Tidak ada kata 'habis' untuk suatu masalah,namun ada kata 'selesai' untuk menghentikan masalah itu untuk sesaat.
____________________________________
"Beb,kamu kenapa sih daritadi diem aja?" Andre yang sibuk menyetir itu,tak menatap pacarnya yang sedang heran dengan sikapnya hari ini.
"Beb" Nathalie meraih satu tangan Andre yang sedang menyetir dan sedikit menggoyangkannya.
"Nath,kamu bisa diem dulu gak sih,aku tuh lagi banyak masalah,kamu jangan buat aku tambah pusing" Andre yang sedari tadi diam itu kini mengeluarkan suaranya dengan nada sedikit tinggi membuat gadis disampingnya itu tertegun.
"Kamu sadar gak sih Ndre,kamu tuh dari tadi diem terus,aku ajak ngobrol juga diam aja sekalinya jawab jawaban kamu tuh gak nyambung,kalau ada masalah tuh cerita" Nathalie juga ikut meninggikan suaranya.
Nathalie memang tak salah,sedari tadi di sekolah Andre yang biasa banyak tingkahnya itu hanya diam saja dan juga melamun.
Jelas saja itu membuat heran teman temannya tak terkecuali Nathalie,yang saat ini menjadi pacarnya.
Andre menepikan mobilnya,lalu mengusap rambutnya kasar,dan memumukul stir mobilnya.
Brak
"Gak semua masalah aku harus cerita sama kamu Nath" Andre berucap dingin.
"Terserah kamu" Nathalie membalas ucapan Andre dingin dan sedikit melirik Andre yang kini sedang memejamkan matanya.
Andre kembali menjalankan mobilnya,dan hanya ada keheningan yang mengiri perjalanan pulang mereka.
Hingga mobil Andre berhenti di depan rumah Nathalie, Nathalie pun tak langsung turun dari mobil Andre ia diam dan menatap Andre yang sedang menatap lurus.
"Maaf" kata itu keluar dari mulut Andre saat Nathalie akan turun dari mobilnya.
Nathalie yang tadi sudah hampir membuka pintu mobil kembali menatap Andre yang kini juga sedang menatapnya.
"Aku ngerti" balas Nathalie seraya menganggukjan kepalanya,lalu ia membuka pintu mobil Andre lalu keluar dan memasuki rumahnya dan itu tak lepas dari pandangan Andre.
Brak
Setelah Nathalie masuk kerumahnya,Andre memukul stir mobilnya keras,lalu ia menjalankan mobilnya memasuki halaman rumahnya.
____________________________________
'Lowongan pekerjaan.
Dibutuhkan segera pria/wanita usia maksimal 40 tahun untuk menjadi karyawan/kryawati.'
Mata Rachel terpaku pada kertas yang menempel di sebuah pintu toko roti,lalu Rachel tersenyum senang.
Sepertinya ia tak perlu lebih lama lagi merepotkan keluarga Rafa,ia pun langsung memasuki toko roti itu.
"Ada yang bisa saya bantu dek" ucap seorang pelayan yang sedang duduk dibalik meja kasir,Rachel tersenyum lalu menghampiri pelayan itu.
"Emm,Mbak,itu tulisan didepan itu benar?toko roti ini butuh pegawai baru?" Rachel bertanya sopan yang diangguki oleh pelayan kasir itu.
"Iya benar" Rachel tersenyum senang mendengar jawaban sang pelayan.
"Saya mau ngelamar kerja disini,bisa?" Pelayan itu kembali tersenyum yang dibalas oleh Rachel.
"Sebentar ya dek,saya panggil atasan saya dulu" Rachel mengangguk sebagai jawaban, lalu sang pelayan pergi meninggalkannya.
Tak lama Rachel menunggu muncul seorang pelayang tadi bersama wanita yang umurnya mungkin seumuran dengan Mama Rafa.
"Dek,kenalin ini Bu Jihan pemilik toko roti ini" pelayan tadi memperkenalkan sang pemilik toko roti.
Rachel menatap Bu Jihan yang tersenyum kearahnya lalu ia mencium tangan Bu Jihan.
"Jadi,kamu beneran mau kerja disini?" tanya Bu Jihan ramah,setelah mengajak Rachel duduk dibangku yang berada di toko roti itu.
"Iya Bu" jawab Rachel.
"Apa alasan kamu mau kerja di toko roti saya?apalagi kamu kelihatanya masih sekolah" Bu Jihan menatap Rachel yang saat ini masih menggunakan seragam sekolahnya.
Rachel memang sengaja tidak pulang bersama Rafa,karna tadi ia menolak ajakan Rafa.
"Saya butuh uang Bu,Mama saya sudah meninggal saat saya masih kecil Kakak saya pun gak tahu dimana,Ayah juga tidak bekerja" jawab Rachel jujur,membuat Bu Jihan menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Jujur ia kagum dengan gadis didepannya ini,masih muda namun sudah menanggung beban seberat itu, tangannya tanpa dikomando meluncur mengusap kepala Rachel lembut.
"Kamu saya terima kerja disini" ucapan Bu Jihan membuat Rachel tak henti hentinya mengucap syukur dalam hati.
"Terimakasih Bu,terimakasih" Rachel berkali kali mencium punggung tangan Bu Jihan,membuat sang empunya tersenyum tulus.
"Kapan saya bisa mulai kerja Bu?" tanya Rachel.
"Kamu bisa memulainya besok" jawab Bu Jihan.
______________________________________
Senyuman tak henti hentinya terpampang di wajah cantik Rachel,sampai ia memasuki apartemen.
Mata Rachel memicing menatap ruang tamu,disana Ayahnya sedang berbaring
"Uhuk" Rachel lalu segera menghampiri Ayahnya.
"Yah,Ayah gak papa kan?" Rachel bertanya menatap Ayahnya yang tampak pucat.
"Uhuk,Ayah gak papa kok,kamu gak perlu khawatir" jawab Ayah Rachel.
"Uhuk" Ayah Rachel kembali batuk batuk.
"Ayah sakit,dari tadi Ayah tuh batuk" ucap Rachel, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan bubur dan teh hangat untuk Ayahnya.
"Yah" panggil Rachel saat dirinya datang dengan semangkok bubur dan secangkir teh hangat.
"Ayah makan dulu" Rachel membantu Ayahnya duduk.
"Gimana sekolah kamu?" tanya Gunawan.
"Baik,oh iya Yah,Rachel rasa kita sudah terlalu nyusahin keluarganya Rafa" ucap Rachel seraya menyuapi Ayahnya.
"Iya Hel,Ayah jadi merasa gak enak" ucap Gunawan.
"Rachel dapat kerjaan Yah" Gunawan menatap putrinya sedih.
"Tadi Rachel gak sengaja baca lowongan kerjaan gitu di toko roti, jadi Rachel coba aja ngelamar disana dan Rachel diterima Yah,besok Rachel udah mulai kerja" jelas Rachel.
"Maafin Ayah ya Hel,harusnya Ayah yang kerja" Rachel menatap Ayahnya yang mengucapkan kalimat itu lalu Rachel tersenyum.
"Yah,Rachel gak papa kok,Rachel juga seneng kok Yah ngelakuin ini" jawab Rachel.
Rachel bekerja untuk menghidupi dirinya dan Ayahnya,sedangkan biaya sekolah,Rachel tidak usah membayar dikarenakan,sekolah itu milik keluarga Alexander jadi Rachel tak perlu membayarnya.
Meskipun Rachel sempat menolak keras,tapi tetap saja usaha Rachel kalah dengan usaha Rafa.
Maaf kalau banyak typo🙏🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Presence
Teen Fiction"Gue yang terlalu kaku atau lo yang udah capek perjuangin gue??terimakasih lo udah datang di hidupku membawa semua perubahan.terimakasih juga lo udah memberi perlakuan yang gak pernah gue dapat dari siapapun kecuali sahabat gue setelah Mama gak ada...