Harus kemanakah jangkar dijungkalkan ke tepi
Jika mata ini hanya melihat kaki kaki langit
Dimana, akan dituju bahtera ini berlabuh
Sudah sesak batang ini
Berasa dililit tak ada jalan udara
Takdir dalam ruang memakan waktu begitu cepat
Tubuh ini harus tegar, tetap kuat
Tak ada waktu dimana karena sudah habis
Tanpa sempat untuk tertawa
Motor sport merah itu melaju cukup cepat. Menyibak menempel dan terus bergerak maju menyusuri jalan kota metropolitan. Rizki tak begitu fokus mengendarai dan mengarahkan motornya itu. Dia malah sesekali memicingkan matanya karena silau terik mentari siang. Pemuda yang menggunakan jaket tanpa lengan warna merah marun itu mengendarai motor sambil terus melamun.
Dia hanya sesekali memperhatikan jalan, dan membiarkan jaketnya terbuka tanpa dikancing, berkibar bersama motornya yang melaju cepat. Di balik helmnya dia terus berpikir.
‘Kenyataannya cepat atau lambat Putri pasti berubah, dia pasti akan mulai menguasai kekuatannya dan tanpa sadar menyerang kami, mungkin juga menjauh dari Ridho’.
Rizki mengibaskan jaketnya yang berkibar, dan kemudian menarik gas dengan kecepatan penuh.
‘Aku pernah masuk dalam ilusi kekuatan itu dulu, ilusi itu adalah bagian dari kekuatan cenayang pengendali pikiran. Beruntung dari ilusi itu aku banyak tahu tentang seluk beluk kekuatan hitam itu. Tapi kalau tentang pemusnahan kekuatan itu…., hm.., bagaimana ya…. . Kekuatan itu adalah ciptaan seorang dukun terkenal yang sakti. Ya, aku tahu betul, kekuatan itu awalnya dimiliki oleh Kakek dari Wijaya, yang kemudian diteruskan pada Ayah Wijaya dan Wijaya sebagai kelinci percobaan. Cara kerja kekuatan itu adalah seperti benih. Dimana jika benih itu terus di siram, dalam kata lain terus mendapat tumbal hasil membunuh, benih itu akan terus bertambah besar. Seiring dengan siraman yang makin banyak, benih itu mencapai puncaknya, menguasai semuanya. Dan di saat benih itu tiba waktunya untuk turun dari kejayaan, benih itu akan menumbuhkan benih baru, dengan merasuki raga baru untuk pengembangan benih selanjutnya’.
Sambil memutar gas, Rizki terus menyeringai, kepalanya mungkin mula pening karena terlalu keras berpikir. Dia terus mengendarai motornya melewati jalan-jalan yang padat akan kendaraan. Sesekali dia terjebak macet, hanya bisa menunggu dan terus berpikir dengan bosan.
‘Di saat tumbal tak terpenuhi, kekuatan itu tak akan mencapai puncak kejayaan. Itu mudah jika setelah itu mereka ku panggang dengan lavaku. Tapi… tapi ‘mereka’ itu sekarang adalah Putri, dan entah apa yang terjadi saat aku memanggangnya nanti, aku takut menghianati Ridho, tapi kalau tak begini kegelapan Kusumadipati akan terus berkembang’, Rizki menghela nafas panjang.
‘Alternatif lain dari ini semua hanya ada satu, kekuatan itu harus diangkat dari tubuh Putri. Tapi bagaimana??, aku nggak tahu tentang itu….’.
…
Motor Rizki kemudian sudah memasuki jalan di dalam sebuah kompleks perumahan elit. Itu adalah jalan untuk ke rumah Lesti yang ada di ujung kompleks.
Dia memang akan ke rumah Lesti, sekedar bertemu dan sedikit bermesraan dengan ‘Dede’nya itu. Tapi tak lama, matanya yang masih berat karena berpikir, mendadak kembali cerah seketika setelah melihat seseorang di trotoar jalan, sekitar 100 meter di depan sana.
Gadis dengan gaun pink bermotif putih yang cantik, menenteng tas warna merah mawar, sedang berjalan santai di depan sana.
‘Lesti!’, Rizki tersenyum senang melihat Lesti di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins [Season 3] [Tamat]
Fantasy'Aku ini apa?, yang dibenci....., tapi siapa yang membenciku?, kenapa dia membenciku, apa, apa salahku?. Aku hanya ingin hidup normal.........., tapi takdir tlah memberiku kekuatan ini, tapi kenapa?, kenapa kekuatan ini membuatku dibenci olehnya...