Lim(a)PuluhLim(a)

463 25 1
                                    

"Aku tau kalian dapat mendengarkanku, namun aku perlu bertemu dengan kalian kali ini saja. Datanglah ke apartemenku." Ucap Jungkook dan setelahnya keheningan kembali terjadi. Memang disana terdapat tiga orang, namun sayangnya mereka semua terpaksa harus menjadi seseorang yang bisu untuk sementara waktu.

Sekitar sepuluh menit berlalu, tiba-tiba pintu apartemen Jungkook diketuk oleh seseorang di luar sana yang membuat Hyunsik dan Hara segera berlari masuk ke dalam salah satu kamar disana.

"Annyeong Jungkook-ah. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu" Ucap Jeonsan dengan senyum miring di wajahnya.

"Neo michin saekkiya" Desis Jungkook pelan. Senyuman miring itu pun terus tersungging hingga tak lama kemudian harirlah Seonha dan Seongwoon.

"Apa kau mengundang kami kemari untuk mendengarkan permohonanmu secara langsung?" Tanya Seonha dengan nada sinis.

"Apa kau pikir aku serendah itu?" Sahut Jungkook kemudian berdecih pelan.

"Lalu, apa yang ingin kau katakan eoh?" Sahut Seongwoon yang mulai terpancing emosi.

"Aku ingin mengatakan, kenapa kalian semua seperti banci eoh? Menyerangku dengan cara yang tidak wajar! Bahkan kalian memanfaatkan kemampuan polisi secara ilegal!" Ucap Jungkook berteriak di depan wajah ketiganya yang membuat Seongwoon murka seketika.

"Yak! Apa maksudmu?!" Bentak Seongwon kemudian sebuah bogeman mentah mendarat di pipi Jungkook yang membuatnya justru tersenyum miring. Bahkan ia tidak lagi memedulikan rasa perih yang muncul di sudut bibirnya akibat pukulan yang cukup kencang dari seorang Min Seongwoon itu. Mungkin setelah ini ia akan melihat seberapa besar luka yang tercipta di sudut bibirnya.

"Hanya segitu kemampuanmu?" Tantang Jungkook dan tiba-tiba Seongwon mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celananya. Meskipun awalnya Jungkook terkejut, namun sebisa mungkin ia menutupi keterkejutannya itu dengan senyum miringnya.

Pergulatan di antara keduanya pun tak terhindarkan. Dengan susah paya Jungkook menghindari pisau yang berada di tangan Seongwoon agar tidak melukai tubuhnya. Namun keberadaan Seonha dan Jeonsan justru semakin mempersulit gerak Jungkook hingga akhrnya

AKHHH

Jungkook pun berteriak saat pisau tersebut sukses menancap di pundaknya. Mendengar teriakan Jungkook, Haneul dan Hyunsik pun lantas keluar dari persembunyian keduanya di iringi dengan polisi yang telah memenuhi tempat kerjadian perkara.

.

Suara tangisan memenuhi lorong rumah sakit yang nampak sepi. Hanya ada beberapa orang disana yang tengah sibuk menenangkan wanita yang tengah terisak itu.

"Noona, sudah lah, ini bukan salahmu. Jangan salahkan dirimu terus menerus" ucap seorang pria yang merupakan adik wanita tersebut.

"Aniya Hyunsik-ah, jika aku tidak meninggalkannya, pasti ia tidak akan seperti ini sekarang"

"Haneul-ah, tenangkan dirimu. Ingat aegi yang ada di dalam rahimmu itu" perkataan tersebut sontak membuat wanita bernama Haneul itu tersentak kemudkan mengelus perutnya pelan.

"Maafkan eomma, eomma baru saja melupakan keberadaanmmu" gumamnya kepada perutnya sendiri.

"Eonnie, sebaiknya kau beristirahat. Kau tidak boleh terlalu lelah di usia kandunganmu yang masih sangat muda"

"Tapi, aku ingin tetap di sini Hara-ya" sahut Haneul yang mulai menyandarkan kepalanya di pundak kakaknya, Park Jaehyung.

"Haneul-ah, Hara benar. Jaga dirimu dan janinmu, kau tidak boleh sampai kelelahan"

"T-tapi aku ingin menunggu Jungkook, oppa. Ini sudah berjam jam dan dokter sama sekali belum memberikan kabar"

"Tenanglah Park Haneul, Jungkook pasti tidak apa-apa. Ia pasti sembuh dan segera pulih. Dokter pasti mengerahkan kemampuan mereka sebaik mungkin"

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang