CI - Datang

699 74 2
                                    

Aku tak tahu harus kemana

Karena tak satupun tujuan masih ada

Penjuru seolah menghilang

Buatku tersesat tak berarah sendiri

Aku tak tahu harus kemana

Dan entah di mana rumah teduhku

Tak ada satu waktu dapat kusembunyi

Entah ke mana harus ku berhenti

Di sini, aku sendiri

Dia sedang santai di teras, duduk diam menikmati teh dan membaca koran.

Gemuruh suara motor datang, dia menolehnya. Ada seseorang mengendarai motor merah, diikuti sebuah mobil taksi di belakangnya, memasuki dan memenuhi halaman rumah Ardi.

“Rizki?”, respon Ardi saat mengenali mereka.

Rizki memarkir motor, dan membuka helmnya, bersamaan dengan itu, seorang pengendara mobil keluar, membukakan pintu belakang, dan tak lama dua orang keluar.

Seorang perempuan yang menurut Ardi asing, menatih seorang yang wajahnya mirip dengan Rizki.

Ardi mengenalnya, itu Ridho, kembaran Rizki.

Rizki turun dari motor, membantu Putri memapah Ridho.

Ardi mendekat, heran dengan kedatangan mereka.

“Ada apa Ki?”, tanyanya.

“Udah udah, biarkan kami masuk dulu”, jawab Rizki tergesa- gesa. Ardi menuntun mereka masuk, dan membantu mendudukan Ridho di kursi ruang tamu.

“Aku ambilin minum ya?”, tawar Ardi yang langsung ke dapur.

Ridho terkekeh, “Aku ini abis sembuh, tapi kok perlakuannya kaya lagi jatuh kecelakaan ya?”.

Putri tersenyum, Rizki biasa saja, dia malah kemudian menjatuhkan dirinya ke kursi empuk di samping Ridho.

Hahhhh”, renguknya lega.

Ah kamu ini Dho, tapi kamu kan emang perlu perlakuan kayak gitu”.

“Iya”.

Tak lama Ardi datang, membawa segelas air putih dan memberikan pada Putri.

“Ini Dho, diminum dulu”, ucap Putri memberikan minumnya.

Ridho menerimanya, dan kemudian meminumnya. Rizki berjalan begitu saja tanpa menoleh, wajahnya murung.

“Aku keluar dulu ya, kalian istirahat”, pamit Ardi yang kemudian menyusul Rizki.

Rizki berjalan dengan malas dan lalu duduk di bangku teras.

Matanya mengarah ke depan, dia sepertinya sedang berpikir.

“Ki…..”, sapa Ardi datang.

Rizki tak merespon, dia tetap diam.

“Dia kenapa Ki?, apa ada masalah?”.

“Iya…., masalah yang rumit”.

Ardi duduk di sebelah Rizki, dia mulai menyimak.

“Coba ceritalah Ki”.

Hmmm”.

“Ki, ceritalah, masalah apapun kau selalu cerita, jadi ceritalah…”.

“Justru itu, aku tahu kau ingin aku menceritakannya, tapi aku bingung harus cerita gimana”.

“Cerita sajalah Ki, aku akan dengarkan”.

Twins [Season 3] [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang