"Kau pernah melihat langsung orangnya?"
"Belum, tapi aku yakin orang yang kita incar saat ini sama"
"Kau yakin?"
"Ck, sejak kapan kau bisa meragukanku? Aku akan mengajak temanku juga untuk menangani kasus ini"
.
"Yobosseyo?"
"Ne, yobosseyo. Ada apa Seokkie?" Tanya suara di seberang sana saat telepon tersambung.
"Aku punya proyek besar untuk kita" sahutnya.
"Ck, ayolah jangan buatku untuk ikut campur dengan urusan orang lain lagi"
"Ayolah, ini penting dan aku yakin kau bisa menanganinya"
"Ck baiklah, hubungi aku jika kau telah menjadwalkan pertemuan kita"
"Ne gomawoyo, hanya kau yang bisa kuandalkan"
.
"Ini gila, aku seperti sedang kabur saja jika seperti ini caranya" ucap Haneul sedikit frustasi. Jimin pun terkekeh pelan sebelum mulai menyahuti gadis di sampingnya itu.
"Santai saja, hanya dua hari. Lagi pula ini juga kulakukan agar kau dapat pergi tanpa amukan seperti kemarin bukan?" Kekeh Jimin.
"Pergi tanpa amukan dan pulang dengan amukan besar maksudmu?" Sindir Haneul dan tawa Jimin pun pecah seketika. Entah mengapa ia senang sekali untuk mengganggu Haneul.
"Sudahlah, untuk saat ini fokuslah dulu pada proyek yang ada, urusan Jungkook kita pikirkan nanti saja. Tenanglah, aku pasti membantumu" ucap Jimin kemudian menarik tangan Haneul memasuki sebuah gedung bertingkat tempat mereka melaksanakan meeting hari itu.
Sekitar satu setengah jam kemudian, rapat pun berakhir di iringi dengan helaan nafas panjang yang keluar dari mulut Haneul. Setelah duduk berlama lama, akhirnya gadis itu dapat berdiri dan meregangkan tubuhnya. Hal itu pun tak luput dari pandangan Jimin. Pria itu tersenyum kecil melihat kelakuan gadis di sampingnya itu.
"Kau mau langsung kembali ke hotel atau mampir kemana dulu?"
"Ayo makan tteokppokki! Tiba tiba aku sangat ingin memakan makanan itu" ajak Haneul dan Jimin pun mengangguk menyetujuinya.
"Kajja, aku tau tempat tteokppokki enak di sini!" Ajak Haneul dengan penuh semangat.
.
"Ini gila, bahkan rasanya belum berubah sejak terakhir aku datang kemari" ucap Haneul dengan mata yang berbinar. Jimin pun tersenyum lebar melihatnya. Setidaknya Haneul dapat melupakan urusannya dengan Jungkook walau hanya sesaat.
Namun sepertinya senyuman Jimin itu tak dapat bertahan lama setelah lonceng pintu restoran tempat mereka makan itu berbunyi di iringi dengan raut wajah Haneul yang ikut berubah drastis.
"Bahkan dia terlihat jauh lebih bahagia daripada ketika ia bersamaku? Aku harus apa Jimin-ah?" Lirih Haneul.
'Gwaenchana Haneul-ah, aku akan membalaskan semua perlakuan yang ia dapat secepatnya' batin Jimin dengan mata yang telah menyiratkan kilat amarah itu.
"Ayo kita kembali kehotel, jangan berlama lama di sini karena itu akan semakin menghancurkan moodmu" ucap Jimin dengan suara datarnya sembari menarik pelan tangan Haneul. Mau tidak mau Haneul pun hanya dapat pasrah mengikuti kemauan bosnya itu. Meskipun ia meninggalkan tempat itu berarti ia tidak dapat melihat lebih lanjut hal apa saja yang suaminya lakukan itu dengan gadis di hadapannya, namun ia sendiri juga sadar, jika ia tidak sanggup untuk melanjutkan kembali menatap manik suaminya yang tengah berbincang ramah dengan orang lain itu.
Biar bagaimanapun, sekuat apapun hati yang di miliki, pasti ada saat dimana hati itu harus beristirahat. Entah beristirahat untuk melihat hal hal yang menyakitinya, atau justru beristirahat dari pahitnya mencintai orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?