Chapter 28: Mencoba

490 67 0
                                    

hwang eun bi side•

Seolbin menatap punggung anaknya yang kian merosot itu, melihat Eun Bi yang kembali lesu pulang sekolah tepat setelah satu pekan belakangan, Wanita paruh baya itu mulai menerka-nerka apa yang menjadi faktor Eun Bi menjadi seperti ini.

Kekasih? Tidak mungkin, Yerin saja berkata jika Eun Bi tidak dekat dengan lelaki manapun, tetapi itu juga bisa jadi. Mungkin saja, urusan percintaan.

"Kenapa kau memainkan ponsel terus menerus, cepat makan. Atau ibu sita ponselmu." ancam Seolbin, Eun Bi sedikit melirik ke arahnya kemudian menghembus nafas pelan dan meletakan ponselnya di samping piring, mulai melahap makananya dengan tidak semangat.

"Apa yang kau pikirkan? Kau berkelahi dengan kekasihmu?" Tanya Seolbin penasaran, biasanya Eun Bi senang sekali berbicara saat makan tetapi lihatlah, bahkan Gadis ini sangat malas untuk bergerak, walaupun hanya mengerakan sendok untuk memasuki ke dalam mulutnya.

Pertanyaan Seolbin tadi hanya di beri gelengan oleh Eun Bi. "Tidak, aku tidak mempunyai kekasih."

"Lantas? Kenapa kau jadi seperti orang putus cinta seperti ini?." perkataan Seolbin sempat terjeda tiga puluh detik lamanya, nampaknya sang anak tidak ingin bercerita.

Oleh sebab itu, Seolbin melanjutkan makanya.

"Bu..." panggil Eun Bi pelan, membuat Seolbin mendongak ke arah putrinya. "Kenapa?"

"Apa....." jeda Eun Bi sejenak. "...Seseorang yang menjauhi temannya, hanya karena ia takut untuk ikut menjadi olokan itu adalah orang jahat." kata Eun Bi, mentap penuh ke arah Seolbin. Membuat Seolbin memberhentikan kunyahanya, dan melancarkan tengorokannya dengan air putih, kemudian menatap penuh ke arah Eun Bi.

"Tentu saja salah, kenapa kau bertanya seperti itu? Kau ada masalah di sekolah?" tebak Seolbin, membuat Eun Bi hanya mengganguk ragu.

"Yerin. Di jebak, dan dia di jauhi seluruh orang di kelas maupun sekolah." Seolbin hanya menghembus nafas pelan. "Termasuk kau juga menjahuinya?"

Eun Bi mengganguk pasti, kembali membuat Seolbin menghembus nafas pelan. "Eun-ie, ibu tidak pernah mengajarkanmu untuk memilih dalam berteman. Termasuk Yerin, kau tau dia tidak bersalah. Kenapa kau tidak coba untuk membela, dan setidaknya berada di sampingnya saat ini? Bukankah kalian bersahabat? Kau menjauhinya hanya karena kau takut bernasib sama seperti dirinya? Tidak. Itu tidak benar, tidak apa jika kau di jauhi banyak orang, tapi ingatlah. Perbuatan baik, akan di balas dengan yang baik pula."

Seolbin tersenyum, menyubit hidung milik Eun Bi pelan. "Kau sendiri yang bilang, jika anggota keluarganya sangat membenci dirinya, belum lagi dia tinggal bersama bibi bukan orang tua. Ibu tidak bisa menebak apa yang akan terjadi nantinya, selamatkan dia sebelum semuanya terlambat."

Eun Bi terdiam sesaat, nampak ragu dengan apa saran yang Seolbin berikan padanya.

Seolbin melihat itu hanya tersenyum pelan, "tidak ada salahnya untuk mencoba, jika kau ragu. Cobalah untuk melindungi dan mengawasinya dari jauh, dan dalam diam."

Nampak senyum sedikit terbit di kedua belah bibir Eun Bi, kemudian mengganguk pelan. "Akan ku coba, mulai dari tingkat rendah. Mengawasinya dari jauh."

Seolbin hanya mengganguk, dan tersenyum. Ternyata ini yang menjadi permasalahan kenapa Eun Bi menjadi sedikit murung sepekan ini. Kemudian wanita paruh baya itu menuangkan air putih ke dalam gelas, melirik ke arah Eun Bi yang makan sedikit lebih semangat dari sebelumnya.

Semoga anak itu baik-baik saja.

[ ]

Save Me [ Taerin ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang