Di saat waktu yang membatu
Pada embun dengan suara tambun
Menyesapkah cecaran tentang bisikan langkah lamunan
Matahari memulai tinggi
Masihkah seri, mata dan hati
Pada waktu lalu, meski bertalu-talu
Mada aruna
Yang meninggi merona
Mengingat masa itu, kiranya
Kaki mungil itu berhenti, karena sedari tadi sudah kesana kemari tanpa berhenti. Matanya, juga kakinya sedari tadi tak berhenti,
tersinkron dengan satu tujuan
"mencari Rizki".
Namun kesinkronan itu sudah berlalu, sekarang kaki itu sudah berhenti, mengistirahatkan dirinya,
"Di mana A' Iki?!!!, dan di mana aku sekarang?!!".
Lesti beristirahat, duduk di bawah pohon rindang di sebuah pekarangan dekat rumah warga. Lesti sudah terlanjur lelah mencari Rizki, namun rasa khawatirnya itu tetap ada, membuat dia terus bersemangat mencari keberadaan Rizki.
"Ah... capek..., panas...., A' Iki di mana?!!!!!!".
"Czzzz..."¸mendadak semuanya membeku, pohon, rumput, rumah, dan apapun benda yang Lesti lihat membeku.
"Es?!, ada apa?, apa aku lagi ngimpi?".
Seseorang berjalan bendekat, itu Ridho, wajahnya teduh, sebeku es.
"Jangan pergi jauh lagi Les..., Rizki pasti kembali".
Ridho menjulurkan tangannya, membantu Lesti berdiri dari duduknya.
"Ayo kita pulang".
...
Matahari sudah tambah tinggi, itu berarti hari sudah semakin siang.
Tapi sedari tadi, tetap saja, Ridho tak henti-hentinya bolak-balik di depan kaca jendela. Kaca jendela yang menampakan jelas suasana pendhapa di depan rumahnya yang tetap sepi. Ridho terus menanti kembarannya, entah di mana sekarang.
Firasatnya mengatakan sesuatu sudah terjadi, tapi entah apa itu, dia mulai resah dan malah terus teringat Putri, padahal yang dia nanti sejak sejengah jam lebih dari tadi adalah Rizki.
"Duh, dimana Rizki, dan, dan apa yang Putri lakukan sekarang.... Arghh ingatanku serasa hilang, aku tak mengingat apapun sejak aku tersadar di kamar tadi", renguh Ridho.
Dia merasa ada yang janggal, tapi entah apa itu.
Sekejap, seseorang menepuk pundak Ridho, membuatnya tersentak dan menghentikan langkahnya yang sedari tadi hanya mondar-mandir di depan jendela.
"Lesti?!, ada apa", jawabnya seolah biasa saja.
"A' Iki belum pulang Dho?".
Ridho tak langsung menjawabnya, dia menoleh pada jendela sekali lagi, memastikan apa yang akan dia jawab. Tepat sebelum dia akan menjawab Putri, dia mendapati ada sebuah perbedaan dari apa yang dia lihat di jendela terakhir kali. Terlihat jelas seseorang, dengan tubuh berlumur lumpur yang mengering, berbaring terlentang di lantai pendhapa.
Ridho terbelalak,
"Rizki!",
dia dengan cepat melewati pintu depan yang sudah terbuka, menghampiri seseorang itu. Mendengar Ridho yang terkejut, Lesti ikut terkejut, dia mengikuti kemana Ridho keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins [Season 3] [Tamat]
Fantasy'Aku ini apa?, yang dibenci....., tapi siapa yang membenciku?, kenapa dia membenciku, apa, apa salahku?. Aku hanya ingin hidup normal.........., tapi takdir tlah memberiku kekuatan ini, tapi kenapa?, kenapa kekuatan ini membuatku dibenci olehnya...