Aku telat bangun, datang terlambat. Dan lebih buruknya lagi, saat ini aku menambah point pelanggaran, juga baju olahraga yang lupaku bawa karena tidak menyiapkanya dari semalam.
Aku hanya sibuk menangis semalaman, dan tertidur pada pertengahan malam. Akibat dari banyaknya menangis membuatku pusing, sehingga ada alasan bagiku untuk menetap di ruang kesehatan, selagi menghindari karena aku tidak membawa baju olahraga.
Tidak ada apapun yang aku lakukan di sini, kecuali memijat pelipisku yang sangat pusing, dan menarik ke telinga sehingga membuat telingaku berdengung, dan itu sangat menyakitkan.
Mulai dari pelipis, ke hidung, dan saat aku menyentuh hidung, aku merasakan bau amis seperti darah, dan seperti ada yang mengalir di sana. Apa? Aku mimisan.
Benar, aku menemukan darah kental tepat setelah aku menyerka air, yang ku sangka adalah kotoran cairan hidung. Itu ternyata darah.
Aku mimisan, tetapi kenapa? Tidak biasanya aku seperti ini, terakhir kali aku mimisan, saat aku mengalami demam tinggi saat sekolah dasar, itu sudah terlalu lama.
Kepalaku semakin pusing, dan berdengung semakin kuat, seperti suara tv yang kehilangan sinyal, sangat menyakitkan.
Namun, syukurlah. Aku masih bisa berjalan, untuk menaiki tangga ke lantai tiga, walau terlatih. Aku ingin mengambil ponsel, ingin menghubungi kakak sepupuku yang berada di rumah. Kebetulan semalam ia menginap, tempat kuliahnya tidak jauh dari sekolah, semoga saja kelasnya sudah berakhir dan bisa menolongku untuk kembali ke rumah.
Namun yang ku temukan adalah sosok lelaki yang sedang menghidupkan pematik, dan menyulur ujung puntung rokok yang berada di depanya.
Duduk di sudut ruangan, dengan asap yang mengepul di sekitarnya, aku mengenal sangat mengenal postur tubuh setra potongan rambut aneh yang hanya satu, di sekolah ini.
Aku bersembunyi, untuk melihat apa yang ia lakukan saat pelajaran olahraga sedang berlangsung, dan semua warga kelas sedang melakukan pemanasan di lapangan.
Nampak sosok lelaki itu berjalan mendekat ke arah bangku milik Eun Bi, dan memasukan satu bungkus rokok ke dalamnya. Mataku membulat, tidak mungkin. Kenapa ia melakukan itu?
Pandanganku semakin memburam, samar-samar aku mendengar langkah kaki itu hendak keluar dari kelas, kakiku terasa di paku di tempat, kepalaku mulai berputar. Aku sempat merasakan tubuhku, menghantam lantai.
Dan terakhir yang kulihat hanyalah sepasang sepatu kulit hitam, berada di depan wajahku. Berhenti disana, dan menghitam seketika.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [ Taerin ] ✓
Short Storyaku tidak mengisahkan banyaknya kisah cinta yang bertebaran di kalangan remaja saat ini, tidak. Ini tentang masalah bagaimana menerima diri sendiri, dan menyakini jika kita harus mencintai diri sendiri ketimbang orang lain. Bukan terkesan tidak perd...