Lim(a)PuluhDu(a)

330 26 1
                                    

Jungkook mengusap air matanya dengan kasar saat suara ketukan pintu terdengar dari tempatnya duduk dan merenungi segalanya.

"Eoh? Apa yang kau lakukan?" Tanya pria tersebut sembari menatap wajah Jungkook dengan aneh. Mata pria itu sembab, bahkan masih terdapat sisa-sisa air mata di pipinya.

Pria bermarga Jeon itu hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku kemari, hanya ingin menyampaikan ini padamu. Semoga membantu" ucapnya sembari meletakkan sebuah amplop di atas tangan Jungkook.

Setelahnya pria itu kembali berjalan keluar meninggalkan Jungkook yang masih menatap kosong sebuah amplop berwarna putih di tangannya. Ia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Bahkan ia tidak tau apa isi dari amplop itu. Ia hanya menduga jika amplop itu mengandung sesuatu yang berhubungan dengan Haneul.

Setelah ia sadar jika ia berdiri di depan pintu terlalu lama, ia pun akhirnya kembali masuk setelah menutup pintu.

Ia duduk dan lagi lagi merenungi amplop tersebut sebelum setelahnya ia memutuskan untuk membukanya.

'Jungkook-ah, jangan khawatirkanku. Aku baik-baik saja di sini, jaga kesehatanmu. Jangan lupa makan. Aku yakin kau akan menemukanku segera.

Saranghae'

Lagi-lagi tangisnya pecah. Bagaimana mungkin dirinya terus menerus melukai orang sebaik Haneul?

Kali ini tekadnya telah bulat. Ia akan segera mengakhiri masalahya sebelum benar-benar mencari keberadaan Haneul. Meskipun dirinya tidak dpat tenang jika Haneul tidak berada di sisinya, namun yang jelas ia yakin jika kini Haneul berada di tempat yang aman. dan hal itu sudah cukup baginya untuk sekedar berkonsentrasi dalam menghadapi dan segera mengakihiri masalahnya kini.

.

"Hyung, apa benar-benar tidak bisa? Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu!" Ujar seorang pria dengan nada memohon.

"Mianhae Jungkook-ah, jika bisa sebenarnya aku sangat ingin membantumu. Namun kau tau jika aku melanggar perintah ayahmu sama saja dengan aku berusaha membunuh diriku sendiri.

"Begitu ya... kalau begitu, terimakasih atas bantuanmu selama ini hyung! Doakan aku berhasil mengatasi segalanya sesegera mungkin" Ucap Jungkook di iringi dengan senyum tulusnya.

"Pasti Jungkook-ah, biar bagaimanapun kau sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Aku benar-benar menyesal tidak dapat membantumu lagi"

"Gwaenchana hyung, ini semua salahku yang tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik" Sesal Jungkook.

"Jungkook-ah, jangan seperti itu. Kini kau hanya perlu mengumpulkan semangatmu agar kau dapat mengakhiri segala masalah ini"

"Ne hyung, gomawo"

"Cheonmaneyo Jungkook-ah"

.

"Kau yakin oppa dengan keputusan ini?" Tanya seorang gadis yang sedikit tidak percaya akan apa yang baru saja ia dengar.

"Mau bagaimana lagi? Ini juga bukan keputusanku, kalian sendiri tau kan betapa sulitnya menolak perintah tuan Jeon"

"Jika sudah seperti ini, bagaimana kelanjutan masalah noona?"

"Aku telah memikirkan segalanya. Dalam hal ini, hanya kalian berdua yang dapat kuandalkan" Ucap pria itu dengan nada serius.

"Apa yang dapat kami lakukan Namjoon hyung?"

"Ini sedikit berbahaya, tapi aku yakin kalian dapat melakukannya dengan baik." Pria yang rupanya adalah Kim Namjoon itu terdiam sebentar sembari menatap intens kedua orang di hadapannya sebelum kembali melanjutkan perkataannya.

"Kalian harus memata-matai Min Seonha, Min Seongwoon, dan Jeonsan. Aku yakin masih banyak hal yang mereka rencanakan dibalik ini semua" Ucap Namjoon sedikit berbisik.

"Bagaimana cara kami melakukannya?"

"Kalian hanya perlu mengikuti kemana mereka pergi. Setelah melakukan beberapa kali penyelidikan sebelumnya, Seonha dan Jeonsan keluar dari rumah sekitar pukul sembilan pagi kemudian menemui seseorang di kafe. Mereka bertemu di kafe yang berbeda setiap kalinya. Yang perlu kalian lakukan adalah ikut masuk ke dalam dan mendengarkan isi percakapan mereka" Jelas Namjoon panjang lebar.

"Baik hyung. Setelah itu kami dapat menyimpulkan akan apa yang menjadi rencana mereka bukan?" Namjoon pun mengangguk mengiyakan.

"Dan satu lagi, jangan sekali-sekali menyebut nama Namjoon di hadapan mereka"

"Wae oppa?"

"Kalian tidak lupa bahwa aku seorang detektif bukan?"

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang