Du(a)

2.2K 182 3
                                    

"Jungkook-ah" Sedari tadi Haneul terus memanggil nama suaminya itu, namun tak sedikit pun sebuah jawaban ia dapat. Pria bermarga Jeon itu lebih memilih untuk asik dengan ponselnya sendiri daripada menanggapi istrinya yang sedari tadi telah menekuk wajahnya itu.

"Jung-" Belum selesai Haneul melanjutkan kata katanya, Jungkook telah terlebih dahulu menyelanya dengan sebuah bentakkan yang terdengar cukup keras itu.

"DIAMLAH HANEUL-AH, APA KAU TIDAK BISA UNTUK TIDAK MENGGANGGUKU?!" Rasanya nyali Haneul menciut begitu saja detik itu juga.

Selalu seperti ini.

Ingin rasanya Haneul kembali ke masa masa sekolahnya dulu, saat Jungkook begitu menyayanginya dan menjaganya dengan sepenuh hati. Namun lagi lagi kenangan hanyalah sebuah kenangan, hanya dapat dikenang, tanpa mampu dikembalikan.

Tak mau berpikir lebih lanjut tentang sikap Jungkook, Haneul pun lebih memilih untuk memasuki kamarnya dan segera bersiap. Yang ia butuhkan saat ini hanya satu orang. Park Jaehyung, kakaknya itu.

.

Haneul memasuki sebuah gedung bertingkat itu dengan langkah yang cenderung lemah. Rasanya ia ingin sekali mengurung dirinya di dalam kamar dan berdiam diri di dalamnya. Namun rasanya dirinya telah tak sanggup lagi jika hanya dudukdi dalam kamar dan merenungi segalanya. Ia telah cukup lelah dengan segala perlakuan Jungkook selama ini.

Lagi pula kali ini ia bukan ingin mendapatkan pembelaan dari Jaehyung, ia hanya perlu tempat berbagi untuk mencurahkan segala amrah yang ia pendam terlalu lama di dalam hatinya.

Ia menghubungi kakaknya itu agar dapat segera turun dan menemuinya di lobby utama agar dirinya tak perlu repot repot meminta ijin pada resepsionis agar dirinya mendapat akses untuk memasuki ruangan yang ia sendiri bahkan tidak tau letaknya itu.

Sekitar lima menit kemudian, kakaknya turun dan tersenyum hangat padanya yang mau tidak mau ikut membuat Haneul tersenyum. Tanpa basa basi lagi, Haneul pun memeluk Jaehyung dengan begitu erat dan mendapatkan balasan yang tak jauh beda itu.

"Ada apa hm? Tumben sekali kau mendatangi oppa di kantor?" Tanya Jaehyung sembari menatap mata Haneul dalam. Haneul yang sudah tidak tahan lagi itu mulai menahan tangisnya. Bahkan saat ini matamya itu mulai berkaca kaca.

Merasa ada yang salah dengan adiknya itu, Jaehyung pun mengajak adiknya untuk duduk sejenak sembari menimati secangkir kopi di kafetaria gedung bergengsi itu.

"Ceritalah" ucap Jaehyung saat keduanya telah terduduk di salah satu kursi yang terletak di sudut ruangan.

"J-jungkook" ucap Haneul sembari menahan isakannya yang membuat Jaehyung semakin bingung akan keadaan seperti apa yang sebenarnya tengah terjadi.

"Ada apa?" Kemudian mengalirlah seluruh cerita mengenai bagaimana sebenarnya kehidupan rumah tangganya itu.

Tidak seharusnya Jaehyung mencampuri urusan rumah tangga adiknya. Namun mau bagi mana lagi? Haneul telah tak sanggup lagi untuk menyimpan seluruhnya sendirian.

Ia juga perlu tau bagaimana pendapat dari sisi seorang pria bukan?

"Oppa, apa yang harus kulakukan?" Lirih Haneul yang membuat Jaehyung menatapnya sendu meskipun tak dapat dipungkiri jika amarah di dalam tubuhnya itu telah bangkit dan siap menghabisi sosok Jungkook yang sedari tadi menjadi topik utama perbincangan mereka.

"Apa kau mencintainya?" Tanya Jaehyung yang langsung mendapat sebuah anggukan mantap dari Haneul.

"Perjuangkan, jangan menyerah begitu saja. Kau hanya perlu sedikit berusaha agar Jungkook kembali seperti dulu lagi"











"Lalu bagaimana jika aku tidak sanggup?"

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang