Lim(a)PuluhEmp(a)t

346 22 1
                                    

'Apa kalian sudah lama? Mianhae, tadi pagi aku harus ke kantor terlebih dahulu karena urusan mendadak'

'Gwaenchana Junhyeok-ah, kami juga tidak terlalu lama di sini' Ucap Seongwoon tenang.

'Jadi, bantuan apa lagi yang kalian perlukan?'

'Aku ingin membahas tentang memata-matai pria bernama Jungkook itu'

'Ne, ada apa? Apa suara yang kalian peroleh tidak jelas dan kurang bagus?' Tanya pria itu santai seolah memata-matai orang melaui suara bukanlah hal yang sulit.

'Bisakah aku mendapatkan salinan file dari ucapannya?'

'Tentu, bukan hal yang sulit untuk mendapatkannya. Aku akan segera memberikannya padamu. Kau ingin semuanya?'

'Aniya, aku hanya ingin meminta bagian ia memohon-mohon kepada kami. Bagian yang ini' ucap Seongwoon sebelum kembali berucap.

'Sampai kapan? Sampai kapan kau mau memperlakukanku seperti ini? Aku tau kau bisa mendengarkannya. Tapi aku mohon, hentikanlah ulahmu. Aku lelah akan semua permainan yang kau buat, sampai bagian akhir ucapannya' Jelas Seongwoon.

'Baiklah, aku akan memberikannya padamu besok'

'Ne, gomawo Junhyeok-ah. Maaf telah merepotkanmu'

'Gwaenchana, sebagai seorang polisi bukan hal yang sulit untuk melakukannya' Ucap pria bernama Junhyeok itu sembari terkekeh pelan.

'Baiklah, meski seperti itu, aku harap aku tidak akan merepotkanmu lagi setelah ini' ucap Seongwon tulus sembari menepuk pundak Junhyeok pelan.

'Ne, masih ada keperluan lain denganku? Aku harus segera patroli'

'Eobsoyo, kau dapat segera kembali bekerja'

Usai perbincangan di antara mereka, Hyunsik pun segera bangkit berdiri dan mengajak Hara untuk segera kembali dan menangani hal yang selanjutnya harus mereka lakukan. Nasib baik nampaknya tengah berpihak pada mereka karena tidak satupun dari ketiga orang yang sebelumnya mereka mata-matai itu menyadari keberadaan mereka.

"Aku masih tidak menyangka jika Jae-hyung bukanlah kakak kandungku" Gumam Hyunsik saat keduanya tengah berjalan menyusuri terotoar untuk menuju ke kediaman Jungkook.

"Sudalah Hyunsi-ah, mungkin hyungmu memang tidak mengetahui fakta tersebut. Sekarang yang perlu kau lakukan adalah berkonsentrasi untuk langkah selanjutnya. Untuk masalah itu, kita dapat memikirkannya nanti" Ucap Hara dan Hyunsik pun mengangguk patuh.

"Kau sudah membawa pensil dan kertas kan?"

"Ne, kebetulan ada di dalam tasku" sahut Hara.

"Apa yang akan kita lakukan dengan pensil dan kertas ini?" Tanya Hara setelah beberapa saat terjadi keheningan di antara keduanya.

"Kau tidak tahu maksudku menggunakan pensil dan kertas?" Tanya Hyunsik yang nampak kaget dan hanya mendapat sahutan berupa gelengan kepala Hara yang nampak begitu polos.

Hyunsik pun menepuk jidatnya sendiri. Kenapa Hara mendadak jadi seperti ini? Biasanya gadis itu sangat cerdas, bukan justru sulit memahami maksudnya.

"Kita akan bertanya pada Jungkook hyung melalui pensil dan kertas ini tanpa mengeluarkan suara Hara sayang" Ucap Hyunsik dan tak lama pria itu membungkam mulutnya sendiri.

"Apa yang baru saja kau katakan?" Tanya Hara sembari mengerjap-ngerjapkan matanya terkejut.

"Ani, eobsoyo. Aku tidak mengatakan apapun" Dusta Hyunsik sembari memalingkan wajahnya yang kini telah memerah.

Sebenarnya Hara sangat ingin menggoda pria di sampingnya itu. Namun mau bagaimana lagi, ia masih mengingat dengan jelas apa yang Hyunsik katakan sebagai imbuhan di belakang namanya. Dan karena itu lah niat awalnya untuk menggoda tidak dapat ia laksanakan ketika dirinya menyadari jika bahkan ia sendiri juga tersipu malu.

Akhirnya sepanjang perjalanan pun hanya di iringi dengan suara kendaraan yang berlalu lalang karena keduaya tengah sibuk dengan perasaan mereka masing-masing. Untung saja perjalanan tidak terlalu jauh sehingga keduanya tidak harus terjebak dalam kecanggungan dalam waktu yang cukup lama.

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang