Du(a)PuluhSembil(a)n

592 53 0
                                    

"Jungkook-ah" panggil Haneul pelan sembari menggoyang goyangkan tangannya yang menempel pada pipi Jungkook.

"Eungh, ada apa chagia?" Tanya Jungkook sembari bangkit dari tidurnya dan mengusap matanya.

"Aku haus" ucapnya karena minumnya yang kebetulan telah habis tak bersisa sedangkan dirinya masih tidak diperbolehkan untuk berjalan.

"Sebentar, biar aku ambilkan" ucap Jungkook kemudian merefil gelas Haneul dengan air yang ada pada botol di dalan tasnya.

"Gomawo" ucap haneul setelah Jungkook menyerahkan gelas kepadanya. Tak lama kemudian, segelas air mineral itu pun tandas diteguknya.

"Apa masih terasa sakit?" Tanya Jungkook sembari menatap kaki Haneul. Gadis itupun menggeleng pelan.

"Bagaimana aku bisa merasakan sakitnya jika kakiku bahkan tidak bergerak sedikitpun Kook" ucap Haneul dan Jungkook pun menepuk jidatnya pelan karena pertanyaan konyolnya itu.

"Apa kau baik baik saja?" Tanya Haneul yang melihat gerak gerik Jungkook terlihat seperti gelisah. Jungkook pun menoleh pada Haneul dan menganggukkan kepalanya pelan serta memberikan senyuman yang menampakan dua gigi kelincinya itu.

"Nan gwaenchana, seharusnya aku yang bertanya padamu, apa kau baik baik saja?" Ucap Jungkook balik.

"Ya... seperti yang kau lihat. Apa kau baik baik saja selama aku tidak berada bersamamu?" Mendengar pertanyaan itu, Jungkook pun kembali merasa bersalah. Begitu teganya ia sampai sampai berani mengambil keputusan untuk melakukan hal buruk pada Haneul.

Tanpa basa basi lagi, Jungkook pun berdiri dan memeluk Haneul yang berbaring di atas brangkar. Tak lama kemudian, pundak Haneul terasa basah di iringi dengan suara isakan.

"Maafkan aku,aku terlalu jahat padamu" ucap Jungkook dan Haneul pun menggerakkan tangannya untuk mengusap kepala Jungkook.

"Gwaenchana Kookie-ya, aku sudah memaafkanmu" bisik Haneul tepat di telinga Jungkook.

Jungkook pun menjauhkan tubuhnya dari tubuh Haneul dan beralih untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Haneul. Ia menatap intens kedua mata istrinya itu dan tak lama kemudian, ia telah mempersatukan bibir mereka.

'Damn, he still a good kisser'

.

"Bagaimana? Kau sudah mendapatkan hasil?" Tanya Hyunsik pada Hara yang kini tengah terduduk di hadapannya. Hara pun menganggukkan kepalanya pelan.

"Ne, kita akan bertemu dengan Namjoon oppa nanti sore." Ucap Hara dan Hyunsik pun mengangguk paham.

"Apa kau yakin kasus tabrak lari itu benar benar ada sangkut paitnya dengan Seonha?" Tanya Hyunsik dan Hara pun mengangguk tanpa ada ragu sedikit pun.

"Aku pernah satu sekolah dengannya, dan aku tau seberapa ular dia. Kita temui Namjoon oppa nanti malam, dan kuta akan mendapatkan kejelasannya" lagi lagi Hyunsik pun menganggukkan kepalanya pelan.

"Masih pukul dua, kau tidak mau mampir kemana dulu?" Tanya Hyunsik dan Hara pun nampak berpikir. Tiba tiba senyuman pun mengembang di wajahnya.

"Toko buku?"

"Tentu saja! Kajja, sudah lama sekali sejak terakhir aku mengunjungi tempat itu" ucap Hyunskk tak kalah bersemangat.

"Kita jalan kaki saja ne? Ada toko buku yang cukup nyaman dan lengkap di dekat sini" ajak Hyunsik dan Hara pun mengangguk menyetujuinya.

"Menurutmu, kenapa Namjoon hyung tidak mengatakan nama aslinya?" Tanya Hyunsik selagi mereka berjalan beriringan ke arah toko buku.

"Entah, aku rasa itu adalah caranya untuk menyembunyikan identitas aslinya" sahut Hara.

"Tapi, kenapa ia menyembunyikan identitas aslinya? Apa karena ia tuntutan pekerjaannya sehingga ia tidak menyebarkan namanya?"

"Aku rasa tidak Hyunsik-ah, firasatku mengatakan ia memiliki alasan lain"

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang