"Hara-ya, gwaenchana?" Tanya Hyunsik saat melihat gelagat aneh yang ada pada diri gadis di sampingnya.
"Wae? Nan gwaenchana" Ucap Hara yang kesekian kalinya.
"Kau terlihat seperti tengah memikirkan sesuatu. Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Hyunsik berusaha mengetahui apa yang menjadi isi pikiran gadis itu.
"Eobseoyo" Jawab Hara santai masih setia tidak mau menatap Hyunsik. Saat ini keduanya tengah berada ada salah sati kafe di pinggir kota sembari menunggu kedatangan Namjoon.
"Hara-ya, ada apa? Kau dapat berbagi denganku jika kau tengah memiliki masalah" Kini Hyunsik masih setia berusaha untuk membujuk Hara agar gadis itu mau membuka suara. Entah sejak kapan, tetapi yang jelas ketika Hyunsik melihat Hara sedih, pria itu jadi ikut merasa sedih. Bahkan ia menjadi geli akan dirinya sendiri ketika mengetahui hal tersebut.
"Nan gwaenchana, berhentilah bertanya Hyunsik-ssi" Ucap Hara yang jelas tidak dapat membuat Hyunsik menyerah begitu saja.
"Hyunsik-ah" Gumam Hara saat pria di sampingnya itu mengusap-usap puncak kepalanya. Semburat merah di wajahnya un perlahan muncul. Entah mengapa perhatian sederhana dari Hyunsik itu sedikit membuatnya luluh.
"Aku hanya sedang banyak pikiran Hyunsik-ah, tugasku mulai menumpuk" ucap Hara berusaha semeyakinkan mngkin agar Hyunsik dapat mempercayainya dan tidak lagi banyak bertanya.
"Benarkah? Jika kau sedang banyak tugas, kau dapat tidak membantuku terlebih dahulu agar tugas-tugasmu dapat terselesaikan" ucap Hyunsik yang membuat Hara seketia menggelengkan kepalanya pelan.
"Gwaenchana, aku masih sanggup membantumu"
"Jika kau tidak bisa katakan saja, aku tidak ingin terlalu merepotkanmu" ucap Hyunsik sembari mengacak pelan rambit gadis yang kini berada di sampingnya itu.
Jangan ditanyakan bagaimana perasaan gadis itu. Jelas saja kini jantungnya tengah berdansa ria. Berbeda lagi dengan otaknya yang justru kebingungan. Bingung antara harus membiarkan jantungnya berdetak tak karuan seperti sekarang ini, atau justru ia harus segera menghentikannya.
Ia bingung, Park Hyunsik. Seorang pria yang belum lama ini ia kenal. Sesosok pria dengan berbagai beban yang ia tanggung demi membalas budi kakaknya. Ya, tidak banyak yang Hara ketahui tentang pria bermarga Park itu. Dan ketidak tahuannya itu lah yang membuatnya bingung ia harus percaya pada mantan kakak kelasnya yang notabene telah ia kenal terlebih dahulu, atau justru mempercayai seorang Park Hyunsik yang nyatanya baru ia kenal beberapa saat yang lalu, namun telah sukses menarik simpatinya.
"Apa kau memperbolehkan jika aku membantu mengerjakan tugasmu?" Tanya Hyunsik membuka pembicaraan saat suasana hening mulai mengelilingi keduanya.
"Aniyo, aku tidak mau merepotkanmu" sahut Hara seadanya.
"Gwaenchana, anggap saja itu adalah bentuk balas budiku karena kau telah menolongku belakangan ini?" Tanya Hyunsik lagi. Hara pun nampak berpikir sebelum akhirnya kepalanya mengangguk ragu. Ia hanya takut jika keputusannya kali ini akan menjadi sebuah kesalahan yang akan memperburuk hidupnya.
"Baiklah, bagaimana jika aku membantumu nanti setelah kita selesai menemui Namjoon hyung?"
"Hm baiklah, tapi apakah kau mengantarku terlebih dahulu untuk mengambil laptopku? Aku sedang tidak membawanya" katanya mengingat saat ini tujuannya memanglah menemui Namjoon dan kebetulan juga sedang tidak ada kelas.
"Tidak apa-apa, aku akan membantumu selama aku bisa melakukannya, karena menurutku, aku tidak akan bisa sampai sejauh ini tanpa bantuanmu, dan aku tidak tau harus membalas segalanya dengan apa" ucap Hyunsik tulus di iringi dengan senyuman manis di wajahnya yang sukses membuat Hara mematung di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?