Kesedihan tidak akan bertahan lama,Kesedihan hanya sementara untuk menunggu sebuah kebahagiaan datang...
____________________________________Rafa menatap kosong pada gadis didepannya yang menyerahkan benda persegi pintar berwarna putih.
Gadis itu tidak sendirian,ia ditemani seorang pemuda seumuran mereka yang sangat dibenci Rafa,dan pemuda itu tersenyum miring melihat Rafa yang terlihat rapuh.
"Kamu gak perlu balikin ponsel ini Hel" ucap Rafa memecah keheningan diantara mereka.
"Aku bukan siapa-siapa kamu,aku gak pantes nerima ini semua Raf" ucap Rachel lalu menaruh ponsel itu di genggaman cowok itu.
"Bagi aku,kamu yang terpenting Hel,ponsel ini gak akan buat aku rugi kalau aku berikan ke kamu" ucap Rafa kukuh.
"Aku harap kamu hargai keputusan aku Raf" ucap Rachel lalu membalikkan badannya dan berniat meninggalkan Rafa.
Namun tiba-tiba ia seakan teringat sesuatu,ia berbalik menatap Rafa yang sedang menatapnya sendu.
"Boleh aku peluk kamu Raf ?" tanya Rachel.
Rafa diam,namun sedetik kemudian badan Rachel sudah berada di pelukan Rafa.
Keduanya menangis,merasa sama-sama tak mau melepaskan, keberadaan cowok yang tadi datang bersama Rachel pun tak mereka anggap,mereka menikmati setiap detik dan hembusan nafas mereka dalam sebuah pelukan.
Selama beberapa menit mereka terdiam dengan tubuh saling merengkuh,kini Rachel berbicara masih dalam pelukan Rafa.
"Terimakasih Raf,kamu selalu yang terbaik buat aku,aku gak akan pernah lupa sama kebaikan kamu,aku akan pergi dari hidup kamu agar aku gak selalu membebani kamu"
Mendengar ucapan Rachel, Rafa semakin mengeratkan pelukannya menegaskan bahwa perkataan cewek itu salah.
"Kamu gak pernah jadi beban buat aku Hel,kamu itu anugrah buat aku" ucap Rafa jujur,Rachel semakin terisak dalam pelukan cowok itu.
Rachel melepaskan dirinya dalam pelukan Rafa lalu berdiri disamping cowok yang sedari tadi menyaksikan drama mereka.
"Maaf buat lo nunggu lama,sekarang kita bisa pergi" ucap Rachel menggenggam tangan cowok itu.
"Yaudah Raf,gue sama Rachel duluan ya,hati-hati pulang kemalaman entar nenek lo itu marahin lo lagi" ucap cowok itu pada Rafa yang sama sekali tak ditanggapi.
"Daniel,udah ayo kita pergi sekarang"ucap Rachel lalu menarik tangan Daniel yang menatap mengejek pada Rafa.
Sejak kapan Rachel dekat dengan Daniel? Apa kemarin Rachel tidur di rumah Daniel? Apa mereka seharian ini berdua?.
Pertanyaan itu berputar di kepala Rafa,membuat dirinya terduduk lemas di kursi taman.Ia menatap langit yang tampak cerah itu dengan nanar,ia sudah kehilangan gadis yang sangat dicintainya itu,ia telah kehilangan cinta pertamanya,ia telah kehilangan dunianya,ia telah kehilangan warna dalam hidupnya.
"Arghh" Rafa berteriak frustasi seraya mengusap kasar wajahnya.
****
Rafa memarkir mobilnya asal di garasi rumahnya.Ia masuk ke rumah dengan wajah kusut Rianty yang sedang menonton tv bersama mertuanya pun terkejut melihat Rafa yang berbeda saat memasuki rumah.
Rianty mengikuti putranya hingga masuk kamar,saat pintu ditutup dengan kasar terdengar bunyi benda terjatuh dan pecah juga teriakan Rafa membuat Rianty sebagai Ibunya khawatir.
Tok Tok Tok
"Rafa,boleh Mama masuk?" merasa tak ada jawaban ia langsung masuk dan terperangah melihat kondisi kamar putranya itu tak lupa juga keadaan putranya sendiri yang tampak berantakan dengan darah yang mengotori kedua tangan anaknya yang kini sedang menjambak rambutnya sendiri,air matanya menetes melihat keadaan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presence
Teen Fiction"Gue yang terlalu kaku atau lo yang udah capek perjuangin gue??terimakasih lo udah datang di hidupku membawa semua perubahan.terimakasih juga lo udah memberi perlakuan yang gak pernah gue dapat dari siapapun kecuali sahabat gue setelah Mama gak ada...