Tali persahabatan yang erat tak akan tergoyahkan meskipun badai besar menghempaskannya. Karena ada sebuah pondasi kokoh yaitu saling mengerti dan selalu ada.
______________________________________Langkah Rafa memelan saat ia sudah berada di tengah kumpulan orang yang sedang mengobrol dengan kelompoknya masing-masing, hingga matanya menemukan para sahabatnya duduk di sebuah meja berbentuk bundar. Rafa berjalan mendekat, lalu menyapa para sahabatnya dan kemudian ikut duduk bersama mereka.
"Datang sendiri aja Mblo." Sapaan manis dari Andre.
"Si kampret, seenaknya aja ngatain Rafa jomblo, dia mah gak jomblo. Cuma cowok kurang belaian aja." Kali ini Daniel yang bersuara.
"Kalau gue tetep lanjutin perjodohan itu, lo yang kurang belaian." Balas Rafa melirik sinis Daniel.
"Haha, bener tuh. Kak Daniel tuh harusnya terimakasih sama Kak Rafa." Tambah Nathalie.
"Ini ngapain bahas masalah itu lagi, jangan dong. Kasihan Rafa nanti jadi gila lagi." Semua dibuat lumayan terkejut saat Feli juga ikut menimpali ejekan pada Rafa.
Gila? Tidak tahu saja. Kini sumber kegilaannya sudah ada di satu kota bersama mereka lagi. Eh tapi apa benar mereka belum tahu? Bisa saja Sheryl memberitahu mereka juga kan? Namun dimana Sheryl? Kenapa belum datang.
"Pacar lo bersuara Niel? Kita harus syukuran nih, apa harus di rayain bareng pestanya si Reyga juga." Ucap Andre heboh yang langsung mendapatkan lemparan tisu dari Feli.
"Biasa aja kali, kayak gue gak pernah ngomong aja." Ucap Feli.
"Emang gak pernah, apa lo gak sadar Fel? Diantara kita tuh lo emang yang jarang banget ngomong, sekalipun ngomong huh, nyelekit." Balas Nathalie.
"Parah lo pada. Cewek gue nih." Ucap Daniel dengan tangan kanan merangkul Feli dan tangan kiri menunjuk Andre dan Nathalie.
"Ya deh, ya deh. Yang pacaran, gue aja yang udah halal kagak sombong." Timpal Andre.
Mereka terus seperti itu, bercanda, saling ejek, saling menyombongkan diri. Namun itu lah bumbu persahabatan mereka yang membuat persahabatan mereka awet.
Di depan sana, ada Reyga dan Keyra yang tampak serasi dengan setelan pakaian berwarna senanda yaitu warna biru muda. Ya meskipun dengan wajah Keyra yang memang selalu terlihat ketus dan judes meskipun ia sedang senang, sedih, atau kesal. Dan wajah Reyga yang tampak konyol dengan selalu tersenyum menampilkan deretan giginya. Huft,Mungkin itu salah satu bagian dari ngidamnya Keyra.
"Gue rasa ada yang salah deh sama otaknya si Reyga." Celetuk Nathalie.
"Bukan salah Beb, mungkin emang Reyga aslinya kayak gitu, kitanya aja yang gak peka." Andre menimpali.
"Hmm, bisa jadi seperti itu." Balas Nathalie.
"Hai guys, duh gue telat banget ya." Sapaan cempreng Sheryl menghampiri telinga para sahabatnya.
Rafa, Andre, Nathalie, Daniel, dan Feli melongo melihat sosok lelaki bertubuh tinggi dengan wajah sangat amat tampan sedang berdiri di samping Feli. Mereka tampak familiar dengan wajah lelaki itu.
"Hellooo, biasa aja kali ngelihatnya." Ucap Sheryl lalu duduk diikuti oleh kekasihnya.
Dan setelah mendengar suara Sheryl mereka dengan kompaknya menutup mulutnya saat mengingat siapa sosok lelaki disamping Sheryl. Ya mereka pernah bertemu dengan lelaki itu beberapa tahun lalu, dia adalah Marcel pacar Sheryl sekaligus Kakak Rachel. Yaampun.
"Udah kagetnya?" Tanya Sheryl dengan nada mengejek.
"Gak gue kenalin lagi kan? Kalian kan udah kenal cowok gue." Lanjut Sheryl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presence
Teen Fiction"Gue yang terlalu kaku atau lo yang udah capek perjuangin gue??terimakasih lo udah datang di hidupku membawa semua perubahan.terimakasih juga lo udah memberi perlakuan yang gak pernah gue dapat dari siapapun kecuali sahabat gue setelah Mama gak ada...