Du(a)PuluhS(a)tu

750 67 2
                                    

Kini Haneul tengah terbaring di atas ranjang sembari memandangi wajah Jungkook yang telah kembali terlelap di sampingnya. Perkataan Jungkook tadi masih saja terus terinang inang di benaknya.

Setelah sekian lama memperlakukannya secara kasar, Jungkook tiba tiba menyuruhnya agar terus berada bersama pria itu. Apa maksudnya?

Belum lagi perkataan Jungkook jika ia begitu menyayangi Haneul. Apa dari segala bentuk kekasaran Jungkook padanya selama ini merupakan bentuk rasa sayang Jungkook? Haneul rasa itu tidak mungkin. Jungkook bukan sosok seorang psikopat yang suka melukai orang lain.

Jika seperti ini, Haneul semakin bingung dengan segala teka teki yang Jungkook buat dalam kehidupan rumah tangga mereka. Semua terasa begitu aneh dan tidak pernah Haneul bayangkan sebelumnya jika semuanya bisa menjadi serumit ini.

Haneul pun menghela nafasnya pelan hendak bangkit berdiri keluar dari kamar, namun nyatanya niatnya itu harus ia urungkan saat sebuah tangan kokoh melingkar di pinggangnya yang secara otomatis menahannya.

"Tetaplah di sini Jeon Haneul, temani aku" Ucap Jungkook parau dengan mata yang masih terpejam.

Haneul pun diam tak bergeming. Ia tidak tau harus menunjukkan reaksi seperti apa. Jungkook yang ada kini tidak terlihat seperti Jungkook yang biasanya. Bahkan dulu Jungkook juga tidak bersikap seperti ini ketika ia sedang sakit sekalipun. Pria itu pasti akan merengek manja pada Haneul, bukan berkata seadanya seperti sekarang ini.

Entah karena keasikan melamun atau bagaimana, namun Haneul baru menyadari jika bibir Jungkook menempel di lehernya saat pria itu menggigit dan menghisap kulit mulusnya hingga meninggalkan bekas kepemilikan disana.

"Kook, jangan bersikap seolah kau menginginkan keberadaanku disaat kau selalu bertindak kasar padaku" lirih Haneul pelan yang masih mampu terdengar oleh Jungkook. Namun pria itu seolah bisu dan enggan untuk menyahuti perkataan Haneul.

"Jika kau tidak ingin bersamaku, lepaskan aku, jangan biarkan aku terus berada dalam permainanmu yang selalu mengacak ngacak perasaanku"

"Ingatlah, apapun yang kau lakukan padaku, aku tidak bisa membencimu Kook, bahkan aku selalu mencintaimu, dan perasaan itu justru semakin bertambah setiap harinya"

Setetes cairan bening pun sukses lolos dari sudut mata Haneul.

.

"Namjoon oppa, apa kau telah mendapatkan informasi tentang gadis itu?" Tanya Hara sembari berharap harap cemas.

"Hm.. aku masih berusaha mengingat masalahku dengan gadis itu Hara-ya, kenapa aku tetap gagal mengingatnya?" Ucap Namjoon frustasi.

"Masalahmu dengannya? Memangnya kapan kau pernah berurusan denganny?" Tanya Hara heran. Namjoon pun menggidikkan bahunya tanda ia sama sama tak mengerti. Hara pun menepuk jidatnya sendiri. Pria di hadapannya ini memiliki IQ yang cukup baik, namun kenapa bisa terlihat sebodoh ini?

"Memangnya kapan kau pernah bertemu dengannya?" Tanya Hara siapa tahu gadis itu dapat membantu pria di hadapannya itu untuk mengingat ngingat.

"Aku bahkan tidak tau Hara-ya" Ucap pria itu dengan polosnya yang membuat Hara menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah Namjoon.

"Tunggu!" Ucap Hara tiba tiba yang sukses mengalihkan Namjoon dari pemikirannya yang tengah berusaha mengingat itu.

"Ada apa?" Tanya pria itu.

"Bukankah kita dulu satu sekolah?" Tanya Hara yang membuat Namjoon mengangkat satu alisnya tidak paham kemana arah pembicaraan Hara.

"Tentu,jika tidak, kita tidak akan saling mengenal"

"Min Seonha, dulu dia teman satu kelasku!"

"A-apa?!" Ucap Namjoon sedikit terkejut, namun raut keterkejutannya itu tak bertahan lama setelah perlahan memori masa sekolahnya dulu itu kembali berputar di dalam otaknya.

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang