"Kau juga harus memakan dagingnya Haneul-ssi, setidaknya makanan ini juga mempengaruhi kinerja otakmu, dan jika otakmu bekerja dengan buruk, aku juga yang akan rugi mempekerjakanmu" Ceramah Jimin yang sama sekali tak Haneul pedulikan.
"Ck, dasar. Untung kau sahabatku, jika tidak sudah ku-"
"Sudah apa?!" Potong Haneul sembari memelototi Jimin sebelum pria itu menyelesaikan kata katanya.
"Kalau tidak aku akan memecatmu" ucap Jimin enteng yang hanya merupakan gurauan semata. Namun berbeda dengan Haneul yang menganggapnya serius itu.
"Yasudah pecat saja" ketus Haneul.
"Shireo! Lalu nanti siapa yang menjadi asistenku dan membantuku bekerja?"
"Bukan urusanku"
"Yakkk, Haneul-ah kenapa kau kejam sekali" rajuk Jimin yang membuat Haneul menggeleng gelengkan kepalanya sendiri.
"Kenapa kau masih hobi merajuk tuan Park? Apa kau tidak ingat usiamu?" Sindir Haneul yang membuat Jimin mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kenapa kau begitu menyebalkan?"
"Kau baru menyadarinya?"
"Haneul-ah~"
.
Jungkook menggeram pelan saat gadis di sampingnya itu menjejerkan beberapa foto yang membuat hatinya mendadak panas itu.
"Lihatlah Jungkook-ah, bahkan gadis itu lebih bahagia dengan pria lain. Memang tidak ad salahnya jika kau menceraikannya" ucap gadis yang sedari tadi nampak memandang ekspresi Jungkoom dengan puas.
"Diamlah Seonha-ya, aku tidak butuh pendapatmu saat ini" desis Jungkook. Sangking emosinya bahkan pria itu tak dapat menahan amarahnya sendiri.
"Jungkook-ah, kenapa kau jadi kasar seperti ini padaku? Bukankah kau hanya mencintaiku? Kau telah membenci gadi yang membawa kesialan padamu itu bukan?" Mendengar perkataan gadis itu membuat Jungkook menahan habis habisan sebuah umpatan yang bisa keluar dari mulutnya kapan pun juga.
"Tenanglah Seonha-ya, daripada kita mengurusi gadis itu, lebih baik kita pergi untuk makan malam sebelum kembali ke rumah" ucap Jungkook dan kemudian keduanya berjalan meninggalkan ruangan yang tempat mereka berada sebelumnya, juga meninggalkan beberapa lembar kertas foto yang menunjukkan seorang gadis yang tenga tertawa bersama pria di sampingnya, gadis yang cemberut karena sang pria mengacak ngacak rambit gadis itu, dan ekspresi ekspresi lainnya yang masih menampakan dua orang yang sama.
"Jungkook-ah, kapan kau menceraikn gadis itu? Dan kapan kau mau menkahiku?" Tanya Seonha saat keduanya tenga berada di dalam mobil yang Jungkook kendarai untuk menuju ke salah satu restoran yang mereka pilih untuk menjadi tempat makan malam mereka.
"Tenanglah chagi, kau hanya perlu menunggu waktunya" sahut Jungkook dengan pandangan yang masih aja lurus ke depan. Dan tanpa pria itu sadari, gadis di sampingnya itu nampak tersenyum puas.
'Tunggu pembalasanku Park Haneul'
.
Hyunsik mengetuk ngetukan ujung sepatunya ke lantai sembari berharap cemas. Ia bingung harus melakukan apa saat ini.
"Kau yakin dia orang yang sama seperti senior kita dulu?" Tanya Hyunsik yang membuat Hara memutar bola matanya malas.
"Sudah kubilang, dia seniorku di sekolah, bukan senior mu, jadi mana mungkin kau mengenalinya? Lagipula tidak ada gunanya juga aku membohongi pria sepertimu" sahut Hara yang membuat Hyunsik mendengus sebal.
"Lalu, apa yang kau ketahui tentangnya?"
"Hm... ya aku hanya tau sekedar nama dan alamatnya, aku pernah mengerjakan urusan sekolah disana. Tapi aku tidak tau dia masih tinggal disana juga atau tidak" jelas Hara
"Siapa namanya?"
"Min Seonha"
"Seonha?"
"Iya, kenapa?"
"Aku merasa pernah mendengar namanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?