XCV - Aku Sayang Padamu

752 77 6
                                    

Aku mencintaimu

Tak sebatas bintang bintang dalam waktu

Cintaku padamu

Berurai rembulan syahdu di sela sela ruang

Bila tanda tanya terucap akan cintaku

Cintaku lebih merdu dari lantunan siren surga

Jika datang ragu dalam mengarti cintaku

Katakan saja aku cinta padamu

Cinta nyata dari ismiya hati ini

“Jay?, siapa dia”, tanya Putri tak mengerti.

“Dialah yang mempengaruhi orang untuk menusuk Ridho”, sambung Rizki.

Hah?!, kenapa?, apa dia musuhmu Dho?”, tanya Putri lagi, dengan nada agak menggertak.

Ridho bingung menjawabnya, “Sudahlah, nggak usah pikirin dia”, imbuh Ridho.

“Tenang Put, dia sudah kuhabisi, lencap dalam cairan  lavaku”, tambah Rizki.

“Kau benar sudah menghabisinya?”, ulang Ridho.

Yups”.

“Emang kenapa dia musuhi kamu Idho?”.

“Sudahlah, tak usah dipikirkan, dia nggak penting, tapi Ki, siapa yang jadi Kusumadipati selanjutnya?”.

“Entahlah, aku tak tahu”.

“Kusumadipati?, Jay?, siapa?, apa?”, bingung Putri.

Ridho diam.

“Pacarmu udah bilang kan Put, nggak usah pikirkan, dia nggak penting”, ulang Rizki.

“Put, kamu pasti capek ke sini istirahat gih!”, pinta Ridho.

Putri tersenyum, mencubit pipi Ridho dengan lembut, “Makasih udah khawatir, kau tahu ….., aku juga khawatir.., denganmu”.

Ridho ganti tersenyum bangga, “Makasih udah khawatir, aku sayang padamu”.

Mereka saling menatap dan tersenyum.

“Udah udah mesra mesraannya!, aku nggak mau jadi obat nyamuk di sini!”.

Rizki ngeflat karena tidak diperhatikan.tapi kemudian Putri Ridho segera menoleh, dan tersenyum tipis.

Tuh Put, ada yang kurang diperhatikan”, unjuk Ridho.

Seterah!!!”, kesal Rizki lalu duduk di sebelah Ridho.

“Ngambek kan jadinya Dho”.

“Biarin ah, sana kamu bersih bersih di kamar mandi, bau!”, ujar Ridho sambil menutup hidung.

Ih kamu, okelah”, jawab Putri yang lalu berpaling ke tas yang diletakan di sebelah Ridho, dan kemudian pergi menuju pintu kamar mandi.

Sekarang, Ridho sendiri, melamun tanpa teman. Putri pergi, Rizki juga, dia sendiri, melamun begitu saja.

‘Aku hidup lagi, padahal lebih baik aku mati saja, tapi memang benar, aku tak bisa lepas dari semua tanggung jawab ini, dan aku….,aku juga punya Putri, entah apa jadinya kalau aku pergi meninggalkannya’. Ridho menyenderkan kepalanya ke bantal, menarik selimut dan mencoba memejamkan mata.

‘Lalu siapa yang akan jadi Kusumadipati ke-5?, apa dia masih akan jadi musuhku lagi?’.

Ingatlah ini bocah api, kalau kau menghabisiku sekarang, maka wadah itu akan jadi wadah lagi untuk kekuatanku ini!!, ingat itu, dan jangan habisi aku!!’, kata-kata itu terus terngiang di benak Rizki.

Entah apa artinya, dia tak berani mengartikan, kalau-kalau ada keburukan yang mungkin terjadi.

Tapi tetap saja, bagaimanapun juga, kata- kata itu tak bisa terlupakan, dan bisa saja itu satu-satunya petunjuk untuk tahu siapa cenayang selanjutnya.

“Lima ribu rupiah Mas”, ucap seseorang saat melihat Rizki mengacungkan sebuah botol minuman ke arahnya.

Kemudian Rizki membayarnya, dan segera berlalu duduk di bangku warung itu. Rizki memutar tutup botol, dan kemudian meminum  isinya. Dia menatap kosong ke arah luar warung di depan Rumah Sakit itu.

Dia seolah tak punya tujuan.

Masalah ini berlalu begitu saja, dan bodohnya aku tak menyadarinya dari awal, tapi sekarang sudah terlanjur begini, aku nggak tahu harus gimana lagi. … Ridho…, juga Lesti…., gimana hubunganku dengan Lesti selanjutnya?’.

“Mas, apa mau pesan makanan?”.

Rizki kaget,

Oh, nasi goreng kalau ada Bu!”, jawab Rizki spontan.

“Baiklah, terus apa lagi Mas?”, tanya penjaga warung itu lagi.

“Sudah itu saja”.

Ibu penjaga warung itu kemudian pergi, menyiapkan pesanan Rizki.

Sedang Rizki kembali melamun.

Strategi apa lagi yang akan ku gunakan untuk melawan cenayang selanjutnya?, apa kelemahannya masih sama?, kalau benar begitu, aku bisa mengandalkan kelemahan itu untuk mengalahkannya, tapi yang jadi pertanyaannya, siapa selanjutnya?, siapa yang jadi Kusumadipati selanjutnya?.......hehhh……, ini rumit!’.

“Dho, kamu tidur?”, tanya Putri selepas keluar dari kamar mandi di sudut kamar Ridho.

Ridho tak merespon, mungkin dia benar-benar tidur.

Putri mendekat, walaupun dia tahu Ridho sudah tidur,

“Beruntung operasimu lancar Dho, entah apa jadinya kalau aku tanpamu, jangan tinggalin aku ya Dho”, ucap Putri di sofa di depan tempat tidur Ridho.

“Aku nggak akan meninggalkanmu, karena aku masih mencintaimu, dan akan tetap mencintaimu”, sahut Ridho lirih, dengan mata masih terpejam.

Ih kamu ini!, kirain udah tidur, ternyata…, udah ah tidur gih!, jangan gombal melulu!”, sambung Putri tersenyum menanggapi Ridho.

Hmm…”, Ridho berdehem sambil memejamkan matanya, tak sedikitpun melihat Putri.

Ridho diam tak menjawab, sepertinya dia sudah benar- benar terlelap. Putri menoleh,

Eh, dia tidur beneran!”.

“Ini Mas nasinya!”, ucap ibu itu sambil terus memandangi Rizki.

Sepertinya ibu itu terus merasa ‘tak biasanya’, melihat Rizki yang hanya memakai jaket terbuka tanpa baju di dalam, memperlihatkan dada dan perutnya yang bagus.

Rizki tak peduli, dia mulai melahap nasi gorengnya, dan tak lama merasa aneh karena terus dipandangi Ibu penjaga warung tadi.

“Kenapa Bu?”, heran Rizki.

“Oh enggak, itu Masnya abis jogging ya, pantes nggak pake daleman, tapi kok, itu ada darah-darahnya”, ibu itu terus menatap aneh pada tubuh Rizki, yang entah kenapa ada bercak darah.

Ya memang benar, dari dua hari yang lalu, dan sampai sekarang, Rizki masih mengenakan jaket merah yang tak diresleting, menunjukan tubuh terbuka dengan bercak darah di tubuhnya.

Itu bercak darah Ridho dua hari yang lalu. Dia tak sempat untuk mandi, dan terus memikirkan keadaan Ridho.

“Apa pertanyaan itu perlu saya jawab Bu?!”, jawab Rizki angkuh.

Oh, cuma mau ngomong kok, badannya Mas bagus!”, ucap Ibu itu segera pergi.

“Makasih”, gumam Rizki.

Rizki mulai sebal dengan orang itu, dia terus menatapi dirinya dengan tatapan mata ‘curiga’ yang jelas terlihat.

Dia segera menghabiskan makanannya, membayarnya, dan segera pergi begitu saja tanpa bicara.

Emang bener ya, ibu-ibu kaya gitu nggak pernah enggak kepo, pasti selalu kepo, dasar!’, batinnya.

A
Alhamdulillah bisa update. Semoga bisa update lagi

Twins [Season 3] [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang