Malam ini kita duduk bersama;
di bawah hamparan tabur bintang.
Kau mengatakan kepadaku terlalu banyak hal yang telah membunuhmu;
katamu malam adalah dalang bagi segala rasa.
Matamu melulu berkolam berkaca;
memantulkan cahaya bintang malam ini.
Mataku memandang penuh duka;
sepi sendiri di tepian kolam itu.
Namun kau juga harus sedar bahwa kita semua akan mati;
termasuklah hal yang telah banyak membunuhmu.
Yang mati juga termasuklah malam ini;
malam yang membunuh cinta kita.
YOU ARE READING
Sejarah Dari Mata Pengalah
PoesíaKumpulan puisi dan prosa tulisan M. Firdaus Kamaluddin.