"Ini rumahnya?" Tanya pria itu dan pria lainnya yang nampak lebih muda itu mengangguk pelan.
Tok tok tok
Pria bermarga Park itu pun mengrtuk pinti dengan harap harap cemas agar seseorang membukakannya pintu.
Ceklek
Pintu pun terbuka sehingga pria itu dapat sedikit bernafas dengan lega karena setidaknya kali ini usahanya tidak akan gagal.
"Maaf, anda siapa?" Tanya orang itu yang seketika membuat lutut Hyunsik lemas. Ia masih ingat persis wajah Seongwoon, dan ia juga tau jika pria yang membukakannya pintu itu bukan teman lamanya itu.
"Ehm maaf, apa ini bukan rumah Min Seongwoom?" Tanya pria bertubuh jangkung itu.
"Iya benar ini rumah Ming Seongwoon, tapi dia belum pulang. Mau menunggu di dalam?" Tawar pria itu dan tiga orang lain yang hendak bertemu dengan Seongwoon pun saling bertatapan sebelum kemudian semuanya mengangguk bersamaan.
Mereka pun berjalan masuk mengekor di belakang pria yang sampai detik itu belum mereka ketahui setelah dipersilahkan masuk.
"Oppa, siapa yang dat-
"-Hyunsik?"
.
"Jadi?" Tanya Hyunsik dengan pandangan menuntut ke arah gadis di hadapannya itu. Ya, Min Seonha, adik perempuan seorang Min Seongwoon.
"Apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu? Lagipula aku juga tidak mengenal dua orang di sampingmu itu Hyunsik-ssi" keluh Seonha yang membuat Hyunsik justru mernatapnya bingung. Benar benar bukan Seonha yang pernah ia ketahui.
"Ah baiklah, ini temanku, Hara, dan ini Nam-"
"Namsin" ucap Namjoon cepat yang membuat Hara dan Hyunsik seketika bingung. Namun seolah paham akan situasi, mereka pun hanya memilih untuk diam dan mengikuti apa skenario yang kira kira pria itu akan buat.
"Hm baiklah, ini Jeonsan, namja chinguku" ucap Seonha sedikit kikuk.
"Annyeong, aku pulang! Apa ada tamu?" Ucap pria yang tidak salah lagi adalah Seongwoon. Pria itu pun muncul kemudian mematung di tempatnya setelah melihat siapa orang yang tengah berkunjung di rumahnya itu.
"Jadi, bisa kau jelaskan apa maksud dari ini semua?"
.
Haneul tengah berjalan dengan santai menuju rumahnya. Seusai dari kantor tadi, tiba tiba ia ingin sekali untuk membeli ttokpokki yang hanya dapat ia lalui jika berjalan kaki, tidak dengan mengendarai bus. Meskipun ia tau jika ia pasti akan cukup lelah jika harus berjalan setelah seharian bekerja. Namun baginya itu bukan masalah besar selama ia dapat menikmati makanan yang tiba tiba sangat ia inginkan itu.
"Ajhuma, aku mau tteokpokkinya satu porsi, dibungkus ya" ucap Haneul ramah. Bibi penjual tteokpokki langganannya itu menyahuti Haneul dengan tak kalah ramah.
"Duduklah terlebih dahulu Haneul-ssi, aku akan membuatkannya untukmu" ucapnya. Haneul pun menurut dan duduk pada kursi tinggi yang terletak di dekat tempat bibi itu akan memasak.
"Bagaimana kabar Jungkook?" Ya, biasanya ia memang akan mampir ke kedai itu bersama Jungkook. Tapi kali ini, ia datang sendirian kesana, jadi ia tidak terkejut jika bibi penjual itu bertanya.
"Dia baik baik saja, hanya sedikit sibuk dengan berbagai urusan di kantornya" sahut Haneul dan bibi itu pun mengangguk paham.
"Ini tteokpokkimu, hati hati di jalan!"
"Ne, kamsahabnida ajhuma" sahut Haneul kemudian berjalan keluar kedai itu.
Ia pun kembali berjalan melanjutkan kembli sisa perjalanannya menuju rumah. Hingga entah apa yang terjadi namun tiba tiba
BRAKK
"Awhh sakitt"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?