CXXIV - Sekarang dan Nanti

349 45 3
                                    

Suasana pagi yang sunyi, dengan sumilir angin pelan yang menghembus menambah kesejukan. Hanya jadi saksi bisu, pertemuan yang mungkin dilanjutkan dengan pertarungan antara Rizki dan Wretaksanda. Rizki memasang kuda-kuda, bersiap-siap untuk menyerang Wretaksanda, tapi dia masih diam, menatap ke arah lawannya itu yang sepertinya begitu menyepelekan.

'Dia seperti Ridho, dia bisa tahu apa yang ada di dalam hati orang lain hanya dengan tatapan mata'. "Bersiasatlah sesukamu anak Latu!".

'Dari kelihatannya, dia tak begitu tahu persis isi hatiku, dia hanya bisa menebaknya secara garis besar saja', Rizki tersenyum tipis.

"Aurgghhh!!!", Rizki teriak lepas, sesuatu seolah memaksa masuk pada betis kaki kirinya.

Betisnya itu mati rasa, dia melihatnya lagi, seekor ular tiba-tiba muncul dan menggigit kakinya.

"Sudah ku bilang!, bersiasatlah sesukamu!!, dan biarkan aku melumpuhkanmu.

'Argghh b*******!, kakiku mati rasa, ular ini datang begitu cepat entah darimana!!', Rizki meringis setelah dia membakar lagi ular di kakinya itu.

Dia kemudian mengayun-ayunkan kakinya untuk membuat normal kembali.

'Terkadang aku juga harus mengerti makna tersirat dari setiap kata kata itu, dia bilang begitu, dan tiba tiba menyerangku saat aku fokus berfikir'.

Kaki Rizki perlahan pulih karena dia sudah menguasai kekuatan penyembuh supranatural dari Kitab Aruna, tapi tetap saja, kakinya masih lemas.

"Huahahahaha!!, sekarang apa Latu!!, ternyata kau lebih payah dari yang ku duga, huahaha!".

'Cih, dia meremehkanku!!..., baiklah, akan ku mulai permainannya sekarang!'.

Tangan kanan Rizki mengudara, dia menciptakan bola berpendar warna oranye yang berapi-api. Pendaran itu sekejap menjadi guratan cahaya yang dengan cepat meluas ke arah setiap penjuru cakrawala, menyilaukan Wretaksanda yang melihatnya. Sekarang semuaya, di mana-mana terlihat seperti lembayung yang menyala, dengan hawa yang agak sedikit panas. Keadaan berubah, Wretaksanda dibuat bingung setelah cahaya bola yang menyilaukan itu hilang.

"Sekarang kau ada dalam dimensiku ular!!", seru Rizki menggelegar.

"Apa?!", Wretaksanda kebingungan dengan apa yang terjadi.

Dilihatnya Rizki yang bergerak kepadanya secepat kilat, menghantamkan tinjuan api ke dagunya. Wretaksanda terpelanting, dagunya tadi lebam seketika. Tak berhenti sampai di situ, sebelum Wretaksanda tepat jatuh di tanah, Rizki sudah ada di bawahnya, dia mendorongkan kakinya ke atas, menendang punggung Wretaksanda kuat-kuat.

Kali ini Rizki menggunakan kekuatan manipulasi dimensi ruang miliknya. Dia bisa mempercepat gerakan tubuhnya sendiri, juga menambah kekuatan apinya, di dalam radius pendaran cahaya dari bola yang dia buatnya tadi.

Sama seperti Ridho yang mengeluarkan bola putih bersinar, yang kemudian meledakan cahaya ke segala penjuru untuk membekukan dimensi waktu, Rizki juga menggunakan cara seperti itu untuk memanipulasi kekuatannya di dalam dimensi ruang. Wretaksanda akan jatuh ke tanah setelah di tending tadi untuk kedua kalinya, tapi lagi-lagi, Rizki menghantamnya, membuatnya melayang lagi, akan jatuh lagi, dan dihantam lagi. Rizki menyerang Wretaksanda bertubi-tubi tanpa memberi jeda sedikitpun.

'Aku tahu, dia menyerang dengan ular, tapi ular ular itu tak akan berguna tanpa kata kata yang keluar dari mulutnya. Saat dia bicara, dia membuat orang satu fokus sepertiku ini untuk memperhatikan perkataannya, dan saat itu pula, dia mengirimkan ularnya untuk menyerangku'.

Rizki tak berhenti menyerangnya, Wretaksanda tak bisa apapun sekarang.

'Tapi aku masih bingung, bagaimana ular ular itu bisa dengan mudah tiba di kakiku tanpa ku sadari?, aku tak melihatnya lewat di tanah dan mendekatiku, dia tiba tiba ada di kakiku'.

Rizki terus berpikir dan membuatnya lengah, seekor ular hijau datang dan melilit kedua kakinya hingga tak bisa bergerak. Dia sekejap terjatuh di dalam manipulasi dimensi yang dia buat sendiri. Sesaat kemudian Wretaksanda ikut jatuh, dia lolos dari hantaman Rizki yang mengenainya bertubi-tubi tadi.

'Sial!!, ini kelemahanku!, aku mudah lengah!', Rizki menatap penuh emosi pada Wretaksanda yang sudah berdiri.

Dia berjalan maju, mengarahkan telapak tangan kanan ke depan, dan anehnya kemudian, menembakan seekor ular dengan mulur bertaring bisa menganga lebar yang tepat mengenai dada Rizki. Percuma, ular itu, juga ular yang melilit kaki Rizki langsung menjadi abu seketika. Manipulasi ruang Rizki masih menyala, dan dengan manipulasi ciptaannya ini, Rizki kebal dengan serangan apapun.

"Woah!!, jadi ini kekuatanmu yang sebenarnya Latu!, hebat!", Wretaksanda bertepuk tangan untuk kesekian kalinya.

Rizki masih menatapnya tajam, tak bicara sedkikitpun.

'Aku harus fokus padanya!, terutama saat dia mengeluarkan ular seperti tadi, walaupun aku kuat di sini, tapi aku nggak boleh lengah'.

Mati soal biasa

Jika sudah tercucuk teremas uratnya

Makna hati hanya tentang fokus

Karna kadang ismiya berlapis erat

Tanpa sudi tuk ditembus

...

"Putri..., tenang, ini aku Ridho!, sadarlah Putriku!", Ridho terus berusaha menenangkan Putri yang sudah sangat hilang kendali itu.

Posisinya sekarang, Ridho terduduk di sudut dinding kamar Putri, dan kaki kiri Putri tepat menginjak dadanya.

Ridho tak berani menyerang Putri yang terus menatap dan mengeram padanya dengan bengis, walau bagaimanapun, dia Putri, orang yang Ridho sayangi.

"Sadarlah Put!, aku tak ingin kau pergi", Ridho mengangkat tangannya, mencoba mengusap lembut kaki Putri yang menginjaknya.

Dengan cepat kaki itu menepis tangan Ridho, menjatuhkan tangan itu ke lantai dan menginjaknya dengan kuat.

"Aurghh!!!".

"Satu satunya yang pergi adalah kau!!, kau bilang kau ini pelindungku!, kau ini orang yang menyayangiku!, dusta!!. Di mana kau malam itu!, malam di mana aku di bunuh!. Kau tak datang melindungiku!, bahkan kau tak mencariku selama itu!, di mana kasih sayangmu!, cuma omong kosong!!!, b*******!!!".

Deg.

"Putri...".

Tapi makna ismiya seringnya hilang jauh

Bagai petir yang merobek makna makna lugas

Meremuk seolah sisa air untuk diremas

Menitih dari hati yang lara.

Menitih dari hati yang lara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Twins [Season 3] [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang