Sepulangnya Jimin, Haneul memasuki kamarnya dengan santai dan mendapati Jungkook yang tengah memainkan ponselnya dengan wajah yang ditekuk. Ingin sekali rasanya wanita itu mengabaikan suaminya begitu saja dan segera bergegas untuk tidur.
Namun sayangnya egonya tak sebesar itu. Rasa sabar dan kahwatirnya lebih mendominasi di keadaan yang seperti ini. Dengan langkah tertatih Haneul pun berjalan mendekat ke arah Jungkook berada.
Ya, keadaan Haneul kini hanya menunggu masa pemumulihan saja. Ia telah diperbolehkan berjalan, dan gips yang sebelumnya terpasang di kakinya itu juga telah terlepas. Maka dari itu ia sedikit kesal karena setelah sekian lama Jimin justru baru datang dan mengunjunginya. Mungkin dapat dikatakan Haneul beruntung karena dengan adamya Jimin, ia tidak harus bekerja selama masa pemulihannya, jadi setelah dirinya benar benar sembuh, ia dapat langsung kembali bekerja.
Haneul pun menghela nafasnya pelan yang tentu tidak disadari oleh Jungkook. Untuk kali ini ia harus kembali bersabar. Beruntung tanpa perlu dirinya berjuang untuk mengalahlan egonya, egonya gelah terlebih dahulu kalah dengan perasaan sabarnya yang tidak main main terhadap orang yang begitu ia cintai itu.
"Jungkook-ah" panggil Haneul pelan. Tidak ada sahutan dari Jungkook. Bukan karena pria itu tidak mendengarmya, namun Haneul tau dengan persis jika pria itu tengah berada dalam mode cemburu yang tidak dapat diganggu sama sekali.
Dengan memberanikan diri, Haneul pun menyentuh pipi Jungkook dengan jari telunjuknya. Tanpa perlu melakukan Haneul pun sudah tau jika hasilnya Jungkook tetap tidak akan merespon.
Kini Haneul pun menjadi sedikit lebih nekat dengan langsung naik ke atas kasur dan duduk di atas pangkuan Jungkook. Jangan lupakan tangannya yang bergerak secara otomatis menyingkirkan ponsel yang awalnya bertengger tepat di hadapan pria itu.
Saat Haneul mulai menatap manik Jungkook, pria itu justru memalingkan wajahnya. Usaha Haneul tentu tidak sampai disana saja, ia pun berusaha menolehkan wajah Jungkook ke arahnya menggunakan kedua tangannya. Namun ternyata usahanya sia sia, karena tenaga yang ia miliki tidak sebanding dengan tenaga yang bahkan hanya dilakukan oleh leher Jungkook.
Tak kehabisan akal, Haneul pun mengalungkan tangannya pada leher Jungkook dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pria itu. Tidak hanya sampai di situ saja, Haneul mulai mengecupnya bahkan sedikit menggigitnya yang membuat sang empunya leher mengerang pelan.
Jungkook pun mendorong pelan bahu Haneul hingga menghasilkan sedikit jarak di antara keduanya. Jungkook pun menatap dalam mata Haneul, begitu pula dengan Haneul yang menatap pria di hadapannya dengan tak kalah intens.
"Mianhae" ucap Haneul tulus. Mungkin Haneul adalah sesosok yang langka karena diantara orang lain yang selalu terkalahkan oleh ego, ego Haneul justru selalu terkalahkan bagaimana pun kondisinya. Bahkan terkadang gadis itu ingin bersikap egois sekali saja. Tapi setiap ia telah memunculkan niatan itu, perasaan tak enak justru muncul dan menghantui otaknya.
Jungkook pun tetap diam dan tidak bergeming. Hal tersebut membuat Haneul kembali membuka mulutnya.
"Kookie-ya, mia-" belum selesai Haneul mengucapkan kalimatnya, Jungkook telah terlebih dahulu membungkam mulut gadis itu dengan bibirnya.
Kegiatan tersebut pun terus berlanjut hingga keduanya sama-sama kehabisan nafas. Jungkook pun memundurkan sedikit wajahnya untuk membiarkan mereka berdua bernafas.
Namun tak selang beberapa lama kemudian Jungkook kembali mempersatukan pangutan mereka.
Kegiatan tersebut pun berlajut semakin dalam hingga... ya begitu lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER ENDING ●Jjk
Fanfiction[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?