Sembil(a)n

1.2K 123 2
                                    

Empat hari terasa berlalu begitu saja. Buktinya tanpa Haneul sadari, hari ini merupakan hari terakhirnya berada di negara tempat dirinya dan Jungkook pernah menggoreskan kenangan disana.

"Sudah siap?" Tanya sebuah suara di iringi dengan kepala yang menyembul dari balik pintu.

"Ne, masuklah, bantu aku membawa barang barang ini" ucap Haneul yang disahuti dengan sebuah anggukan pelan.

"Apa kau tidak ingin mengunjungi saudara ipar dan mertuamu?" Tanya pria yang selalu berada di sekitarnya selama empat hari belakangan itu.

"Ani, aku takut mereka bertanya aneh aneh dan aku tidak bisa menjawabnya" sahut Haneul pelan. Pria itu pun tersenyum tipis.

"Terserah kau saja, tapi jangan menyakahkanku jika kau menyesal nanti saat sampai di Korea" dan Haneul pun hanha menganggukkan kepalanya pelan.

.

"Ne eomma, aku pasti akan menjemputnya" ucap Jungkook kepada orang di seberang telepon dengan suara serak sehabis bangun tidurnya. Jangan tinggalkan juga matanya yang masih terpejam dan enggan untuk membuka matanya itu.

"Awas jika kau tak menjemputnya! Kemarin kau sudah tidak menemaninnya eoh" sahut suara di seberang sana lagi dengan nada tajam.

"Ne eommaa, sudah ya, aku ingin tidur lagi"

Tut

Jungkook pun mematikan ponselnya. Namun niat awalnya yang ingin kembali memejamkan matanya itu tak berhasil karena mendadak otaknya terus saja terpaku pada satu nama.

"Haneul"

Ia mendesah pelan saat mengingat sikapnya selama ini pada gadis itu. Ia ingin sekali menjemput Haneul setibanya gadis itu di bandara, namun di satu sisi ia juga bingung harus menunjukkan ekspresi seperti apa saat bertemu dengan Haneul.

"Arghh" ia pun mengerang frustasi.

Kenapa semuanya jadi serumit ini?

.

"Unghh, aku masih mengantuk!" Ucap Haneul sembari meletakkan kepalanya menyender di punggung bosnya itu.

"Kau bahkan sudah tidur cukup lama Haneul-ah" sahut pria itu dengan nada yang benar benar menunjukkan jika ia jengah akan perilaku Haneul.

"Ayolah, aku benar benar tak mampu memejamkan mataku!" Sahut Haneul kesal mendengar ocehan pria itu.

"Ne, ne, terserah kau saja!" Ucap pria itu kemudian kembali melanjutkan langkahnya perlahan agar Haneul tidak terjtuh.

"Ehem, Haneul-ssi" sebuah suara yang memanggil gadis itu yang membuatnya mendadak seratus persen kehilangan rasa kantuknya. Gadis itu pun reflek berdiri dengan tegak yang membuat pria yang awalnya menjadi sandarannya itu menoleh.

"Woah, jadi sperti ini perilakumu di belakangku Jimin-ssi?"

.

Suasana hening memenuhi mobil yang hanya berisikan sepasang suami istri itu hingga akhirnya mobil yang mereka kendarai telah terparkir rapi di garasi rumah mereka.

Gadis itu masih saja terpaku duduk di tempatnya ketika melihat suaminya telah terlebih dahulu keluar dari mobil. Namun sebuah tarikan cukup kasar membuatnya tersadar jika saat ini Jungkook, suaminya itu telah berdiri di sampig pintu mobil yang telah terbuka sembari berusaha menarik tubuhnya keluar.

"J-jungkook, sakit" rintihnya saat Jungkook menarik pergelangan tangannya dan terus menyeretnya hingga ke dalam kamar mereka lalu membanting tubuh Haneul dengan kasar ke atas kasur kemudian menindihnya.

"Jungkook-ah" ucap Haneul sebelum akhirnya pria itu membungkam mulut gadis yang kini telah berada di bawahnya dengan bibirnya itu.

Jungkook pun melumat dengan kasarbibir Haneul yang membuat gadis itu beberapa kali melenguh pelan. Ciuman yang awalnya hanya di bibir itu semakin panas hingga merambat ke rahang hingga leher gadis itu dan menciptakan banyak tanda kepemilikan disana.

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang