah menatapnya tajam. Zico hanya nyengir dan mengambil segelas susu untuk diberikan ke Deisya. Deisya mengambil gelas itu dan menghabiskannya dalam sekejap.

"Syasya kamu makannya pelan-pelan dong, kalau keselek kan ga baik juga buat kamunya" nasehat Ayah untuk anaknya Deisya.

"Iya Yah, Syasya ga akan ngulangin lagi kok" Deisya mengangkat jari kelingkingnya, tanda dia berjanji. Ayahnya terkekeh melihat kelakuan putrinya itu.

"Aku udah selesai sarapannya. Berangkat dulu ya Yah, Bun!" Zico menyalami dan mencium pipi kedua orang tuanya. Melihat Zico yang mau berangakat, dia segera beranjak dan juga ikut berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Bang!!!!! Aku mau nebeng!!" teriak Deisya. Zico yang mau masuk kedalam mobil berhenti dan memandang aneh adiknya.

"Lo ga sama cowok lo emang?"

"Ga, dia ga bisa katanya. Udah deh jangan banyak tanya, mending kita cus pergi sekolah keburu gerbang ditutup nih" ucap Deisya yang segera masuk kedalam mobil.

"Yang punya mobil siapa yang nebeng siapa!" gerutu Zico pelan dan segera mengikuti Deisya memasuki mobil.

~~~

"Tumben kompakan lo berdua, make up-an dimana tuh?" celetuk Arsen saat melihat Arland dan Vannes yang kelihatan kacau setibanya mereka dikantin. Wajah mereka banyak luka lebam.

"Lo mau juga? Sini biar gue dandanin, gue master dalam bidang itu" Vannes menjawab dengan wajah senang.

"Dengan senang hati saya menolak itu master" Arsen menjawab dengan tenang, padahal didalam hati sudah ketakutan.

ARLASYA (Completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang