30.Brother

10 3 0
                                    

Nathalie duduk termenung di tepi kolam dan kakinya sengaja ia celupkan kedalam air,ia memikirkan tentang Andre,tentang dirinya dan Andre,dan tentang kelanjutan hubungan mereka.

Bahkan sampai sekarang Andre belum mengabarinya sama sekali,ia juga sempat mengintip rumah Andre yang berada tepat didepan rumahnya, namun sayang rumah Andre tampak gelap dan mobil Andre atau pun mobil Dady Andre tidak ada, pertanda bahwa rumah itu kosong.

"Lusa gue pergi Ndre,dan lo malah sok jauhin gue segala" Nathalie bermonolog sendiri dengan matanya yang menatap ke langit yang saat itu dipenuhi bintang.

"Nath,are you oke?"

Nathalie menoleh kesampingnya dan mendapati Rafa yang tengah mengulurkan segelas jus jeruk kepadanya.

"Menurut lo?" balas Nathalie lesu.

"Bukannya pertukaran pelajar itu emang impian lo ya Nath?terus,ngapain juga lo sedih" Rafa menatap Nathalie seraya tersenyum miring.

Rafa tahu adiknya itu kini sedang  bingung dengan sikap Andre,dan Rafa juga tahu bahkan sangat tahu bahwa pertukaran pelajar itu memang impian Nathalie.

Dulu Nathalie sangat berharap ia terpilih menjadi salah satu murid yang akan diikutkan untuk mengikuti pertukaran pelajar, dan saat ini impian adiknya itu sudah ada dihadapannya namun Andre si monyet satu itu membuat ragu adiknya.

"Gue rasanya pengen banget deh Kak teriak sambil caci maki sahabat lo yang bego itu" ucap Nathalie lalu meneguk jus yang diberikan Rafa tadi.

"Yaudah teriak aja" balas Rafa enteng,Nathalie hanya mendengus.

"Orangnya aja tiba tiba ngilang" ucap Nathalie.

"Nath,kita lahir di hari yang sama,tapi tetap aja gue kakak lo,gue harus jagain lo,lo tanggung jawab gue,dan gue ngerti apa yang saat ini lo rasain" ucap Rafa serius,Nathalie yang tadi tidak menatap Rafa pun mendengar ucapan Rafa jadi menatap Rafa.

"Dari dulu pun gue selalu merasakan apa yang lo rasain Nath,begitu pula sebaliknya,lo demam gue juga demam,lo sakit tipes pun gue juga dulu sakit yang sama, bahkan saat masa terpuruk lo waktu SMP dulu gue juga merasakan,gue gak tenang sendiri tau gak daritadi meskipun Rachel disamping gue" lanjut Rafa,Nathalie pun langsung memeluk saudara kembarnya itu dan ia tak mampu menahan air matanya,ia tumpahkan dalam pelukan kakaknya.

"Gue emang gak pernah bisa bohong sama lo" ucap Nathalie sesenggukan dalam pelukan Rafa,Rafa dengan sayang mengusap rambut adiknya itu.

"Gue takut kak,kalau gue pergi dan sekarang Andre lagi banyak masalah gue takut dia ngelampiasin masalahnya dengan..." tanpa Nathalie melanjutkan ucapannya pun Rafa mengerti.

Mereka terdiam cukup lama,Nathalie masih menangis dalam pelukan Rafa.

"Hiks,gue takut dia ngelampiasin ke hal hal negatif kak" lanjut Nathalie.

Bukan tanpa sebab Nathalie berpikir seperti itu,masalahnya Andre dulu pernah seperti saat ini,banyak masalah dan ia tak mau cerita dan lebih memilih pergi ke club untuk minum-minum dan melakukan one night stand.

"Gue bakal batalin kepergian gue,gue bakal omongin ini sama Papa kak,gue akan ada disamping dia" ucap Nathalie melepas pelukan Rafa.

Rafa memegang pundak Nathalie,ia tahu Nathalie saat ini pasti sedang bimbang dengan keputusannya sendiri, Nathalie itu labil dan Andre malah membuat Nathalie semakin labil.

"Gak perlu,lo tetap akan pergi,biar gue yang awasin Andre, gue pastiin apa yang lo pikirin atau kebiasaan dia gak akan terjadi Nath" ucap Rafa tegas.

"Lo harus pergi,ini impian lo,lo harus dapatin impian lo itu,gue gak mau lo nyesel,masalah Andre biar gue yang urus" lanjut Rafa tulus.

"Sekarang lo tidur,besok kan lo juga masih harus sekolah,udah jangan nangis lagi" Rafa menghapus air mata Nathalie, Nathalie pun mengangguk lalu ia beranjak pergi ke kamarnya meninggalkan Rafa.

Rafa mengeluarkan ponselnya,ia mengotak atik sebentar lalu menempelkan di telingannya.

"Lo dimana nyet?"

"Lagi di jalan ini mau pulang"

"Gue tunggu lo,pulang cepet"

"Iya,iya elah bawel deh elu"

Rafa memang menghubungi Andre,Rafa tahu Andre tak mungkin menolak panggilannya atau menolak perintahnya,bukan karna Andre takut dengan Rafa namun Andre sudah menganggap Rafa seperti saudaranya.

Didepan Rafa lah Andre memperlihatkan sisi lain dari dirinya,Andre yang rapuh,Andre yang sebenarnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Menunggu sekitar 10 menit,mobil BMW milik Andre kini memasuki pekarangan rumah Andre, Rafa tersenyum lalu beranjak menghampiri Andre.

"Lama lo,abis ngapain lo?ngapelin cabe cabean?" Andre yang merasa tak ingin bercanda hanya diam tak menanggapi celotehan Rafa.

Andre memasuki rumahnya dan diikuti oleh Rafa,Andre berjalan lesu lalu menghempaskan diri di sofa sambil terpejam.

"Ndre,Nathalie ragu" ucap Rafa, Andre masih diam tak membuka mulut atau matanya.

"Lo jangan gini dong Ndre,lusa dia bakal pergi dan lo malah buat dia ragu" Rafa ikut duduk disamping Andre.

"Terus gue harus gimana Raf?" Andre memijit hidungnya dan memposisikan duduknya menjadi tegak.

Tidak ada panggilan umpatan yang terlontar dari mulut keduanya seperti biasanya,Rafa tahu Andre sedang ada masalah dan Rafa sendiri tahu apa masalah Andre saat ini.

"Lo tahu,pertukaran pelajar itu emang impian Nathalie dari dulu,dia seneng banget Ndre waktu dia kepilih,tapi melihat lo kayak gini dia tadi hampir mau ngebatalin keberangkatannya" penjelasan yang diberikan Rafa membuat mata Andre terbelalak.

"Dia tadi mau ngundurin diri sebagai peserta demi lo,supaya lo gak ngelakuin hal bodoh seperti biasa yang lo lakuin" ucap Rafa tersenyum kearah Andre,Andre hanya diam.

"Gue tahu bro, lo sekarang lagi ada masalah,gue juga gak mau bersikap egois ke elo dengan mementingkan Nathalie, gue cuma mau lo lupain masalah lo sehari aja,buat besok aja,besok hari terakhir Nathalie disini,jangan buat dia juga gak fokus" ucap Rafa menepuk bahu Andre.

"Buat dia tersenyum sebelum dia pergi Ndre,gue yakin lo bisa" ucap Rafa lalu pergi meninggalkan Andre.

Andre tahu dia tak seharusnya menjauhi Nathalie, apalagi gadis itu saat ini sangat membutuhkan waktu bersamanya,namun Andre takut jika bersama Nathalie ia malah hilang kendali dan berakhir berbuat kasar pada Nathalie, apalagi gadis itu sangat bawel dan cerewet.

Andre mengeluarkan ponselnya yang berada di saku seragam sekolahnya,ia melihat ada 32 panggilan tak terjawab dan 5 pesan dari Nathalie.

'Kamu kemana beb?kok tumben gak ada di kantin'

'Kamu udah pulang duluan ya?'

'Kamu tadi belum makan,usahakan makan dulu,aku gak mau kamu sakit'

'Kita lagi ngumpul di tempat kerja Rachel kamu kalau mau nyusul,ya nyusul aja'

'Kamu belum pulang,kamu dimana sih?kamu baik baik aja kan?'

Andre tersenyum membaca pesan dari Nathalie, namun ia juga merasa bersalah terhadap Nathalie, ia pun mengetik pesan dan dikirimkan pada Nathalie.

'Maaf bikin kamu khawatir,tapi aku baik baik aja kok,besok aku jemput kamu,pulang sekolah aku mau ngajak kamu ke suatu tempat'

Dan terkirim sudah,Andre lalu menyimpan ponselnya dan ia membersihkan diri lalu beranjak tidur,ia cukup lelah dengan hari ini.

Maaf banyak typo🙏🙏🙏

PresenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang