54.Kembalinya Dia

14 3 0
                                    

Yang ku tahu hanya arti sebuah kata penantian bukan merelakan.

______________________________________

Sheryl mengerutkan kening saat ia yang baru saja sampai di dapur untuk mengambil minum, mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Sheryl melihat jam di ponselnya menunjukkan waktu 21.00 WIB.

"Siapa sih bertamu gak lihat waktu banget." Sheryl berkata heran.

Baru saja ia akan memanggil asisten rumah tangganya, ia mengingat bahwa Bi Narsih tadi berkata sedang tidak enak badan. Sheryl berjalan ke arah pintu untuk menyambut si tamu sopan itu. Sheryl sampai lupa bahwa tadi ia merasa haus dan akan mengambil minum.

Ceklek

Sheryl menampilkan wajah penuh tanya saat melihat perawakan seorang laki-laki tinggi dengan celana jeans dan hoodie berwarna merah sedang membelakangi pintu sekaligus membelakangi dirinya.

"Eehhmm, maaf?" Sheryl berdehem.

Laki-laki itu membalikkan badannya yang langsung membuat Sheryl terdiam di tempat dengan mata melotot dan menutup bibirnya dengan tangannya. Sang lelaki hanya terkekeh geli melihat ekspresi kaget di wajah wanita di hadapannya.
Dengan masih tersenyum geli, ia berjalan mendekati wanita itu hingga jarak mereka sangat dekat. Sheryl hanya mengedipkan matanya beberapa kali.

"Gak mau meluk?" Tanya lelaki itu dengan merentangkan kedua tangannya dan masih terkekeh geli.

Bruk

Sheryl langsung menabrak lelaki di depannya dengan pelukan hingga lelaki itu mundur dua langkah dari tempatnya berdiri, dan langsung menyambut pelukan erat Sheryl tak kalah erat.

"Aku harap aku gak lagi mimpi Kak." Gumam Sheryl.

"Kamu gak mimpi sayang, aku memang di sini untuk kamu, I'm back for you" Ucap Marcel lalu mengecup puncak kepala kekasihnya.

****

"Jadi kapan kamu balik?" Tanya Sheryl menyuguhkan minuman untuk sang kekasih yang telah lama menjalani hubungan jarak jauh dengannya.

"Tadi jam delapan aku baru sampai Indonesia lalu langsung ke sini."Jawab Marcel meminum minuman yang disuguhkan Sheryl.

"Kok gak bilang mau datang? Aku baru aja  mau packing buat dua hari lagi mau nyusul kamu." Ucap Sheryl sembari memeluk lengan kekar Marcel.

"Sengaja mau surprisein kamu, lagian aku gak mau kamu sampai nyusulin aku, gak perlu kamu susul aku yang akan datang buat kamu." Balas Marcel.

Keduanya terdiam menikmati kebersamaan mereka yang memang jarang sekali ada. Momen seperti ini yang selalu ingin Sheryl rasakan bersama Marcel, lelaki yang selama bertahun-tahun menjalin hubungan dengannya, namun hanya via telfon atau video call.

Saat melihat Feli bersama Daniel atau Andre dan Nathalie, jujur saja Sheryl pun ingin kekasihnya juga ada di sampingnya, namun apa daya? Ia dan Marcel tinggal di benua yang berbeda jadi ia hanya bisa memupuk keinginannya dan menabung rasa rindu lagi dan lagi kepada kekasihnya yang jauh dari dirinya.
Apalagi karena Marcel yang sudah bekerja di perusahaan milik orangtua angkat Marcel, menjadikan Marcel terkadang sibuk untuk dihubungi.

PresenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang