49.Penyesalan tiada guna

22 4 0
                                    

Jika sebuah kata maaf mudah terucap lalu untuk apa rasa bersalah harus ada?

____________________________________
Rafa berlari menyusuri Bandara Soekarno-Hatta untuk mencari gadis itu. Gadis yang namanya tak akan Rafa hapus dari hatinya, Gadis yang mampu membuat Rafa terpaku saat pertama kali melihatnya.

Rafa ingin Rachel sekarang, Mata Rafa melihat meja informasi, ia pun segera menghampiri meja itu,namun ia berpikir.

'Gue gak tau Rachel pergi kemana'.

Ia kembali mencari lagi,berlarian di Bandara seperti orang gila,dengan ponsel yang terhubung ke nomer Rachel yang sudah tidak dapat ia hubungi.

'Semoga belum terlambat'

Kata itu yang terus ia lafalkan sejak memasuki mobil untuk ke Bandara. Mata Rafa menangkap sosok seseorang yang ia kenali berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang. Tanpa pikir panjang ia lalu mendekati orang itu.

"Niel"

Daniel menoleh, saat merasa seseorang memanggil namanya. Ia melihat sepupu yang sangat ia benci berdiri dengan penampilan kacau. Rambutnya acak-acakan,dasi yang mengendur,kemeja yang sebagian keluar,dan mata Rafa yang terlihat berkaca-kaca.

"Dia udah pergi" ucap Daniel.

Rafa langsung terduduk rapuh di tempatnya, ia menunduk,mengepalkan tangannya. Rafa marah pada dirinya sendiri. Rafa tak ingin Rachel pergi jauh.

"Harusnya sekarang gue tonjok lo,tapi gue rasa udah gak menarik aja nonjok lo sekarang" Daniel berucap seraya memperhatikan kepalan tanganya.

"Gue nyesel" ucar Rafa lirih.

"Harus,lo harus nyesel Raf,tapi sayang penyesalan lo gak guna."

Daniel menggiring Rafa untuk duduk bersamanya di kursi tunggu Bandara. Entah setan apa yang merasuki keduanya hingga saat ini keduanya terlihat akur.

"Gue akan susulin Rachel,Niel."

"Gak bisa."

"Apa urusan lo?" tanya Rafa sinis.

"Ck,lo jangan kayak bocah deh Raf. Selesaiin dulu urusan lo dengan keluarga lo" ucap Daniel lalu beranjak berdiri.

Rafa menunduk,mengusap wajahnya dengan kedua tanganya dan menghembuskan nafas kasar.

Benar apa yang Daniel katakan. Rafa harus menyelesaikan dulu urusanya dengan Eyangnya jika ingin Rachel kembali di sampingnya.

"Lagian Raf, gue perlu lo ngelepas calon tunangan lo supaya gue bisa deketin dia sebelum terlambat" ucap Daniel lalu pergi meninggalkan Rafa yang masih terlihat kalut.

Dari ucapan Daniel. Rafa menangkap bahwa sepupu bajingannya itu menyukai Feli, dan Rafa rasa Feli pun juga menyukai Daniel.

Daniel sudah memikirkan segalanya. Benar apa yang Rachel katakan bahwa ia harus menyadari perasaanya. Dan sekarang ia menyadari bahwa selama ini ia meminta Feli untuk tidak memendam rasa kepadanya bukan untuk karna ia tidak bisa membalas perasaan gadis itu melainkan karna ia tidak ingin kalau gadis itu harus pergi meninggalkanya.

Dan perasaan kehilangan dan rasa sepi ia rasakan saat Feli mengatakan bahwa ia akan bertunangan dengan Rafa, sepupu yang tak pernah akur dengannya.

****

"Andre"

Andre berhenti dengan kegiatanya yang baru akan membuka pintu mobil yang masih terpakir di parkiran Bandara.

PresenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang