Chapter 43: Tawaran

468 62 2
                                    

Kejadian yang tidak terduga, Taehyung datang bersama Jimin mengujungi rumah Eun Bi saat jelas kami masih terlelap, karena kelelahan menonton sampai pagi semalam.

Aku tentu saja terkejut, saat menemukan kedua lelaki itu berada di hadapanku, tepat setelah aku membuka pintu.

"Mau apa kalian ke sini?" tanyaku dingin, sungguh aku benar-benar muak bertemu orang lain. Bahkan, sekaligus aku mengenalnya berberapa tahun belakangan, namun kami tidak sedekat itu.

Sekali lagi, aku melihat tatapan Taehyung meneliti seluruh tubuhku, yang hanya berbalutkan pakaian Eun Bi kemarin, aku benar-benar malas untuk mandi.

Sungguh, mata Taehyung benar-benar membuatku risih. Dia menatapku dari ujung kepala, hingga ujung kaki. Dengan padangan sedihnya.

"Kami hanya ingin mengerjakan tugas kelompok, kalian satu kelompok dengan kami." akhirnya lelaki bermata tipis itu mengeluarkan suaranya, membuatku mendecih pelan. "Kami sudah tidak perduli dengan nilai, ku pikir nama kami benar-benar di coret dari sekolah ternyata tidak."

"Kalian bisa mengerjakannya berdua, dan mendapatkan bonus tambahan bukan. Jadi, apalagi? Pergilah." kataku dingin, membuat Taehyung menatapku tajam seperti tidak setuju. Membuatku balik menatap tajam, namun Jimin segera menegahi. "Sudah, jika kau tidak mau tidak apa. Kami hanya menawarkan."

"Ayo." kata Jimin, kemudian menarik lengan Taehyung untuk berjalan keluar dari perkarangan rumah.

Taehyung kembali menatap ke arahku. Sangat lama, aku sungguh tidak mengerti. Tetapi, aku juga ikut terhanyut di dalam mata tajam milik lelaki berhidung mancung, yang sangat menawan. Dia sempurna.

Jimin memberhentikan langkahnya, kemudian mendesah lelah. "Aku menunggumu di depan, cepat selesaikan urusanmu."

Kemudian Jimin berjalan keluar dari perkarangan rumah, meninggalkanku bersama Taehyung yang saling menatap dengan keadaan canggung.

"Temui aku di Cafe di pinggir jalan gangnam, jam sepuluh pagi. Aku menunggumu." kata Taehyung cepat, hei. Gila, aku sangat terkejut. "A-apa? Kenapa harus?"

"Turuti saja, banyak yang ingin aku katakan padamu." ucap Taehyung setelah itu, kemudian berbalik menatap ke arah Jimin yang telah memberi kode untuk cepat bergegas. Taehyung mengganguk, kemudian beralih kembali menatap ke arahku. Menanti jawaban.

Jujur saja aku takut, jika saja ini jebakan. Taehyung akan menjebakku, bersama teman-teman lainya. Mengingat, dia sangat dekat dengan Yu Na dan So Jung bisa saja kedua gadis itu ingin membalaskan dendamnya padaku.

Taehyung berbalik kembali menatap Jimin cemas, membuatku mengganguk kemudian melihat raut wajah Taehyung yang lebih cerah sebelumnya, lelaki itu tersenyum kemudian berlari keluar setelah mengucapkan terimakasih kepadaku.

Aku tidak mengerti, lelaki itu benar-benar sinting. Dan aku tidak terlalu memperdulikan tentang perkataan Taehyung, aku hanya ingin lelaki itu cepat pergi. Dan setidaknya itu berhasil, dan aku tidak akan menepati janji untuk itu, tentu saja. Aku tidak ingin menjebak diriku sendiri.

[ ]

Save Me [ Taerin ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang