58.Reuni II

11 3 0
                                    

Masih saling memiliki rasa, namun tertahan oleh sebuah realita.

______________________________________

Rachel menghembuskan nafasnya berat saat Nathalie masih bersikap cuek kepadanya padahal Rachel sudah berkali-kali merayunya. Rachel tahu Nathalie masih marah dan kecewa kepadanya, namun kali ini tempat ngambek Nathalie sangat tidak tepat, mereka masih berada di pesta Reyga dan Keyra. Nathalie menyeretnya keluar dari pesta dan di sinilah mereka. Di area kolam renang hotel milik keluarga Keyra.

"Nath, please lah jangan kayak gini. Gue juga sama kayak lo, kangen banget sama lo, kenangan kita, apapun yang kita lalui. Gue kangen Nath." Ucap Rachel.

"Jayus." Balas Nathalie cuek.

"Kok jayus sih? Serius." Ucap Rachel meyakinkan.

"Kalau lo kangen, lo pasti pulang atau seenggaknya kabarin gue kek." Ucap Nathalie.

"Handphone yang Rafa berikan dulu udah gue kembaliin, dan saat gue udah punya yang baru gue gak punya kontak lo. Gue gak tahu gimana cara hubungin lo, dan gue juga di sana fokus sama pendidikan dan karir gue Nath." Ucap Rachel jujur.

"Ada Sheryl Hel. Kakak lo pacaran sama Sheryl, apa susahnya sih minta nomor Sheryl dan hubungi kita." Ucap Nathalie lagi.

Rachel terdiam. Ia menunduk, sepertinya ini saatnya ia jujur pada sahabatnya ini. Ia tahu Nathalie pasti akan mengerti dengan kondisinya saat itu.

"Sulit Nath." Ucap Rachel lirih.

Nathalie menoleh dan ia melihat Rachel menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, ia tak mengalihkan tatapannya pada Rachel, hingga Rachel menggenggam tangannya erat.

"Gue salah Nath. Lo bisa sebut gue gak tau diri atau apapun itu. Tapi waktu itu gue emang ingin menghindari kalian, padahal kalian selalu ngebantu gue waktu gue lagi susah, tapi gue punya alasan Nath. Alasan gue karena gue terlalu bergantung sama dia dan keluarga kalian dulu, dan sewaktu gue pergi gue pikir dengan menghindari kalian terutama dia gue bisa melakukan apapun. Tapi ternyata gue salah gue gak bisa tanpa kalian, butuh waktu dua tahun lebih untuk menyadari itu. Tapi gue cukup sadar diri kalau gue dan dia emang gak pantas untuk bersama." Ucap Rachel dengan sesekali menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Kenapa lo lakuin ini Hel?" Tanya Nathalie sedih.

"Dia sulit untuk gue gapai Nath. Keluarga kalian terlalu baik sama gue, dan gue gak sejahat itu buat merusak keharmonisan keluarga kalian. Meskipun dia memperjuangkan gue segimanapun tapi itu gak akan berpengaruh pada apapun." Ucap Rachel menatap Nathalie yang dibalas Nathalie juga.

"Saat Papa lo bantuin Ayah nyelesain kasusnya hingga Ayah bisa bebas dari penjara dan Rafa yang memberikan gue tempat tinggal sementara, selalu membantu gue, selalu berusaha bikin bahagia gue. Gue udah tergantung sama keluarga kalian. Gue terlalu bawa beban buat kalian, dan saat gue merasa gue beban. Apa harus beban seperti gue dengan tega menghancurkan keluarga kalian? Kalian terlalu berharga untuk dihancurkan. Gue pergi dan menjauh untuk kalian bukan untuk diri gue sendiri." Ucap Rachel.

"Lo gak pernah jadi beban buat kami Hel." Ucap Nathalie yang langsung memeluk Rachel dan langsung dibalas Rachel, mereka berpelukan sambil menangis menumpahkan perasaan mereka.

"Itu semua gak benar." Ucap Nathalie.

"Maaf Nath, maaf gue pergi gak nungguin lo dulu. Gue egois. " Ucap Rachel.

PresenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang