"Sebenarnya... "
Ceklek
"Eh, kamu sudah sadar, ya? Masih merasa pusing?" perkataanku terpotong ketika guru pengurus UKS masuk. Aku dan Lando terkejut, dia turun dari brankar dan menunduk hormat keguru itu, seingatku nama guru itu Bu Yani.
"Udah ga pusing kok bu" jawabku sambil tersenyum, dia membalas dengan senyuman dan melihat ke samping kananku.
"Arlando! Kamu kenapa ada disini?" wajah Bu Yani penuh akan tanda tanya.
"Saya lagi jagain pacar saya Bu, kasian dia cuma sendiri diuks yang dingin ini" Jawabnya tanpa takut kena marah. Aku mencubit lengannya dengan keras, dia mengaduh pelan dan mengusap-ngusap lengannya yang kena cubit tadi. Delikan kesal kupancarkan kearahnya, dia menyerngit dan menggidikkan bahu. Kugerakkan mata kearah Bu Yani. Bukannya marah, Bu Yani malah seperti orang yang kebingungan.
"Siapa pacar kamu?" aku melongo mendengar penuturan Bu Yani, ternyata benar gosip tentang guru ini, guru paling lemot.
"Siapa lagi kalau bukan yang disamping saya Bu Yani yang cantiknya ngalahin mimi peri" ucap Lando disela-sela katupan giginya.
"Oalahhh makasih atas pujiannya. Dimana-mana banyak kok yang bilang kalo Ibu ini cantik! Tapi pas ibu masih muda, ibu jaaaaauuuuhhhh lebih cantik loh. Ngalahi Raisa lah, kalian pasti ga percaya kan? Tapi itu asli, kalo ga percaya ibu ada kok foto pas jaman SMA" Ibu Yani berjalan cepat kearah tasnya dan mengobrak abrik isi didalamnya. Lando gelagapan dan terlihat salah tingkah.
"Ehh, maaf Bu saya mending masuk kelas sekarang, takut ketinggalan pelajaran. Misi Bu!"
"Udah mau masuk kelas? Ga mau liat foto ibu dulu?"
"Lain kali aja bu, kalo gitu saya permisi" Lando berjalan cepat keluar dari UKS. Aku ingin meneriakinya tapi karena ada Bu Yani, aku mengurungkan niatanku. Masa dia ninggalin aku sama Bu Yani? Tiba-tiba sosoknya kembali terlihat dipintu UKS.
"Oh ya Bu! Kayaknya Deisya masih kurang sehat, mending disuruh istirahat lagi aja Bu" usul Lando membuatku bernafas lega, dia mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum sambil menaik-naikkan alisnya.
"Siapa Deisya?" aku menepuk dahiku. Heran kenapa ada guru yang segitu lemotnya.
"Cewek itu bu" tunjuk Lando kearahku.
"Oh bener, kamu Deisya! Istirahat lagi aja, jangan sampai pingsan lagi. Menjaga kesehatan itu penting, apalagi kamu seorang siswa, kamu butuh tenaga untuk belajar" Lagi-lagi Bu Yani berbicara panjang lebar membuatku muak, tapi mana mungkin aku liatin kalo aku muak, say hello untuk BK.
"Iya Bu" balasku dan kembali berbaring. Aku menengok kearah pintu dan masih menemukan Lando disana, aku mengatakan terima kasih tanpa suara dan dia mengerti maksudku. Dia tersenyum dan melambai pergi. Aku berusaha menemukan posisi nyaman untuk tidur, mataku mulai tertutup dan berusaha menggapai alam mimpi.
~~~
Author pov
"Kenapa Eric bisa kenal Deisya?" Arland bertanya dengan wajah dingin. Dia melipat tangan didada dan bersandar ditepian rooftop. Orang yang ditanya hanya menatap jengah Arland.
"Kenapa tanya sama gue? Tanya tuh sama cewek bodoh lo" Arlando mencoba sabar mendengar balasan orang itu. Dia menutup mata, menarik nafas dan menghembuskannya dengan perlahan. Mata tajamnya kembali terbuka dan bertubrukan dengan mata lawan bicaranya.
"Gue yakin ini pasti ada hubungannya sama lo"
Orang itu mengangkat sebelah alisnya dan tertawa remeh. "Haha, atas dasar apa lo berpikir kayak gitu? Karna Eric itu kenalan gue? Bukannya lo juga kenalan Eric ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLASYA (Completed)✔
Teen FictionProses Revisi Deisya, cewek biasa yang memiliki hubungan dengan salah satu cowok populer di sekolahnya. Hubungan yang sudah memasuki tahun ketiga. Arlando, seorang kapten basket menyatakan perasaannya saat pertengahan kelas IX. Hubungan Deisya dan A...