Del(a)p(a)nBel(a)s

798 68 1
                                    

Jaehyung mengusap pangkal hidungnya dengan gusar. Sedari tadi ia terus saja berusaha memikirkan jalan keluar dari semua persoalan yang kini tengah menimpahnya itu.

Ia kira, setelah pernikahan adiknya, Park Haneul, kehidupannya akan baik baik saja dan adiknya itu akan hidup dengan bahagia. Namun nyatanya semua prediksinya itu seolah tak ingin bekerja sama dengan kenyataan.

"Hyung, neo gwaenchana?" Tanya Hyunsik sembari membawa dua cangkir yang berisi teh hangat di tangnnya.

Jehyung pun nampak menghela nafasnya pelan sembari menatap sayu kedua mata adiknya itu. Dari tempat Hyunsi berada, pria itu dapat melihat kantung mata Jaehyung yang mulai menghitam itu.

"Hyung, kau juga perlu istirahat. Kau bisa sakit jika seperti ini terus menerus" ucap Hyunsik sembari menyodorkan salah satu gelas yang ada di tangannya. Jaehyung pun menerima gelas itu dan menyeruput pelan isinya hingga sebuah kehangatan menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Aku bingung harus melakukan apa lagi Hyunsik-ah" keluh Jaehyung yang sedikit membuat hati Hyunsik seolah tersentil. Jika Jaehyung sudah seperti ini, itu tandanya pria itu telah benar benar tak sanggup akan maslalah yang ia hadapi.

"Tapi kau juga harus memperhatikan kesehatan dirimu sendiri Jae-hyung, apa kau mau membuat Haneul noona semakin memikirkan banyak hal karena ikut memperhatikan kesehatanmu?" Bujuk Hyunsik yang membuat Jaehyung lagi lagi menghela nafasnya pelan.

"Ne ne, aku akan segera beristirahat, kau juga jangan sampai kelelahan dan jatuh satit"

"Ne hyung, pasti"

.

"Hara-ya, sebenarnya kau ini mau ke mana?" Tanya Hyunsik daat ia terus saja mengikuti kemanapun langkah gadis di hadapannya itu mau mengarah.

"Toko buku, kalau kau tidak mau lebih baik kau menunggu di kafe saja daripada nanti kau terus meminta pulang" Ucap Hara yang menimbulkan dengusan sebal dari mulut Hyunsik.

"Kau meremehkanku? Biarpun wajahku tidak meyakinkan seperti ini aku lebih suka membaca buku daripada memainkan ponselku" gerutu Hyunsik yang terlihat seperti angin lalu di telinga Hara.

"Untung kau menyadarinya" gumam Hara yang masih dapat terdengar di telinga Hyunsik.

"Menyadari apa eoh?!" Tanya Hyunsik tidak santai itu.

"Menyadari jika wajahmu tidak meyaikinkan" sahut Hara yang membuat Hyunsik memelototi Hara yang justru membuat gadis itu tertawa.

"Sudah sudah, daripada aku membuang waktu, lebih baik aku ke toko buku saja, kalau kau masih mau di sini dan menertawaiku, silahkan saja" ucap Hyunsik kemudian berjalan meninggalkan Hara.

"Hei hei! Kau marah?" Tanya Hara sembari berjalan mensejajarkan langkahnya dengan Hyunsik.

"Aku bukan kau yang terlalu bawa perasaan hingga mudah marah begitu saja" ucap Hyunsik yang rasanya langsung mengangkat emosi Hara seketika.

"Apa yang kau bilang tadi?!" Tanya Hara tak santai namun Hyunsik hanya menggidikkan bahunya acuh.

"Aku tidak mau membuang buang waktu hanya untuk mendebatkan hal tidak penting" sahut Hyunsik yang lagi lagi berjalan meninggalkan Hara yang melongo melihatnya.

"Yak! Park sialan, kau yang membuat perdebatan ini terjadi!" Maki Hara pelan karena tak mau semua pandangan pengunjung mengarah kepadanya.

"Yak! Pabo! Tunggu aku bodoh!" Maki Hara kemudian segera berjalan menyusul Hyunsik ketika ia sadar Hyunsik tidak akan mempedulikannya.

"Kenapa kau tega membuatku terlihat seperti orang bodoh karena harus berlari lari mengejarmu di dalam mall eoh?!" Tanya Hara dan Hyunsik pun menatapnya dengan alis yang telah terangkat sebelah.

"Kapan aku menyuruhmu mengejarku?"

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang