Emp(a)PuluhTujuh

331 34 0
                                    

"Eoh? Apa yang kau lakukan sepagi ini?" Ucap pria itu sembari mengusap-ngusap matanya sendiri. Tak jarang juga ia menguap selama beberapa kali dalam jangka waktu yang dapat dikatakan singkat.

"Kau tidak ingin mengijinkanku masuk terlebih dahulu?"

"Ah ne, masuklah" Ucap pria itu sembari memberi jalan agar wanita di hadapannya itu bisa masuk terlebih daulu.

"Untuk apa kau datang kemari jika jalan saja kau masih sedikit tertatih?" Tanya pria itu sembari mengekori wanita yang telah duduk di atas sofa di ruang tamu sebelum ia persilhakan.

"Jadi aku tidak boleh kemari?" Tanya wanita itu dengan mata yang memicing.

"Aniyo, hanya saja bukankah tidak wajar jika kau kemari di hari yang masih subuh seprti ini? Ditambah lagi kakimu itu masih belum sembuh total" Sahutnya kemudian ikut bergabung untuk duduk di atas sofa.

"Aku sedang ingin bekerja, aku bosan di rumah" Ucapnya asal yang dapat terdeteksi oleh pria itu.

"Aku tidak sedang bercanda nona, ada apa kau datang kemari pagi-pagi? Apa suamimu itu tidak akan cemburu?" Tanyanya untuk yang kesekian kalinya, kali ini ia tambahkan juga kekhawatirannya yang bisa saja terjadi itu.

"Memangnya aku peuli jika ia cemburu?" Ucapnya sembari mengerucutkan bibirnya dan menatap lurus ke arah depan tanpa mau menghadap sang lawan bicara.

"Ada apa lagi? Kau bertengkar lagi dengannya?" Tebaknya yang dapat dikatakn benar itu. Hanya sebuah gumaman yang menjadi sebuah tanggapan dari wanita tersebut.

"Masalah apa lagi kali ini?"

Hening, tidak ada satu jawaban pun yang keluar dari mulut wanita itu yang membuat pria di sampingnya itu hanya menghela nafasnya pelan.

"Apapun masalah yang kau hadapi kali ini, ingat kau hanya tidak boleh terus menerus kabur" Wanita itu pun hanya mengangguk pelan. Sebenarnya ia sendiri juga tidak ingin unruk bermain kejar-kejaran seperti ini. Namun hatinya lelah menghadapi berbagai permasalahan yang seolah tidak ada hentinya itu dalam kehidupan rumah tangganya.

Tiba-tiba sebuah ponsel yang terletak di atas meja itu pun bergetar yang mebuat sang empunya segera mengambil dan melihat siapa lagi yang akan meneleponnya pagi-pagi seperti ini. Sebelum menyentuh benda persegi tersebut, ia telah dapat menduga-duga jika panggilan itu pasti ada hubungannya dengan wanita di sampingnya.

"Jae hyung" Gumamnya yang membuat wanita di sampingnya itu menoleh seketika ke arahnya.

"Ia pasti mencariku, sini kemarikan ponselmu" Ucap wanita itu yang langsung dipatuhi oleh pria itu.

"Yeoboseyo" Ucap Haneul sesaat setelah ia menggeser tombol hijau yang tertera pada layar.

"Ada apa lagi Haneul-ah?" Sahut pria itu. Wanita itu pun menghela nafasnya pelan ketika mendengar suara kakak laki-lakinya yang langsung bertanya to the point karena begitu mengkhawatirkannya.

"Gadis itu" Ucap Haneul pelan yang membuat Jimin ikut melirik ke arahnya.

"Ada apa dengan gadis itu?" Tanya Jaehyung yang telah mengerti kemana ara perincangan mereka. Berbeda lagi dengan Jimin yang justru menyengritkan dahinya bingung.

"J-jungkook"

"Tadi pagi ia masih menghubungi ponsel Jungkook" Ucap Haneul dengan air mata yang kembali mengali dari sudut matanya.

"Haneul-ah, bukankah lebbih baik jika kau menanyakan kebenarannya terlebih dahulu pada Jungkook? Jangan menduga-duga, kau nanti akan semakin memperburuk keadaan" Nasehat Jaehyung.

"Aku sudah lelah oppa, aku tidak tau harus melakukan apa lagi"

"Haneul-ah" Ucap Jaehyung pelan.

"Aku menyerah oppa, terserah apa keinginan Jungkook. Aku akan berhenti mengikuti alurnya ketika takdir sudah mengatakannya"

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang