Jungkook yang awalnya sibuk mencari keberadaan Haneul itu pun akhirnya terpaksa memberhentikan pencariannya saat telepon dari Kim Namjoon, orang kepercayaan ayahnya itu masuk ke ponselnya.
"Yeoboseyo, ada apa hyung?" Tanya Jungkook sembari menyenderkan tubuhnya ke sandaram sofa. Rasanya tubuhnya begitu lelah setelah mengelilingi seisi kota dan masih saja belum mendapati keberadaan Haneul.
Jiwanya takut Haneul akan kenapa-napa, sedangkan raganya terasa begitu lelah jika harus terus mencari.
"Bisakah kita bertemu sebentar?" Tanya Namjoon dari seberang telepon.
"Sekarang? Aku sedang lelah hyung"
"Ayolah, sebentar saja, ini penting" ucap Namjoon dengan nada memohon.
"Ah ne ne, bagaimana jika kau saja yang datang ke kediamanku?"
Setelah melakikan beberapa negosiasi, akhirnya Namjoon pun menyetujui jika ia yang menghampiri Jungkook di rumahnya, meskipun pria iru sedikit membatin karena di sini Jungkook lah yang membutuhkannya, tetapi malah dirinya sendiri yang direpotkan oleh Jungkook.
Tak lama kemudian, bel pintu kediaman Jeon itu pun berbunyi. Jungkook yang awalnya tengah bermalas-malasan itu akhirnya pun terpaksa membukakan pintu. Tanpa perlu Jungkook tebak lagi, ia juga sudah tau jika itu pasti adalah Namjoon.
"Masuklah hyung" ucap Jungkook yang nampak begitu lemas.
"Hey, ada apa denganmu? Kenapa kau nampak tak memiliki semangat seperti ini?" Tanya Namjoon kemudian ikut bergabung duduk di atas sofa.
Jungkook pun menghela nafasnya kasar sebelum akhirnya menjawab pertanyaan pria di hadapannya itu.
"Haneul menghilang" ucapnya frustasi.
"Mwo?! Apa katamu?! Dia tidak sedang diculik kan?!" Tanya Namjoon yang seketika merasa panik.
"Tidak mungkin, kemarin malam ia masih tidur bersamaku. Jika seseorang masuk ke kamar kami dan menculiknya, tentu saja aku pasti akan mengetahuinya" Jawab Jungkook dengan mata yang terpejam.
"Hmm kau benar. Jika seperti itu, lebih baik kita membicarakan hal ini terlebih dahulu"
Mendengar ucapan Namjoon, Jungkook pun membuka matanya dan menatap pria yang terpaut usia tiga tahun lebih tua darinya itu dengan pandangan bertanya. Namjoon yang seolah paham akan apa maksud dari pandangan Jungkook itu pun akhirnya mulai angkat bicara.
"Aku ingin menanyakan beberapa hal padamu, tolong jawab ini dengan jujur" ucap Namjoon. Jungkook pun menganggukan kepalanya dengam sedikit ragu. Hal tersebut pun tentu tak luput dari pandangan netra seorang Kim Namjoon.
"Apakah saat kau menghilang, ada hubungannya dengan kecelakaan?" Tanya Namjoon to the point dengan raut seriusnya.
"Kecelakaan? Kecelakaan apa maksudmu hyung?" Detik itu juga Namjoom sadar, jika usahanya untuk bertanya lebih lanjut tidak akan berguna, karena nyatanya pria di hadapannya ini justru memilih untuk berpura-pura bodoh daripada menjawabnya dengan jujur agar kasus ini dapat cepat terselesaikan.
Meskipun sebenarnya Namjoon tidak tau bagaimana isi hati pria bermarga Jeon itu.
.
"Oppa, Park Haneul sialan itu menghilang"
"Mwo? Menghilang?"
"Ne oppa, bagaimana ini?" Pria itu pun terkekeh pelan.
"Kenapa kau bertanya seperti itu chagi?"
"Bagaimana jika dengan menghilangnya wanita sialan itu, rencana kita akan menjadi gagal?" Tanya wanita itu khawatir.
"Tidak, apa kau lupa tentang senjata kita?" Pria itu pun tersenyum miring ketika mengatakannya.
"Kau benar juga, apa kira-kira Jungkook mengetahuinya?"
"Aku tidak tau, tapi yang jelas, baik dia tau maupun tidak tau, itu tidak akan pernah mengacaukan apa-apa. Jadi kau tidak usah khawatir ne?"
"Ne oppa"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?