Du(a)Puluh

776 76 7
                                    

"Ayolah Seongwoon-ah, apa kau tidak bisa meluangkan waktumu besok siang saja?"

"Maaf Hyunsik-ah aku sibuk besok"

"Apa kau benar benar tidak bisa meluangkan waktumu besok saja? Saat jam makan siang, aku janji tidak akan lama"

"Aku tidak bisa Hyunsik-ah, kumohon jangan memaksaku"

Terdengar helaan nafas pelan dari mulut Hyunsik saat ia menyadari pria di seberang sambungan telepon itu tengah berusaha menghindar.

"Baiklah, terimakasih atas waktunya, maaf mengganggumu" ucap Hyunsik kemudian langsung saja mematikan sambungan telepon secara sepihak tanpa mempedulikan sahutan yang mungkin saja akan Seongwoon lontarkan padanya.

Hyunsik pun mengusap wajahnya kasar, dan itu tidak luput dari pandangan Hara.

"Lalu apa rencanamu agar kau berhasil menemuinya?" Tanya gadis itu yang membuat Hyunsik menyunggingkan senyum miringnya.

"Aku akan mendatangi rumahnya besok malam. Bajingan seperti itu tidak akan lepas begitu saja dariku dengan mudah" Ucap Hyunsik mantap. Untuk kali ini, Hara berhasil melihat sisi lain Hunsik yang tiba tiba muncul itu.

.

"Haneul-ah, apa kau mau ikut oppa ke kantor?" Tawar Jaehyung dan Haneul pun menggeleng pelan.

"Tidak oppa, aku juga harus berangkat kerja hari ini" Jelas Haneul dan jaehyung pun mengangguk paham.

"Mau berangkat bersama?"

"Tidak oppa, gomawo, tapi aku harus mengambil beberapa berkas terlebih dahulu di apartemenku, oppa ada rapat penting kan pagi ini" Tolak Haneul lagi dan Jaehyung pun mengangguk paham.

"Kau hati hai di jalan, oppa harus segera berangkat, annyeong" Pamin Jaehyung dan Haneul pun mengangguk menyahuti sembari melambaikan tangannya.

Seusai menghabiskan sandwich di tangannya, Haneul pun menyeruput habis coklat panas yang terletak di dalam cangkir yang terletak di samping piring kemudian membereskan peralatan makannya baru segera beranjak pergi untuk kembali ke apartemennya. Selain mengambil berkas, ia juga ingin memastikan bahwa Jungkook baik baik saja.

.

Haneul memasukkan sandi apartemennya dan mendapati ruang tamu yang adda di hadapannya sepi dan kosong. Tak ada yang berubah, entah karena memang Jungkook tak melakukan banyak aktivitas disana, atau Jungkook memang jarang berada di apartemen. Tanpa membuang waktu lagi Haneul pun berjalan memasuki kamar miliknya dan Jungkook. Kali ini, ia dapat menemukan Jungkook. Pria itu nampak tidur dengan gelisah, masih dengan celana panjang, kemeja yang telah terbuka kancing bagian atasnya, serta kaos kak yang masih setia melekat di kakinya.

Merasa khawatir, Haneul pun berjalan mendekat dan berhasil mendapati peluh yang bercucuran di dahi pria itu. Tanpa berpikir dua kali Haneul pun mengambil tissue yang terletak di nakas samping tempat tidur mereka dan mengusap perlahan jejak jejak keringat di dahi Jugkook. Haneul pun kembali berjalan menuju lemari dan mencarikan baju ganti berupa kaos rumahan yang biasa Jungkook pakai dan menggantikannya pada Jungkook.

Usai dengan urusan pakaian, gadis itu kembali melangkahkan kakinya mengambil kompresan dan menempelkannya pada dahi Jungkook. Tak lupa ia juga memaskan bubur agar pria itu dapat menjaga gizi yang masuk ke dalam tubuhnya meskipun pria itu tengah terbaring lemah.

"Jungkook-ah" Panggil Haneul lirih sembari menggerak gerakkan tubuh Jungkook guna membangunkanya. Satu dua kali terlihat tidak ada respon dari Jungkook, hingga akhirnya usaha ketiga Haneul baru membuahkan hasil.

"Makanlah terlebih dahulu, jangan memperburuk kondisi tubuhmu" Hening, tidak ada sahutan maupun pergerakan yang nampak dari tubuh Jungkook meskipun mata Jungkook kini telah terbuka seutuhnya.

Hingga Haneul sedikit tersentak saat tangan Jungkok tiba tiba menggenggam pergelangan tangannya.















"Haneul-ah, apapun yang terjadi, tetaplah di sisiku"

NEVER ENDING ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang