"Jimin-ah!" Seru Haneul penuh semangat bahkan dengan senyum yang mengembang seutuhnya di wajahnya ketika melihat Jimin pada akhirnya datang dan mengunjunginya. Pemandangan tersebut tentu tak luput dari pengelihatan Jungkook.
Entah apa yang pria itu rasakan saat ini, rasanya terlalu bercampur. Entah senang karena dapat melihat Haneul tersenyum, lega karena dapat kembali melihat istrinya itu tersenyum, atau justru rasa panas di hatinya yang lebih mendominasi karena kecemburuannya.
"Yak! Kemana saja kau selama ini bantet?! Kenapa kau tidak pernah mengunjungiku eoh?!" Kesal Haneul dengan wajah cemberut yang ia buat buat itu.
"Hei ayolah, kau pikir pekerjaanku mudah selama tidak ada kau? Kau juga merepotkanku! Selama kau cuti, aku yang menghandle segalanya" ucap Jimin tidak terima. Berbeda dengan wajah cemberut Haneul, pria itu justru memasang wajah sok kerennya.
"Jangan memasamg wajah seperti itu, wajahmu menjadi jauh lebih menjijikkan daripada sebelumnya!" Hina Haneul terang terangan yang langsung saja mendapat jitakan dari pria di hadapannya.
Pemandangan tersebut semakin membuat hati Jungkook memanas, bahkan mungking telah mendidih. Biar bagaimanapun, tidak ada yang boleh menyentuh istrinya barang sebuah jitakan sekalipun!
"Awh, sakit bodoh" kesal Haneul sembari mengusap usap dahinya sendiri.
"Eh, aku melakukan dengan terlalu keras ya? Mianhae" ucap Jimin dan kini tangannya beralih mengusap dahi Haneul.
Untuk kali ini, sepertinya amukan Jungkook dapat meledak kapan saja. Buktinya sekarang pria itu justru berdehem dengan cukup keras sehingga menginterupsi kegiatan kedua orang yang sedari tadi ia pandangi dari jarak sekitar dua meter itu.
"Ups, sepertinya aku membuat singa cemburu" bisik Jimin sembari menjauhkan tangannya.
"Singa?" Tanya Haneul dengan polosnya yang membuat Jimin menepuk jidatnya sendiri. Kenapa gadis di hadapamnya itu dapat mendadak berubah menjadi sangat polos seketika? Apa ia tidak menyadari deheman Jungkook barusan?
Tak lama setelahnya, Jungkook pun benar benar pergi dari hadapan keduanya. Haneul yang memang tidak mengerti akan apa yang terjadi pun hanya menggidikan bahunya cuek, seolah yang baru saja terjadi itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.
"Kau tidak mau menyusul dan melihat keadaan suamimu sebentar saja?" Tanya Jimin saat perasaan tidak enak mulai singgah di hatinya.
"Untuk apa?" Sahut Haneul acuh.
"Haneul-ah, sepertinya suamimu itu sedang cemburu" ucap Jimin berusaha menyadarkan sahabat sekaligus patner kerjanya itu.
"Cemburu? Memangnya dia bisa cemburu?" Sahut Haneul yang terlihat sama sekali tidak mempedulikan perkataan Jimin. Jimin bahkan menjadi merasa tidak enak sendiri pada sahabat prianya itu, Jeon Jungkook. Ayolah, dia juga seorang pria, jadi ia pasti tau akan apa yang Jungkook rasakan saat ini.
"Baiklah, jika kau tidak mau menghampiri suamimu itu, biarkan aku saja yang menghampirinya" putus Jimin yang jelas saja ditolak oleh Haneul.
"Kau kesini untuk mengunjungi siapa? Aku atau Jungkook?" Ucapnya ketus yang membuat Jimin frustasi. Ia perlu menemui Jungkook, namun jika ia melakukannya, Haneul akan sangat marah padanya.
"Haneul-ah, aku serius, nampaknya Jungkook tengah cemburu" ucap Jimin yang masih saja setia membujuk Haneul.
"Lalu, kau kira selama ini aku bagaimana?"
"Maksudmu?" Tanya Jimin yang kini justru bingung akan maksud Haneul.
"Apa aku harus mempedulikan perasaannya, saat dia tidak mempedulikan perasaanku?"
"Jangan egois Haneul-ah. Biar bagaimanapun, kau juga tidak pernah tau alasannya selama ini hingga ia melakukan hal seperti itu"
"Apa kau pikir, aku tidak lelah? Aku lelah Jimin-ah. Aku lelah mengkhawatirkannya, aku lelah untuk terus merasa cemburu. Aku lelah untuk merasakan segalamya sendirian. Aku lelah jika harus terus menangis dalam kesendirianku"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?