"Tae! Tunggu aku!" geramku, saat Taehyung sudah berjalan lebih dulu di depan, membuatku mau tidak mau berlari kecil mengejarnya.
Aku bisa melihat, saat itu lelaki itu tertawa, terlihat dari gerak tubuhnya yang bergetar naik turun, dan menarik pengait tasku dan menyeretku saat itu juga, aku tidak tau pasti. Kenapa lelaki ini bertingkah seperti pemilik peliharaaan, dan aku adalah peliharaannya.
"Hei, lepaskan." kataku kesal, membuat Taehyung hanya terkekeh dan tersenyum kotak, tidak melepaskan tanganya dari tasku. Kemudian kembali menyeretku.
Sialan, gerutuku pelan.
"Langkahmu sangat besar, dan kau tau aku memakai rok. Di sini banyak angin, jika terbang menampakan celana pendekku bagaimana!" kesalku, lantas membuat Taehyung mengedip berapa kali, kemudian berdeham pelan. "Maaf, kau harusnya cepat. Mungkin, bus terakhirmu akan segera tiba."
Aku hanya mengerutu pelan, kemudian membenarkan letak tasku, yang sempat miring dan membuatku risih, dengan cepat melaju ke arah Taehyung yang sudah lebih dulu jauh di depan.
"Tae-ah, apa kau akan berhenti di halte yang sama?" tanyaku, membuat Taehyung yang sedang memainkan ponselnya menatapku sejenak, kemudian mengganguk. "Kenapa?"
"Tidak, aku hanya merasa di abaikan dari tadi, aku hanya ingin basa-basi." kataku pelan, membuat Taehyung melirik ke arahku dan tersenyum, kemudian memasukan ponselnya ke dalam saku, lelaki itu peka ternyata.
Hal menyebalkan, ia kembali menarik suraiku yang sengaja aku kepang menjadi dua. Juga poni tipis yang menutup keningku yang menurutku lebar.
"Kenapa kau selalu memakai poni? Tidak ingin mencoba gaya rambut baru?" tanyanya, membuatku menggeleng pelan. "Tidak tertarik, aku lebih suka begini. Aku imut bukan?"
Taehyung menarik suraiku sedikit kuat. "Tidak, kau jelek." katanya, membuatku menggerutu pelan. "Sialan."
"Apa kau menyembunyikan dahimu yang lebar di sana?" tanya Taehyung, membuatku kembali tersulut emosi. "Ck, menyebalkan. Iya, dahiku sangat lebar? Kenapa? Kau mau mengejeknya!"
"Jika kau sudah tau, untuk apa bertanya, dahi lebar." ejek Taehyung, membuatku melepaskan sepatuku dan berlari mengejarnya, ancang-ancang untuk membidik kepalanya dengan serangan dari lemparan sepatuku.
"Hei, sialan kemari kau!"
Tidak seperti biasanya, kami selalu pulang bersama semenjak mengetahui bus kami satu arah, walaupun di pertengahan perjalanan kami terpisah, setidaknya aku tidak pulang sendirian lagi akhir-akhir ini.
Aku merasa ringan.
[ ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [ Taerin ] ✓
Short Storyaku tidak mengisahkan banyaknya kisah cinta yang bertebaran di kalangan remaja saat ini, tidak. Ini tentang masalah bagaimana menerima diri sendiri, dan menyakini jika kita harus mencintai diri sendiri ketimbang orang lain. Bukan terkesan tidak perd...