Rembulan - Salman Picisan

411 36 3
                                    

sekedar puisi dari authors, yang lagi mood bikin puisi, (isi diluar konteks cerita)

Rembulan, Rembulan malam dalam tabir mendung kelam

Kenapa gema tawa itu jadi nyaring kau lantunkan

Azimat ketidakadilan datang merasuk dalam

Di sekat rasi menjeruji sudah bolong ditusuk rotan


Rembulan, Rembulan cantik buatku jadi terusik

Berkibar sayap itu tutup cahya bersinar

Kembali kemanakah dalam kertas yang bercarik

Tak ada yang iba, perasaan hangus dibakar


Kala nasi diacungkan reka perutmu tak lapar

Tapi kenapa, betisku kau cabik, bolong merongrong

Dari pena butir butir nasi ingin diukir senyum

Tapi jatuh sebar, dimakan cakrawala rasa tak adil


Berteriaklah ismiya, walau bungkam tak pernah bicara

Padang ini penuh sesak di jejal ara ara

Bertatih menyumpal mulutku sembunyi dalam cara

Ronggoh suara menyenyap, hanya ego sandiwara


Majulah tanpa noda, meski lathifaku dikurung

Sinis menang sendiri, terpenuh lizma lizma rasa kecewa

Sebenarnya apa aku di sini

Bila rembulan sudah tak cantik lagi.


Purworejo ,20 Oktober 2018

Salman Picisan

Twins [Season 3] [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang