Jika malaikat maut datang menjemputku hari ini;
Apakah aku masih bisa untuk bermimpi
tentang hujung senja yang mendamaikan di tepian ombak
deru angin menyusuri rongga keraguanku
dalam persiapanku menuju malam.
Apakah aku masih bisa mengundur jarum dan
mengatakan maaf yang tidak pernah ku
lepaskan dari pintu keangkuhanku.
Apakah aku bisa merasai keamanan dunia
melihat mereka bersaudara tanpa mengenal erti benci dan dusta.
Apakah aku bisa melenyapkan rasa kelam
yang bertalu-talu meragut lena malamku.
Apakah aku masih sempat menyentuh kulitmu sekali dan
menikmati sekali lagi kekurangan dirimu yang melengkapi segenap alamku.
Aku melihat waktu di dinding dan menghitung masa sekali lagi;
adakah aku masih bisa bermimpi sebelum mati?
YOU ARE READING
Sejarah Dari Mata Pengalah
PoetryKumpulan puisi dan prosa tulisan M. Firdaus Kamaluddin.