'Bukan dari siapa yang pertama, namun siapa yang memberinya kenyamanan.'
______________________________________
Rafa menghentikan mobilnya di depan bangunan rumah besar dengan gerbang tinggi menjulang berwarna hitam di depannya. Rumah yang selama beberapa tahun terakhir ini sering ia datangi namun tak pernah ada tanda kehidupan di dalamnya, dan kini Rafa bisa melihat lampu yang sudah kembali menyala setelah beberapa tahun padam.
Rafa merasakan perasaan lega dan bahagia, ini adalah hal yang paling ia nantikan selama ini. Baru saja ia akan keluar dari mobil namun ponselnya berdering menghentikannya. Ia melihat nama yang tertera di ponselnya.
"Ya hallo, kenapa?" Tanya Rafa langsung.
"Lo dimana Raf?"
"Ada apa?" Tanya Rafa sekali lagi.
"Gue baru aja dari rumah lo, tapi lo gak ada, rencananya tadi gue mau minta anterin cari makan."
"Cari makan? Semalam ini?"
"Ya emang kenapa? Gue gak takut gendut."
"Hmm."
"Karna malam ini lo gak bisa anterin gue, gue mau lo besok nemenin gue seharian."
"Gak bisa Dara, gue ada urusan penting."
Rafa langsung memutuskan panggilannya dengan Dara, Rafa tahu Dara pasti akan kepo dan akan menghancurkan rencana. Ia tidak jadi menghampiri gadisnya saat ini karna sudah terlalu malam, jadi ia akan menghampirinya besok pagi.
Rafa menjalankan mobilnya pulang, ia tak ingin mengganggu waktu istirahat gadisnya.
'Hanya menunggu beberapa jam lagi.' ucapnya dalam hati.
****
Pagi hari yang sangat cerah dengan matahari yang tak malu menyinari bumi ini. Rafa berjalan menuju mobilnya dengan bersiul, sungguh ia sangat bahagia hari ini.
Andre yang sedang memasukkan beberapa koper ke mobilnya, menaikan sebelah alisnya. Sudah lama ia tak melihat Rafa seperti ini.
"Girang amat tuh muka Bos,habis dapat undian ya? Bagi-bagi lah." Celetuk Andre.
"Kali ini lebih dari sekedar undian Bro, dan sorry to say nih ya, gue gak bisa buat bagi-bagi." Ucap Rafa dengan tersenyum penuh arti.
"Buset. Lagak lo sok banget Midun." Ejek Andre.
Rafa hanya tertawa ringan lalu membuka pintu mobilnya, saat ia akan masuk mobilnya ia mendengar Niko memanggilnya. Dapat dia lihat Niko berjalan ke arahnya bersama Dania sang istri dan Ghea putri mereka.
"Raf, gue minta tolong banget nih." Ucap Niko.
"Apaan?" Tanya Rafa.
"Anterin Dania ke supermarket soalnya Ghea ikut, gue mau titipin ke Mama Ghea gak mau, kan repot kalau Dania sendiri ke supermarket." Jelas Niko.
"Duh Bang, belanjanya nanti atau besok aja lah, gue lagi ada urusan penting banget Bang." Tolak Rafa.
"Raf pliss, Niko ada kerjaan yang harus diurus." Ucap Dania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presence
Teen Fiction"Gue yang terlalu kaku atau lo yang udah capek perjuangin gue??terimakasih lo udah datang di hidupku membawa semua perubahan.terimakasih juga lo udah memberi perlakuan yang gak pernah gue dapat dari siapapun kecuali sahabat gue setelah Mama gak ada...