19. KABUR

1.4K 80 2
                                    

"Apa kamu segitu bencinya sama aku Land?" pertanyaan Lia membuat Arlando lansung terdiam. Dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, matanya lurus menatap kedepan. Dia juga tidak tau apa yang dia rasakan saat berdekatan dengan Lia.

"Jawab aku Lan!" lirih Lia. Saat ini dia sedang berusaha menahan air mata yang menumpuk. Dia sangat menyesali hal yang dulu. Yang dia inginkan hanyalah Arlando menerima maafnya. Bukan tanpa alasan dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata perpisahan kepada mereka. Dia terpaksa.

Lia mencengkram erat tali tas yang ada dipangkuannya, dadanya terasa sakit. Kepalanya masih menunduk, tak terasa setetes air mata meluncur di pipi putihnya. Rambutnya yang tidak diikat membuat air mata itu tak terlihat oleh Arlando.

"Gue bukannya benci sama lo. Tapi gue butuh waktu untuk menerima keberadaan lo setelah menghilang begitu saja. Gue butuh penyesuaian" jawab Arlando yang masih saja memandang ke depan, ntah apa yang diperhatikannya.

"Apa segitu susahnya menerima keberadaan aku? Aku mau kita seperti dulu, berteman dan bersahabat kayak kita kecil dulu" Lia mengangkat kepalanya agar bisa memandang Arlando. Arlando menggeleng kepala disertai senyum kecutnya.

"Lo egois tau ga! Lo mau kita kayak dulu lagi setelah lo datang kehadapan gue dengan tiba-tiba. Trus lo mau gue harus maafin lo sekarang juga? Ga bisa Mi, gue masih merasakan sakit itu. Lo ninggalin gue ketika gue sangat membutuhkan lo" cecar Arlando dengan mata menatap manik biru lautnya Lia yang telah berderai air mata. Arlando mengacak rambutnya, dia sangat tidak suka melihat cewek menangis.

Tangannya pun menarik Lia kedekapannya, punggung cewek itu di elusnya pelan supaya dia merasa sedikit lebih tenang. Lia yang dapat perlakuan seperti itu hanya mematung, dia sangat terkejut.

"Lo tau kan, kalo gue lemah liat cewek nangis?" ucap Arlando diatas kepalanya. Lia mengangguk pelan dan membalas pelukan itu dengan erat, melepas rindunya yang sudah tak tertahan. Air matanya kembali jatuh tapi sekarang bukan air mata kesedihan, tapi air mata senang. Senang bisa diperlakukan seperti ini oleh Arlando.

Kedua tangan Arlando mendorong pelan bahu Lia, sehingga pelukan mereka merenggang. Lia menghapus cepat air matanya dan menunduk malu. "Dimana rumah lo?"

Lia menyebutkan alamatnya. Mobil pun berjalan menjauhi rumah sakit. Dan dikamar inap Herland, dia sekarang sedang mengganti pakaian rumah sakit yang dikenakannya dengan pakaian yang dibawakan Arlando tadi. Kaos putih polos ditutupi dengan jaket hitam berhoddie, celana levis hitam serta sepatu adidas coklat. Dia memakai masker hitamnya, menaikkan hoddienya sampai menutupi sebagian wajahnya dan tak lupa topi putih juga bertengger dikepalanya.

Dengan langkah yang sangat pelan, dia membuka pintu kamarnya dengan hati-hati. Koridor lengang, tak mau membuang kesempatan dia berjalan santai agar tidak ada satu pun orang yang mencurigainya. Tapi itu useless, siapa juga yang gak curiga melihat orang berhoddie hitam yang juga memakai masker hitam serta matanya ditutupi oleh topi putih? Tentu saja semua orang melihatnya aneh. Tapi lebih anehnya lagi, mereka pada cuek dengan penampilan Herland. Mereka hanya berfikir dia hanya seorang Abg gila yang suka memakai pakaian aneh. Dan dengan mulus tanpa ada rintangan yang menghadangnya (ya iyalah, emang ini ninja warrior apa) dia berhasil melewati pintu keluar.

Udara kota menyambutnya ketika keluar dari rumah sakit, dia membuka maskernya dan berjalan pelan menyusuri trotoar. Matanya fokus pada ponsel dihadapannya, setelah menemukan nomor yang dituju. Dia segera menghubunginya.

"Dimana lo sekarang?"

~~~

"Hahaha, ternyata kamu masih hidup" ujar seorang pria dengan sebatang rokok yang yang menyala diujungnya. Dia tak sendirian diruangan yang hanya disinari oleh sinar bulan ini, ada 5 bodyguard yang berdiri kokok dibelakangnya dan dua orang cowok yang masih SMA, satu sedang duduk disampingnya dan satu lagi berdiri tak jauh di hadapan mereka. Ruangan itu dipenuhi asap rokok, tapi tak menganggu satu orang pun didalamnya.

ARLASYA (Completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang