• Jung Yerin Side •
Dari sini semuanya berawal, di saat aku tidak menemukan sosok penyemangat hidup, dan merasa menjadi makhluk yang paling menyedihkan di dunia.
Dan gagal dalam hubungan percintaan, Oh shit. Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, karena aku berfikir bahwa perasaan suka atau cinta kepada orang telah lama mati, membeku di sini. Dan tidak ada niatan untuk tertarik dalam menjalani hubungan, terlalu malas untuk menjadi buta akan cinta.
Mataku kembali mencari dimana terakhir kali benda tajam itu menggores, dan meningalkan bekas luka garis panjang lurus tidak beraturan, di kulit putih yang sangat kontras dengan warna merah darah, ataupun bekas luka yang telah mengering menjadi koreng.
Ini sudah di ambang pemikiran gila yang selalu inginku coba, menengelamkan diri hingga kehabisan nafas dan mati, ataupun mensayat diri dengan benda tajam tepat di nadi, hingga menyebabkan urat nadi terputus.
Namun sial, aku selalu saja gagal, karena perasaan akan takut sebelum mecoba, dan berberapa berita mengingatkanku dengan kejadian minggu kemarin di bagian pertama berita di koran, seorang lelaki yang tidak sengaja terpeleset dan jatuh masuk ke sungai, dan saat di temukan dengan keadaan kembung yang telah di isi air di seluruh tubuh. Hell no! Membayangkanya sudah membuatku bergidik ngeri, kupikir cara mengakhiri dengan sianida pilihan yang tepat. Hanya meminumnya, dan menunggu saat kapan ajal akan menjemput. Mungkin aku harus mencobanya lain kali.
Namun fikiran positif itu hilang seketika, saat perkataan sampah itu menjadi pikiran di setiap detik, membuatku menjadi sosok lain yang ingin mencoba berkali-kali membunuh diri sediri dan menjadi seorang pecundang yang berlari dari masalah.
Semilir angin sore menyapa lembut saat itu, namun berbeda dengan badai kencang yang tengah menguasai diri.
Satu langkah kaki jenjang miliku sudah mendepati, dan menginjak pagar pembatas, sungai menyapaku dengan senang hati, tinggal satu kaki lagi, maka aku akan selesai.
Sial. Aku masih saja ragu untuk melepaskan cengkamanku pada pagar, saat kedua kakiku benar-benar menapak sempurna, dengan kaki yang bergetar hebat. Aku masih takut untuk mati, tetapi aku sudah lelah dengan kehidupan.
Aku harus bagaimana?
Mati atau tetap berjuang menahan sakit?
[ ]
A/n : gaktau pengen aja buat cast yerinn aku mengajukan cerita ini khusus untuk anak yang patah semangat akan tujuan hidup
Kita sama gaes, sering berfikir untuk membunuh diri sendiri karena sudah capek dengan permasalahan yang mungkin saja dapat membuat kita depresi.
Tapi ingat, bunuh diri ngak nyelesain masalah! Jadi love yourself okei💓
Cintai diri sendiri lebih dulu, baru doi hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [ Taerin ] ✓
Short Storyaku tidak mengisahkan banyaknya kisah cinta yang bertebaran di kalangan remaja saat ini, tidak. Ini tentang masalah bagaimana menerima diri sendiri, dan menyakini jika kita harus mencintai diri sendiri ketimbang orang lain. Bukan terkesan tidak perd...