Motorku pun berhenti disebuah rumah yang kata Elzan itu rumah si Biologi. Tanganku sudah terangkat menekan bell, tapi ditahan oleh Elzan.
"Biar gue aja, ntar lo main hajar anak orang lagi" aku mendengus dan membiarkan Elzan menekan bell rumah itu. Tak lama penghuni rumah itu membukakan pintu.
"Ada apa Za..n, ngapain lo disini?" nada suaranya yang awalnya biasa-biasa saja berubah menjadi nyolot setelah melihat keberadaanku.
"Dimana Deisya?" tanyaku to the point.
"Kenapa lo nanya ke gue, lo kan cowoknya!"
"Dimana Deisya?!" intonasi suaraku naik.
"Dia ga ada"
"Oh, dia di dalem!" aku langsung menyelonong masuk rumah si Biologi. Dia terkejut dan mengejarku, begitu pun Elzan. Di ruang tamu aku melihat seorang cewek yang duduk membelakangiku, aku agak ragu kalau itu Deisya. Karena terlalu kebawa emosi, aku menghampiri cewek itu dan menariknya dengan kasar sehingga dia reflek berdiri. Ternyata benar dia bukan Deisya, aku melepaskan cekalanku dan melihat sana sini.
"Dimana Deisya" tanyaku ke cewek tadi. Cewek itu malah diam terpaku melihatku.
"Ck!" decakku dan pergi dari hadapannya.
"Deisya ga dateng" aku yang berjalan kearah kolam renang seketika berhenti mendengar pernyatan si Biologi. Aku mandang curiga kearahnya, dia berjalan melewatiku dan duduk dikursi yang terbuat dari rotan. Kursi itu menghadap kearah kolam renang.
"Apa maksud lo? Tadi disms--"
"Duduk lo" dia mengarahkan dagunya kekursi yang satunya lagi.
"Kenapa juga gue harus duduk disana, tinggal jawab aja dimana Deisya"
"Batu lo ya, duduk aja. Ada yang mau gue omongin. Dan itu tentang Deisya" dengan terpaksa aku duduk dikursi itu.
"Gue suka sama Deisya"
"Lo mau gua hajar lagi?" meliriknya tajam.
"Tapi dia sayangnya sama lo"
"Ya tentu dia sayang sama gue" banggaku.
"Trus ngapain lo diemin dia?" balasnya dengan nada kesal.
"Lo yang ngapain, udah tau Deisya sayang sama gue, malah lo dekatin. Ga laku lo?" mulai lagi, aku kepancing lagi.
"Gue dekatin dia cuma mau jadi temannya doang, ga lebih. Gue sadar diri kok, ga mungkin juga gue dekatin cewek yang udah jadi milik orang lain" penjelasannya membuatku terkejut. Itu beneran?
"Alah, ngeles aja trus"
"Kemaren itu hanya salah paham, lo harusnya denger penjelasan Deisya. Lo ga tau seberapa khawatirnya dia sama elo?"
"Ya gue tau, makanya gue cari Deisya." aku mengusap wajahku.
"Lo tau apa alasan Deisya ga nerima ajakkan gue?"
"Apa?" tanyaku penasaran. Dia menoleh kearahku dengan wajah yang sepertinya sedikit terluka. Atau hanya fatamorgana saja?
"Gue ceritain aja"
Flashback
"Halo Asslamu'alaikum. Lo jadi ikutan Sya?"
"Walaikumsalam. Kayaknya gue ga bis deh Nan"
"Loh, kenapa? Karena cowok lo ya?" Deisya terdiam sesaat.
"Nan, lo pernah cemburu ga?" Reynan menyerngit mendengar perkataan Deisya yang menurutnya sangat aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLASYA (Completed)✔
Teen FictionProses Revisi Deisya, cewek biasa yang memiliki hubungan dengan salah satu cowok populer di sekolahnya. Hubungan yang sudah memasuki tahun ketiga. Arlando, seorang kapten basket menyatakan perasaannya saat pertengahan kelas IX. Hubungan Deisya dan A...