'Aku ini apa?, yang dibenci....., tapi siapa yang membenciku?, kenapa dia membenciku, apa, apa salahku?. Aku hanya ingin hidup normal.........., tapi takdir tlah memberiku kekuatan ini, tapi kenapa?, kenapa kekuatan ini membuatku dibenci olehnya...
Tak mungkin tiada lepas hanyut dalam setiap penjuru
Akankah waktu mau
Menunggu semuanya untuk terajut kembali
Jadikan sayang jadi cinta
Buat memiliki menjadi terus dimiliki
Dari dalam kamar, Lesti terus mendengarnya. Suara pedang bersahutan, kebekuan, dan bahkan ledakan bom. Ada apa di depan rumahnya?. Lesti buru-buru membuka pintu kamar dan menengok keluar dari balkon kamarnya. Terlihat dari gerbang rumahnya, ada sebuah motor sport merah yang masih terparkir, dan pepohonan di sekitarnya yang hangus. Mungkin dentuman bom tadi yang membuatnya hangus. "Ada apa itu?, apa tadi benar bom?", gumamnya. Lamat- lamat terlihat, ada seseorang yang sedang membuka bajunya, kemudian merobeknya, dan membalutkan robekan itu pada perut seorang lainnya yang terkapar penuh darah. "Rizki!!", ucapnya mengenali. Orang itu kemudian memapah yang terluka ke arah motor, tapi tak lama seseorang menembak kakinya, membuat orang yang sedang memapah itu berjalan tak seimbang. Pertarungan kemudian terjadi, yang pada akhirnya, orang yang menembak itu dikalahkan lenyap masuk kke dalam genangan lava. Lesi melihat semuanya, dia terheran sambil terus khawatir karena nyatanya yang sedang bertarung adalah Rizki, orang yang dia sayangi. Setelah cairan lava menghilang dari depan gerbang rumahnya, dia segera meninggalkan balkon, dan turun ke lantai bawah, segera membuka pintu depan untuk menghampiri mereka.
...
Rizki masih bertahan, dengan peluru yang masih menancap di betisnya. Dia sedari tadi sudah melenyapkan genangan lavanya, meninggalkan jejak- jejak hangus terbakar di setiap rumput, semak, juga jalan, dan tanah. Kekuatannya segera dia segel di tanda perutnya, matanya yang merah langsung hilang begitu saja. Dia mendekati Ridho, mengecek keadaan Ridho, dan berharap ada bantuan yang datang. "Auhh.., ternyata ditembak begini sangat sakit, otot betisku terasa terbakar dan keram, tapi tak apa, akan ku tahan, karena apa yang dialami Ridho sekarang, ku yakin lebih sakit dari ini", gerutunya. Seseorang mendekat, "Astaga, apa dia mati?!!".
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rizki segera menoleh dan segera tahu kalau itu adalah Lesti. 'Lesti??,..., akankah dia mau??, mau menolong kami?, tapi apakah dia menerimaku lagi?, atau hanya kasihan....., akankah waktu mau?, membuat dia memaafkanku?'. "Kenapa dia A'!!", walaupun Lesti sedang begitu benci dengan Rizki, tak dapat dipungkiri bahwa dia masih menyayanginya, dengan memanggilnya menggunakan sebutan ' A' ' seperti itu.
"Dia terluka parah, kau mau membantuku?", jawab Rizki biasa saja, walau sebenarnya dia sangat mengharapkan untuk Lesti benar-benar memaafkannya. Lesti terduduk khawatir di samping Rizki dengan melihat keadaan Ridho, "Dia sangat butuh bantuan sekarang, beruntung kau sudah menyumbat darahnya, ayo segera bawa dia ke rumah sakit A', aku akan siapkan mobil!", usul Lesti yang segera pergi mengarah garasi. 'Di saat seperti ini, kenapa aku masih memikirkan kebencianku pada A' Iki?, bodohnya aku ini!!, sekarang yang penting, aku harus menyelamatkan A' Ido dulu!'. "Apa peduliku sekarang??, kalau Lesti tak mau menerimaku terserah saja, yang penting sekarang, bagaimana aku bisa mengobati Ridho, ya itu saja". Tak lama setelah Rizki memapah Ridho, sebuah mobil pink keluar dari gerbang. "Ayo!!, dudukan dia di belakang!", seru Lesti. Rizki menurutinya, mendudukan Ridho di belakang bersamanya. Lesti kemudian menyalakan kunci mobil dengan buru-buru. "Tunggu De!", Lesti menoleh kebelakang, dengan tatapan khawatir. "Biar A' Iki yang nyetir, Dede duduk aja", tambah Rizki. Lesti beralih duduk di bangku sebelahnya, sedang Rizki maju ke depan duduk di bangku kemudi. Tak lama setelah itu, mobil pink itu melaju, menuju ke arah rumah sakit untuk memberikan pertolongan lanjut pada Ridho.
...
Tak ada satupun obrolan di antara mereka. Lesti yang tadinya khawatir dengan Ridho jadi berubah canggung dan sedikit mengintip kecil pada Rizki. Rizki cuek, dia malah fokus menyetir, tak terbesit sedikit pikiran tentang Lesti sekarang, di pikirannya sekarang hanya bagaimana Ridho dapat pertolongan. 'Apa dia tak canggung seperti ini setelah aku menampar dan mengacuhkannya, dia tak sedikitpun peduli dan malah terlihat tenang'.
oh ya sekedar info nih, Twins akan update 1 minggu sekali setiap hari Rabu