Jungkook terbangun dari tempat tidurnya dan menghela nafasnya pelan saat telah tak mendapati Haneul di sampingnya. Ia pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum memulai aktifitasnya sehari hari. Langkahnya terhenti saat mengingat kebodohannya semalam, ia yakin jika saat ini Haneul tengah berada di kediaman Jaehyung.
Ia pun menghela nafasnya kasar. Kenapa semua jadi serumit ini? Jika saja kecelakaan itu tidak terjadi, semua pasti akan baik baik saja.
.
"Pabo-ya! Kenapa kau mengagetkanku eoh?!" Kesal Haneul saat bosnya itu mendadak menepuk pundaknya.
"Kau saja yang terlalu asik melamun, ini" ucapnya sembari menyodorkan es krim yang langsung di terima dengan senang hati oleh Haneul.
"Ngomong- ngomong, aku juga punya nama Haneul-ssi. Namaku Park Jimin, P-A-R-K J-I-M-I-N" sambungnya sembari mengeja satu persatu huruf dari namanya. Haneul pun terekekeh pelan.
"Terserah kau saja" sahut Haneul kemudian asik dengan es krim pemberian Jimin itu.
"Apa ada proyek baru lagi?" Tanya Haneul setelah terjadi keheningan beberapa saat diantara keduanya.
"Hm... sebentar, biar kuperiksa dulu" Jimin pun membuka ponselnya dan mengecek jadwal kegiatannya nanti.
"Dua hari lagi sepertinya kita harus ke Busan" ucapnya.
"Hm... baiklah, akan aku katakan pada Jungkook nanti" ucap Haneul dengan senyum simpul di wajahnya. Sebuah senyuman yang tidak pernah berubah, meskipun telah berulang kali tersakiti.
.
Jungkook memandang lelah berkas berkas di hadapannya. Hari ini moodnya dapat dikatakan sangat buruk untuk sekedar memeriksa setiap berkas yang ada.
Ia pun menyenderkan tubuhnya pada kursi kebesarannya dan memejamkan matanya sembari menikmati keheningan yang ada di ruangannya itu. Namun seolah ketentraman yang ia miliki tak bertahan lama, karena suara getaran ponsel yang ia letakkan di atas meja itu sukses mengusiknya dan membuatnya dengan terpaksa kembali membuka matanya.
Helaan nafas lelah muncul dari mulutnya ketika melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Awalnya i ingin sekali tak menanggapi benda persegi itu, namun lama kelamaan ia pun geram dan memutuskan menggeser tombol hijau pada layar ponselnya setelah menarik nafasnya dalam dalam.
"Yeoboseyo" ucapnya dengan nada yang ia buat sebaik mungkin agar orang di seberang sana tak curiga jika sebenarnya ia sebal akan panggilan yang masuk ke ponselnya.
"Yeoboseyo! Chagia, apa kau bisa menemaniku ke Busan tanggal dua puluh empat nanti?" Tanya seseorang di seberang telepon. Jungkook pun terdiam sebentar dan melihat ke arah kalender. Rupanya tanggal tersebut hanya berjarak dua hari lagi dari sekarang, dan dengan sangat kebetulan Jungkook tak memiliki jadwal apapun di hari itu.
"Mian, aku sibuk hari itu" dustanya. Ia benar benar tak ingin kehidupannya terusik dengan hal hal seperti ini. Ia butuh ketentraman dalam hidupnya yang rasanya sudah cukup lama terampas itu.
"Baiklah, akan kusuruh sekretarismu itu untuk mengosongkan jadwalmu. Hanya dua hari, aku yakin kau juga akan senang saat berada di Busan nantinya. Sampai jumpa!"
Tut
Sambungan pun diputus secara sepihak dan sukses membuat Jungkook menggeram marah.
"Neo michin saekkiya!" Makinya sembari menggenggam erat layar ponsel yang telah kembali menghitam itu.
'Awas kau brengsek, tunggu saja pembalasanku setelah semua ini berakhir! Aku tidak akan segan segan membalasmu lebih dari penderitaan yang kurasakan' batin Jungkook dengan tatapan tajamnya yang entah memandang ke arah mana itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?