41.Emosi II

19 3 0
                                    

Saat seorang Ayah tidak bisa menjadi seorang pahlawan atau idola untuk anaknya,lalu apa yang diharapkan oleh keduanya?

____________________________________

Setelah bel pulang dibunyikan Rafa tidak langsung pulang,ia pergi ke tempat kerja Rachel.

Rasanya Rafa masih khawatir dengan keadaan Rachel,ya meskipun ia sendiri tahu bahwa yang membuat Rachel seperti ini adalah dirinya sendiri.

Setiap pekerja di toko roti itu Rafa tanyai tentang Rachel,dan semuanya tidak ada yang tahu,ia menatap pergelangan tangannya melihat jam.

Ting

Sebuah notifikasi pesan masuk berbunyi dari ponsel Rafa, segera ia buka pesan dari Rachel.Ternyata Rachel hanya memberi tahu tempat pertemuan mereka.

From : Rachel
Ketemu di taman deket sekolah jam 7.

Rafa melirik kembali ke jam tangannya, masih ada waktu 2 jam untuk mempersiapkan diri bertemu Rachel,ia segera pulang.

***

Andre memasuki rumah dengan santai sembari memainkan kunci mobilnya dengan bersiul tanpa menyadari bahwa ada beberapa orang yang tengah berkumpul di ruang tamu rumahnya.

"Harusnya kamu memasuki rumah dengan memberi salam" Andre menghentikan langkahnya mendengar teguran Daddynya,namun ia tak menoleh untuk menatap Deni.

"Gak tahu kalau ada orang,gak kelihatan" jawab Andre santai masih tidak menatap Daddynya yang berada di belakangnya.

"Apakah kamu tidak punya sopan santun?" tanya Deni dengan nada mengejek.

"Terlepas saya punya sopan santun atau tidak itu bukan urusan anda" ucap Andre yang akhirnya membalikkan badannya dan menatap Daddynya.

Terlihat rahang Deni mengeras mendengar balasan putranya yang kini sedang menatapnya dengan tatapan malas.

"Daddy tidak pernah mengajari kamu seperti ini,belajar dari mana kamu?" ucap Deni yang membuat Andre tersenyum miring dan melipat tangannya didepan dada.

"Memang anda tidak pernah mengajarkan itu pada saya" balas Andre santai, namun saat Deni baru akan membuka mulutnya untuk membalas perkataan Andre,Andre lebih dahulu menyahuti.

"Lebih tepatnya anda tidak pernah mengajarkan hal apapun pada saya" lanjut Andre membuat Deni menatapnya tajam.

Plak

Satu tamparan dari Deni mendarat mulus di pipi kanan Andre,Andre sedikit oleng lalu ia tersenyum miring sembari menatap Deni.

"Saya lupa,anda selalu mengajarkan saya seperti itu,oh dan satu lagi,bermain wanita tentu saja" ucap Andre lagi.

Plak

Satu tamparan lagi mendarat di pipi Andre, tepatnya pipi sebelah kiri.

"See.seperti itu lah yang selalu anda ajarkan pada saya" ucap Andre lagi.

Rasanya Andre capek berpura-pura seperti itu pada Daddynya,namun apa boleh buat Andre terlalu kecewa dengan sikap egois Daddynya.

"JAGA BICARA KAMU SAYA ADALAH AYAH KAMU" ucap Deni pelan namun penuh penekanan.

"Sosok Ayah?" Andre menaikan sebelah alisnya. "MANA ADA SEORANG AYAH YANG TEGA MENJAUHKAN ANAK DARI IBUNYA" Andre berteriak didepan wajah Deni.

"ANDRE" Deni membalas berteriak membuat seluruh orang di rumah itu yang menyaksikan pertengkaran Ayah dan Anak itu terlonjak kaget.

PresenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang