C - Rencana

675 79 17
                                    

ALHAMDULILLAH, YANG TADINYA PINGIN UPDATE HARI RABU, SEKARANG KETURUTAN, TAPI MAAF CUMA SATU, CHAPTER SELANJUTNYA BELUM ADA GAMBAR HEADERNYA, MALU BUAT DI UPDATE.

HAPPY READING.

Di saat semuanya telah sampai puncak

Begitu saja tanpa tahu tabir tabir kelam

Saki kala sampai ujung

Gugur terperosok dalam dari apa nyatanya

Begitu saja dan baru tahu selanjutnya

Jika fakta lebih miris dari ungkapan

Yang buat hati ini menangis begitu saja

Menyesali waktu yang kejam menghujam

Akan buat apa, entah tak tahu

Seminggu berlalu, sejak Putri makan bersama Lesti.

Keadaan Ridho semakin baik, Rizki Putri pun ikut senang karenanya.

Tapi Lesti, sejak obrolannya dengan Putri hari itu, dia tak menjenguk Ridho lagi, bahkan tak terlihat lagi. Sepertinya dia menhindar, dan juga bingung membuat keputusan.

"Aku tahu A' Iki, aku tahu kalau A' Iki itu suka iseng, suka marah marah, dan kasar, tapi aku tahu kalau perasaanmu tak sekasar itu, kau itu lembut, dan kau tak ingin menyakiti wanita".

Lesti menarik selimutnya, menutupi wajahnya yang dibenamkan di bantal. Lebih dari tiga puluh menit yang lalu dia terus tidur, tanpa sedikitpun memejamkan mata, dan malah memikirkan semua itu.

"Benar juga si Putri, aku cuma mendengarnya, dan enggak melihatnya, kalau aku anggap semua ini salah A' Iki, tapi nyatanya ini juga salahku, salahku karena tak memaafkannya, coba saja aku kemarin memaaakan A' Iki, A' Iki nggak bakalan tidur di luar sampe diserang kayak gitu, aku ini payah....", celotehnya sendiri.

"Terus aku mau ngapain nih?, apa aku ke sana?, atau nunggu A' Iki ke sini?, tapi apa A' Iki akan ke sini lagi?, motornya kan udah di ambil kemarin. Terus gimana dong?, aku ini payah, sumpah".

Dia menepuk-nepuk pipinya, bingung.

"Tapi selepas dari itu, aku senang, karena nyatanya A' Iki nggak seburuk yang aku pikirin".

Dia tersenyum senang sambil memeluk guling di depannya dengan kencang.

...

"Apa kau kemarin sudah bicara padanya Put?", tanya Ridho.

"Kok kamu tahu?", jawab Putri.

"Apa lagi yang akan kamu bicarakan dengannya selain itu?".

"Iya yah".

"Tapi kenapa dia nggak datang lagi ke sini?, apa kau tahu Put?", Ridho membenahi posisi tidurnya, dan sekarang menghadap Putri yang duduk di sampingnya.

"Entahlah.....".

"Kau kan sama sama cewek, pasti tahu...".

"Oh mungkin dia sedang berpikir Dho. Cewek itu perlu waktu untuk berpikir, apalagi tentang perasaan seperti ini".

"Benar juga".

"Hey yo!!, kamu udah baikan Dho?!", teriak Rizki yang langsung masuk.

"Apaan sih,ngagetin aja kamu!", sahut Putri.

"Udah kok Ki, darimana kamu?", jawab Ridho.

"Ayo kita pulang!".

"Apa?!", ucap Putri dan Ridho bersamaan.

"Loh kok pada kaget?".

"Apa maksudmu?", tanya Ridho.

"Gini, barusan aku ketemu dokter Tyo, katanya kamu udah boleh pulang, tapi masih harus rawat jalan".

"Terus pulang kemana?".

"Aku punya rencana, gimana kalau mampir di rumah Ardi aja?".

"Ardi?,..., yang kemarin?".

"He'eh".

"Kenapa nggak ke rumahmu aja?, kata Ridho kamu punya orang tua angkat di sini?", tanya Putri tiba- tiba.

Rizki langsung diam, berat menjawab pertanyaan Putri.

"Rizki udah tahu kebenaran tentang orang tuanya itu, dan sekarang dia membencinya sampe nggak mau ke sana", ucap Ridho terus terang.

"Jangan gitu Ki?, bagaimanapun mereka sudah pernah merawat dan membesarkanmu", nasihat Putri.

Rizki cemberut, dia kesal dengan perkataan Putri. Rizki langsung keluar tanpa bicara sedikitpun.

"Jangan begitu Put, aku tahu maksudmu baik, tapi perlu kau tahu dia orangnya emosional, gampang marah, jangan ungkit ungkit tentang masalah vital seperti itu ya", terang Ridho.

"Maaf, aku nggak tahu, terus gimana nih rencanamu pulang?".

"Ya udah, kamu bisa bantuin aku beres beres baju, bisa ya Put".

"Iya, siap bos".

Putri kemudian beranjak menuju ransel yang kemarin dibawakan Lesti, melipat beberapa baju yang ada di sampingnya, dan kemudian memasukannya dalam ransel.

"Dho, apa kamu udah bisa berjalan?".

"Sedikit".

"Terus nanti gimana?".

"Apannya?".

"Kamu kan nanti naik motor, apa udah kuat naik motor?".

"Kalau aku naik motor, terus kamu naik apaan Boopy?, mending kamu aja yang mbonceng Rizki, biar aku naik taksi aja nggak papa".

"Enggak ah Idho, aku maunya sama kamu, aku nggak mau ninggalin kamu, nanti kalau kamu ada apa apa gimana?".

"Seterah saja, aku ikut ma'mumku saja".

"Ma' mum?".

"Eh, maksudku calon ma'mum hehehe".

"Gombal!".

Mereka saling menatap dan tersenyum.

...

"Ati ati Dho, pelan pelan jalannya", ucap Putri mengarahkan.

Rizki dan Putri membantu Ridho berdiri. Meskipun sebenarnya Ridho sudah bisa berdiri, tapi saat berdiri perutnya ikut perih, dan itulah yang membuatnya tak dapat berdiri. Mereka berdua menuntun Ridho ke luar.

"Kamu dan Putri udah tak pesenin taksi, kalian berdua naik taksi, biar aku yang naik motor".

"Oh oke".

ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR

LAILAHAILALLAH HU ALLAH HU AKBAR

ALLAHUAKBAR WALILLA HILHAM

...

AUTHORS MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA.




DAN JUGA





SELAMAT UPDATE KE SERATUS PART DARI "TWINS"


MAKASIH ATAS KESETIAAN KALIAN SELAMA INI


TERUS SETIA, DAN DUKUNG KEMAJUAN CERITA INI

SEMOGA CEPAT DITERBITKAN

AAMIIN

SALAM DIKSI

SALMANPICISAN

Twins [Season 3] [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang