28. Telfon

1.2K 70 2
                                    

"Nay.. Bukannya gue ga mau bagi sama lo, tapi... " Deisya tiba-tiba tergagap, Nayla menatapnya tajam. Nayla mendekat dan menggenggam erat tangan Deisya.

"Tapi apa Sya? Cerita sama gue, gue ini sahabat lo kan?" Nayla menuntun Deisya untuk bercerita kepadanya. Deisya menunduk, dia menarik nafas panjang.

"Tapi gue belum siap Nay, lo udah lumayan deket sama dia. Gue ga mau pertemanan kalian hancur"

"Dan menghancurkan persahabatan kita?" sela Nayla.

"Bukan gitu, tapi.. " Deisya kembali kehabisan kata. Nayla membuang nafas kasar.

"Gue, elo, dan Keyla udah lama bersahabat. Gue mau pun Keyla ga akan mau sahabat kami yang bawel ini sedih, jadi gue mohon Sya. Bagi masalah lo sama gue, jangan pendem sendiri. Bisa jadi penyakit" ujar Nayla. Deisya terkekeh mendengar perkataan terakhir Nayla.

"Nah gitu dong, senyum"

Ting!

"Bentar deh, hp gue bunyi" Nayla menjangkau ponsel yang berada tak jauh darinya. Deisya yang kepo ikut melirik pesan chat yang diterima Nayla.

"What?!! Tuh cewek keganjenan banget ya, sumpah gue kecewa sama dia. Ga nyangka gue temenan sama uler!" Nayla melempar ponselnya ke atas kasur dan bergidik ngeri. Deisya yang belum sempat membaca chat dari Keyla pun mengambilnya kembali.

Nay! Gue mau nanya nih! - Keyla

Apaan? - Nayla

Sjk kpn Lia akrb sma Arland? - Keyla

Emang kenapa dah? - Nayla

G, td pas istirht dia bareng tuh curut
Woy
Nay! Kok lo diem sih?
Nay! Lah si kampret😈, gue off! Bye
- Keyla.

Deisya terdiam setelah membaca isi chat itu, dadanya kembari bergemuru. Keinginannya sekarang adalah segera kembali ke sekolah agar Lia tak bisa lagi mendekati Lando. Dia ikut melemparkan ponsel Nayla ke atas kasur dan kembali menyibukkan diri dengan ragam soal Biologi.

"Lo ga papa kan Sya?" suara Nayla kembali terdengar, Deisya meliriknya dan ternyata dia juga ikut belajar. Deisya kembali membaca soal.

"Bohong kalo gue bilang ga papa, tapi apa daya gue? Jarak gue sama dia sekarang jauh, hhhh, sekarang gue berharap hidup di dunia fantasi dan memiliki kemampuan untuk teleportasi. Biar gue ga perlu jauhan kayak gini" keluh Deisya. Nayla terkekeh geli.

"Khayalan lo terlalu tinggi deh" ejek Nayla.

"Hehehe, dah lupain itu sekarang. Fokus aja sama soal di depan lo, kasian di anggurin mulu"

Pluk! Bantal sukses mendarat di kepala Deisya, dia cemberut dan melemparnya kembali.

"Woy! Bengong lagi lo, ntar keserupan penunggu disini bisa barabe loh!" seruan Nayla menyentak Deisya. Dia menerjap-nerjap kecil, mencoba memulihkan kesadaran.

"Eh, hehe maap" di garuknya belakang kepala yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. Nayla mengangguk mengerti dan kembali melanjutkan makannya, sekarang mereka sedang sarapan bersama di kantin asrama.

"Lo lagi mikirin apa sih Sya?" Deisya mendongak melihat sosok cowok china di depannya, disamping cowok itu ada Reynand yang lagi makan sambil membaca buku.

"Ga lagi mikirin apa-apa kok Yuan" sahut Deisya disertai senyuman kecil. Yuan adalah anak biologi, sama dengannya. Dia berteman dengan Reynand dari olimpiade tahun lalu.

ARLASYA (Completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang