48.Pergi

26 5 0
                                    

Lepaskan jika memang harus dilepas.
Memang dari awal tak seharusnya kau menggenggamnya terlalu erat,yang membuat dirimu sendiri sulit melepaskan.

____________________________________
Rachel masih setia duduk di depan sebuah gundukan tanah dengan sebuah nisan putih yang tertancap di tanah itu.

Di belakang Rachel ada sang Kakak yang setia menunggunya dengan memegang payung yang memayungi Rachel. Marcel sendiri sedih melihat pemandangan di depanya namun bagaimanapun juga ia tak bisa untuk mengembalikan Ayahnya,namun Marcel bisa mengembalikan senyum adiknya.

Marcel akan mengajak Rachel pergi meninggalkan kota ini,kota yang penuh dengan kenangan buruk bagi dirinya dan Adiknya.

"Hel,kita pulang yuk" Marcel menyentuh pundak Rachel.

Rachel menoleh ke arahnya lalu kembali menoleh ke makam sang Ayah.

"Rachel pamit ya Yah, Rachel pulang dulu,Ayah jangan khawatir karna sekarang Rachel udah gak sendiri lagi,sekarang udah ada Kak Marcel" Air mata masih saja menggenang dari pelupuk matanya saat berpamitan pada Ayahnya.

"Rachel harap Ayah udah ketemu sama Mama,bilang ke Mama kalau Rachel kangen sama Mama,Ayah bahagia ya sama Mama di sana" setelah itu Rachel mencium nisan Ayahnya.

Rachel berdiri dari tempatnya dan langsung disambut dengan rangkulan Marcel,Marcel menggiring Rachel menuju mobil.

Suasana di dalam mobil hanya hening, Marcel fokus dengan jalan dan Rachel yang melihat keluar jendela mobil dengan tatapan kosong sesekali ia meneteskan air matanya.

'Gue butuh lo Nath'

Rachel rindu sahabatnya itu, sudah lama ia tak bertukar kabar dan cerita dengan Nathalie.

Nathalie tidak tau tentang keadaan dirinya selama ini, dan juga tentang hubungan Rachel dengan kakak gadis itu. Rafa.
Ah, Rachel kembali mengingat tentang cowok itu,hatinya kembali sesak mengingat sosok itu. Apalagi tadi pagi Keyra mengabari dirinya bahwa nanti malam cowok itu akan bertunangan dengan sahabatnya. Ya Rafa akan bertunangan dengan Feli. Air matanya menetes deras,sakit rasanya,sangat-sangat sakit bercampur sesak.

"Uugh hiks hiks" Rachel tak bisa menahan tangisnya lagi.

"Kenapa sesakit ini Kak" Rachel mengaduh pada Marcel membuat Marcel menatapnya iba dan meminggirkan mobilnya untuk berhenti.

Marcel memeluk Rachel yang sangat rapuh,Air matanya ikut menetes melihat Rachel seperti ini.

"Sabar baby, Kakak di sini ada untuk kamu" Marcel mempererat pelukanya pada Adiknya.

"Kamu ikut Kakak ya,kita pergi dari sini,kita mulai hidup dari awal lagi" Rachel masih tak menanggapi ucapan Kakaknya,namun ia masih mendengarnya.

"Aku sakit Kak di sini,tapi mereka semua pergi" Rachel kembali mengadu,setelah itu semuanya gelap dalam pandangan Rachel.

Rachel jatuh pingsan dalam dekapan Marcel membuat Marcel panik namun setelah ia merasakan Adiknya masih bernafas ia menghembuskan nafas lega. Ia kembali mengemudi dengan tujuan ke mansion miliknya.

***

"MOMMY"

teriak seorang pemuda di depan sebuah Toko roti tempat Rachel bekerja.

PresenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang