Arlando menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur, matanya sendu melihat langit-langit kamarnya yang remang-remang karena hanya disinari lampu tidur. Baru saja dia habis menyanyikan sebuah lagu untuk Deisya, itu bukanlah pertama kalinya dia melakukan itu. Sudah sering dia menyanyikan lagu untuk pengantar tidur Deisya, dan dia sangat menyukai kebiasaannya itu. Sudah hampir 3 tahun mereka menjalin hubungan, dan tak bisa dipungkiri bahwa rasa sayangnya ke Deisya sudah besar. Dia tersenyum ketika mengingat wajah cemberut Deisya, dia sangat menyukai ekspresi Deisya yang satu ini. Menurutnya sangat menggemaskan.
"Huft... " helaan nafas keluar dari bibirnya. Dia teringat akan kajadian yang terjadi dirumah ini sebelum dia menelfon Deisya.
Falshback on
Dia membuka pintu rumah setelah mengantarkan Lia ke rumah neneknya. Dia menangkap sosok Papanya sedang duduk dengan tenang di sofa ruang tamu sambil bersedekap, secangkir kopi dengan asap yang masih membumbung telah tersaji didepan pria itu. Tatapan mata hitam legam itu sangat menusuk, tajam dan terkesan dingin menatap mata sang anak yang kalau dilihat sama persis dengan mata si pria. Mendadak Arlando menjadi kaku dan juga ada sebersit rindu yang melandanya. Kakinya pun membawa raganya mendekati sofa yang tepat berada dihadapan pria itu. Duduk dengan sopan, dan mulai menunggu dengan gelisah. Apakah Arlando berbuat salah sampai membuat ayahnya kelihatan marah? Tunggu.... Apa ayahnya mengetahui tentang itu? Kegelisahan bertambah dihati Arland, duduknya makin tak senang. Dia serasa duduk diatas batu bara, oke itu terlalu berlebihan. Tapi seperti itulah umpamaannya.
"Dimana Herland?" Adam, Papanya mulai buka suara setelah sesi tegang selama beberapa menit tadi.
"I.. Itu, dia lagi... Nginep dirumah temannya!" jawabnya dengan latah. Jujur saja, dia sama sekali tidak mengetahui keberadaan adiknya itu terpaksa dia harus berbohong kepada Papanya.
"Dia kabur lagi kan? Apa saja yang kamu lakukan selama ini hah? Sampai Herland bisa kabur dengan mudah!" suara dingin Adam membuat Arlando menunduk. Memang sangat susah untuk berbohong kepada Papanya.
"Papa sudah menyuruh orang untuk mencari Herlando dan tugasmu sebagai kakak seharusnya menjaga Herland dengan baik. Jangan keasikkan pacaran mulu, sampai lupa dengan keberadaan adik sendiri. Papa bekerja itu untuk kalian, seharusnya kalian bersyukur bisa mendapatkan fasilitas yang lengkap. Tapi apa balasan kalian? Hanya membuat malu Papa!" tampaknya emosi Adam sudah membuncah, terbukti dari suaranya yang semakin meninggi. Arlando yang mendengar itu merasa tidak terima, dia mengangkat kepalanya menantang tatapan tajam nan dingin Papanya.
"Emang, kami mendapat fasilitas lengkap dari hasil kerja keras Papa. Tapi ada kesalahan besar yang Papa lupakan. Kasih kami kehangatan keluarga Pa! Kami bersyukur bisa mendapat fasilitas dari kekayaan Papa, tapi yang sangat amat kami butuhkan itu hanya kasih sayang seorang Ayah. Sesimple itu Pa, hanya itu yang kami butuh. Kami sudah kehilangan sosok Mama yang selalu memberikan kami pelukan hangat disetiap keadaan, dan sekarang kami hanya memilikimu Pa. Apa Papa ga mau meluangkan waktu sehari saja untuk bercengkrama hangat dengan kami, pergi liburan dengan kami, sarapan dimeja makan bersama dan saling komentar tentang berita ditelevisi. Apa Papa ga menginginkan hal itu terjadi lagi dikeluarga kita?" semua yang dipendamnya seketika keluar, emosinya juga sudah tak dapat dibendung lagi. Air mata juga membasahi mata hitam legamnya Arlando, dia memang laki tapi tak bisa dipungkiri bahwa dia juga sangat merasa sedih akan hal ini. Dia berdiri dari duduknya dan menatap sendu Adam. Dengan sangat lirih dia berkata.
"Kami sangat sayang Papa" kakinya langsung melangkah meninggalkan Adam yang masih terdiam diruang tamu. Air matanya kembali jatuh sesampainya dia dikamar yang bernuansa hitam miliknya. Dia terduduk disamping kasur dan menengadahkan kepalanya dengan kasur sebagai sandaran. Perasaannya terasa lebih baik setelah bicara jujur ke Adam. Tapi masih ada kesedihan yang masih membekas dihatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLASYA (Completed)✔
Teen FictionProses Revisi Deisya, cewek biasa yang memiliki hubungan dengan salah satu cowok populer di sekolahnya. Hubungan yang sudah memasuki tahun ketiga. Arlando, seorang kapten basket menyatakan perasaannya saat pertengahan kelas IX. Hubungan Deisya dan A...